Sabtu, 31 Mei 2014

Jamuan Makan Buat Ayah

Sangat disarankan! Para bos harus membacanya! Memberi pencerahan, dan sangat mengharukan!

Bos, bisakah Anda mengundang ayah saya makan? Tentu saja, saya yang akan membayar biayanya…………

■■■ Setelah lulus, saya bekerja di departemen administrasi pada sebuah perusahaan perdagangan asing di Suzhou. Setiap hari pekerjaan saya adalah mengerjakan pekerjaan serabutan, mengetik, foto copy, dan menyusun data. Dengan giat saya melakukan pekerjaan bagian saya, hanya karena ingin mendapatkan tempat berpijak di kota ini. Karena kepribadian saya yang introvert, tidak suka menonjolkan diri, sering kali sepanjang hari di kantor hanya mengucapkan beberapa kata. Teman-teman sekantor sangat sungkan kepada saya, namun juga saling menjaga jarak masing-masing.

Hari itu, ayah menelpon dan berkata, ingin datang dan tinggal beberapa waktu lamanya. Sebenarnya saya tahu, ayah hanya ingin melihat bagaimana keadaan hidup saya; tinggal di mana? bagaimana lingkungan kerjanya? Punya teman atau tidak? Ibu sudah lama meninggal, ayah yang seorang diri membesarkan saya. Dalam kenangan masa kecil, seluruhnya adalah saat saya duduk di stang sepeda ayah yang bermerek Phoenix, mengkutinya menjual tahu dari jalan ke jalan.

Saya tidak memiliki teman di kota ini, bagaimana bisa memberi ayah sebuah alasan untuk tidak kuatir? Setelah dipikir-pikir, saya memutusan untuk mohon bantuan pada bos saya.

Sepanjang hari itu, mengamati gerak-gerik bos dengan hati-hati, beliau tentu tidak mengenal saya, bagaimana saya harus buka mulut kepadanya? Akankah beliau menyetujui permohonan saya yang konyol ini? Saya sangat bingung, menunggu sampai waktu pulang kantor, baru mengeraskan kepala dan mengetuk pintu ruangan beliau.

Ini adalah untuk pertama kalinya saya masuk ke ruangan bos, setelah setenggah tahun lebih saya bekerja di perusahaan ini.

Melihat saya masuk, beliau terlihat bingung dan bertanya, kamu siapa?

Saya sangat malu, dengan terbata-bata menjelaskan identitas saya. Bos melihat wajah saya yang memerah, sambil tersenyum berkata: "Jika ada masalah, bicara pelan-pelan."

Saya terdiam untuk waktu yang lama, kemudian berkata:"Saya harap Anda bersedia mengundang ayah saya makan, atau penanggung jawab perusahaan mengundang ayah saya makan atas nama perusahaan." Saya mengumpulkan keberanian yang besar, menceritakan banyak hal antara saya dengan ayah. "Ayah sangat menghawatirkan saya, selalu merasa saya akan menderita di luar, walau sebenarnya sangat baik, pekerjaan stabil, juga dipedulikan oleh pemimpin dan rekan kerja…………" Karena tegang, wajah saya semakin memerah, takut beliau tidak setuju, dan segera dengan terbata-bata menambahi, "Tentu saja, saya yang akan membayar biayanya…………

Tidak menunggu sampai saya selesai bicara, beliau menjawab: "Jumat malam kita makan bersama, bagaimana?"

Saya terkejut sejenak, lalu gembira: "Boleh, boleh, hari apa saja boleh."

"Baiklah, kamu bisa cuti beberapa hari, ajaklah ayahmu berjalan-jalan, saya akan menyuruh supir kantor, agar beberapa hari ini kamu bisa pergi keluar memakai mobil kantor."

Saya melambaikan tangan dengan gugup: "Tidak, tidak usah, sungguh tidak usah, saya sudah sangat berterima kasih kepada Anda." Saya tidak tahu harus berkata apa, hanya bisa membungkuk kepadanya.

Sebelum hari Jumat depan, supir mencariku, menemaniku menjemput ayah di stasiun dan pergi ke restoran. Supir menyebutkan nama restornnya, saya sungguh tidak menyangka, ini adalah restoran yang sangat mewah di kota ini, dan saya belum pernah masuk.

Itu adalah makan malam mewah dan hangat, menunya sangat banyak, bos membawa arak yang terbaik, seluruh staf perusahaan berpartisipasi. Sangat banyak orang yang tidak mengenal saya, biasanya bila bertemu hanya sebatas menganggukan kepala, namun di tengah jamuan makan ini, mereka menunjukan bahwa sangat mengenal saya, memuji proposal yang saya tulis sagat bagus, setiap hari sangat pagi sudah sampai di kantor. Semua orang mengobrol dengan santai, berbicara dan tertawa, serta menemani ayah minum dan bersenang-senang.

Lewat 2 hari, pagi-pagi benar supir sudah menunggu di lantai bawah flat sewaan saya, membawa saya dan ayah berkeliling kota yang indah ini.

2 hari kemudian, ayah membeli tiket untuk pulang, dan berkata: "Sebelum datang ke sini, ayah sangat kuatir, dan ingin tinggal beberapa hari, namun ayah melihat hidupmu sangat baik, ayah bisa pulang tanpa kuatir."

Setelah ayah pergi, saya siap mengucapkan terima kasih kepada bos. Namun sebelum sempat saya pergi menemui beliau, bos sudah mengelar pertemuan besar bagi seluruh staf perusahaan. Saat pertemuan, bos menyebut nama saya, beliau pertama-tama menyataan permintaan maaf kepada saya dan seluruh staf seperti saya atas ketidak pedulian yang pernah beliau lakukan, kemudian beliau berkata, ingin mengucapkan terima kasih kepada saya yang telah mengajuhkan permohonan ini, membuat beliau tahu, apa artinya manjadi kolaktif.

Perusahaan bukan hanya tempat bekerja, juga adalah sebuah keluarga besar di mana setiap orang saling memperdulikan dan mengasihi.

Selain kompetisi, selain kemajuan, selain keuntungan dan pengembangan, juga harus ada kehangatan yang biasa dimiliki oleh sebuah keluarga. Ini barulah disebut sebuah kelompok kolektif yang baik, sebuah kelompok kolektif yang selamanya akan tetap maju ke depan. Sambil berkata, bos bangkit berdiri, membungkuk dalam-dalam kepada seluruh anggota staf.

Di tengah tepuk tangan yang panjang, saya menangis untuk kehangatan seperti ini.

Sejak saat itu, saya menjadi termotivasi, inisiatif, dan antusias. Perusahaan juga berubah, tidak lagi seperti yang dulu, hubungan antara yang satu dengan lainnya hanya penuh dengan sopan santun profesional. Suasana menjadi lebih hangat. Di antara anggota staf saling mempedulikan, seperti keluarga sendiri.

Tahun 2009, ketika krisis moneter melanda seluruh dunia, sangat banyak perusahaan perdagangan yang mengalami kerugian besar, sampai bangkrut. Tapi perusahaan kami bukan hanya tidak mengalami kerugian, tapi juga ada sedikit surplus.

Hari ini, 3 tahun sejak saat itu, saya sudah dipromosikan dari seorang pegawai kecil menjadi manajer bisnis perusahaan. Saya selalu mengingat pengalaman ini, dan menceritakan kisah ini kepada setiap pegawai baru, serta mempraktekkan "kekuatan kasih sayang mengalahkan semua konsep." Sampai hari ini, semua orang di perusahaan berkata, itu adalah pelajaran terbaik seumur hidup mereka.

Orang yang Anda benci, tidak akan Anda jumpai lagi di kehidupan mendatang, karena itu jangan membuang-buang waktu dengan dia; orang yang Anda kasihi, juga tidak akan Anda jumpai lagi di kehidupan mendatang, karena itu pelakukanlah dia dengan sebaik-baiknya di kehidupan ini.

Orang yang berhikmat pasti rendah hati, dan orang yang baik pasti bermurah hati; hanya orang yang bodoh pasti bertindak agresif, dan orang yang fasik pasti sangat memperhitungkan untung rugi.


Senin, 26 Mei 2014

Sebuah Universitas Terbaik



Ini adalah sebuah univesitas terbaik; jika kau bisa menyelesaikan semua kredit semester di sini, maka di masa depan, masih adakah hal lain yang tidak bisa kau lampaui dan diterobos?

Penuturan langsung seorang yang memenangkan mendali emas dalam Olimpiade Matematika Internasional.

28 Juli 1997, An Jinpeng, seorang siswa kelas 3 SMA dari Tianjin China, memenangkan medali emas dalam Olimpiade Matematika Internasional ke 38 yang diselenggarakan di Argentina, hal ini membuka lembaran baru sejarah bagi Tianjin China. Kesuksesan si jenius Matematika berusia 19 tahun ini adalah karena dia sudah belajar di sebuah universitas terbaik.

Tentunya Universitas Taiwan tidak termasuk dalam 100 besar dunia. Setelah Anda membaca penuturan lanngsung An Jinpeng di bawah ini, akan tahu apa itu universitas terbaik. Oh………… Oh……. Oh………. Sungguh-sungguh mengharukan.

5 September 1997, adalah hari dimana aku meninggalkan rumah pergi untuk meliput ke Institut Matematika Universitas Bejing. Setiap pagi asap dari dapur mengepul naik di atap rumah pertanianku yang tua dan reot. Ibuku yang timpang sedang meramas tepung untukku. Tepung ini diperoleh ibu dengan menukarkan 5 butir telur ayam dengan tetangga. Kakinya yang timpang adalah akibat 2 hari lalu terkilir di jalan saat mendorong segerobak penuh sayuran menuju kota demi mencarikan sedikit tambahan uang sekolah untukku. Sambil memegang mangkok, aku menangis. Aku meletakan sumpit dan berlutut di lantai, sangat lama mengusap kaki ibu yang bengkak melebihi Man Tao, air mataku mengalir jatuh ke lantai.

Rumahku di desa Da You Dai, Kabupaten Wuqing, Propinsi Tianjin, aku memiliki seorang ibu terbaik di dunia, namanya Li Yanxia. Keluargaku sangat miskin. Saat aku lahir, nenek terbaring sakit di atas tempat tidur batu. Saat umur 4 tahun, kakek menderita asma bronchial dan hemiplegia, hutang keluarga dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak.

Saat usia 7 tahun, aku masuk sekolah, uang sekolah ibu dapat dari meminjan kepada orang. Aku selalu memungut dan membawa pulang mata pensil yang dibuang oleh teman sekolahku, mengikatnya dengan benang pada sebatang ranting kecil dan memakainya untuk menulis, atau menghapus sampai bersih buku latihan yang telah penuh dengan penghapus, agar bisa digunakan lagi. Yang membuat ibu sedih adalah, terkadang sedikit uang membeli pensil dan buku tulis saja juga harus meminjam kepada orang lain.

Namun, ada juga saatnya ibu bahagia yaitu, tidak peduli ujian apapun, aku selalu menjadi nomer 1, Matematika aku selalu teratas. Karena dorongan ibu, aku merasa semakin belajar semakin menyenangkan. Aku sungguh tidak tahu apakah di dunia ini ada hal lain yang lebih menyenangkan selain belajar. Saat belum masuk SD, aku sudah selesai mempelajari aritmatika dan nilai desimal; saat SD, dengan mengandalkan belajar sendiri aku bisa memahami Matematika, Fisika, dan Kimia SPM; saat SMP, aku juga selesai mempelajari sendiri mata pelajaran ilmu eksakta SMA.

Mei 1994, kota Tianjin mengadakan kontes Fisika tingkat SMP. Aku adalah satu-satunya anak desa dari seluruh siswa 5 kabupaten di pinggiran kota yang masuk 3 besar. Juni tahun itu, aku direkrut oleh sebuah SMA terkenal di Tianjin, merasa senang luar biasa aku berlari pulang. Di luar dugaan, saat akan memberitahukan berita gembira ini kepada keluarga, wajah mereka sedang penuh dengan kesedihan ----- belum ada setengah tahun nenek meninggal dunia, kakek juga sedang sekarat, sekarang hutang keluarga sudah sampai 10.000 Yuan lebih.

Aku diam-diam kembali ke kamar, menangis seharian. Malamnya, aku mendengar suara pertengkaran di luar rumah. Ternyata ibu ingin menjual keledai milik kami, agar aku bisa bersekolah. Ayah berkeras tidak setuju. Perkataan mereka terdengar oleh kakek yang sedang sakit parah, kakek yang cemas langsung meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Setelah pemakaman kakek, hutang keluarga bertambah beberapa ribu Yuan. Aku tidak lagi menyinggung soal sekolah, surat perekrutan aku lipat dan masukan dalam sarung bantal, dan setiap hari ikut ibu bekerja di sawah.

Lewat 2 hari, aku dan ayah di waktu yang bersamaan mendapati, keledai sudah hilang!!! Dengan wajah marah ayah bertanya kepada ibu: "Kau sudah menjual keledai itu? Kau sudah gila! Kelak untuk menggiling tuaian, dan menjaul bahan makanan, kau harus mendorong dengan tanganmu, dan memikul dengan bahumu, uang beberapa sen hasil kau menjual keledai itu bisa untuk membiayai Jinpeng bersekolah 1 semester atau 2 semester?"

Hari itu, ibu menangis sangat keras. Dengan kata-kata yang kasar membentak ayah: "Anak ingin sekolah apa salah? Jinpeng berhasil masuk SMA di kota, di seluruh kabupaten Wuqing dialah satu-satunya! Kita tidak bisa membiarkan yang namanya kemiskinan menghambat masa depan anak. Meskipun aku harus mendorong dengan tangan, dan memikil dengan bahu, aku juga akan tetap menyuruhnya sekolah! "

Dengan memegang 600 Yuan yang ibu dapat dari menjual keledai, aku sungguh ingin berlutut dan berujud kepada ibuku. Aku sungguh-sungguh suka bersekolah, namun begitu aku bersekolah, ibu harus menanggung berapa banyak kesulitan dan penderitaan? Musim gugur tahun itu, aku pulang untuk mengambil baju musim dingin. Aku melihat wajah ayah sangat pucat, kurus seperti kulit membalut tulang, sedang berbaring di atas ranjang batu. Ibu mengatakan kepadaku dengan tenang: "Tidak apa-apa, hanya flu berat, sebentar lagi juga baik."

Siapa tahu, di hari kedua saat aku mengambil botol obat dan membaca tulisan bahasa Inggris di atasnya, ternyata obat-obat ini adalah untuk menghambat sel Kanker. Aku menarik ibu keluar rumah, sambil menangis bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi, ibu berkata sejak aku masuk SMA, ayah mulai berak darah, kian hari kian parah. Ibu meminjam 6000 Yuan untuk pergi periksa bolak balik Tianjin, Beijing, akhirnya didiagnosis sebagai polip usus, dan dokter mau ayah segera dioperasi.

Ibu siap meminjam uang lagi, tapi ayah tidak peduli hidup atau mati tidak akan setuju. Dia berkata, semua kerabat dan teman sudah dimintai hutang, hanya meminjam dan tidak membayar, siapa lagi yang masih bersedia meminjami kita? Hari itu, tetangga juga memberitahuku, ibu mengunakan cara yang kuno dan menyedihkan untuk menyelesaikan panenan, orang yang melihatnya langsung menangis, tapi tiap orang juga memiliki kesulitannya sendiri-sendiri sehingga tidak dapat membantu.

Dia tidak punya cukup kekuatan untuk mengangkat gandum ke tempat pengirikan gandum untuk digirik, juga tidak punya uang untuk membayar orang untuk membantu. Mana yang matang, itu yang dia potong. Kemudian dengan gerobak berpapan rata menariknya pulang ke rumah. Malam hari, di halaman dibentangkan selembar terpal plastik, dengan dua tangan meraup gandum dan menumbuknya di atas batu besar…… 3 Hektar gandum, dikerjakannya seorang diri, karena terlalu lelah, dia tidak bisa berdiri lagi, dan sambil berlutut menyabit gandum. Lututnya berdarah, saat berjalan meninggalkan jejak darah……… Tidak menunggu sampai tetangga selesai bercerita, aku segera berlari pulang, menangis dengan keras sambil berkata: " Ibu, ibu, aku tidak mau bersekolah lagi…….." Namun akhirnya ibu tetap mengusirku pergi ke sekolah.

Biaya hidupku setiap bulan 60 – 80 Yuan, sungguh sedikit dan menyedihkan jika dibandingkan teman sekolah lainnya yang sampai 200 – 240 Yuan. Namun, hanya aku yang tahu, demi sedikit uang ini, ibu menghemat dan mengumpulkannya sedikit demi sedikit dari awal bulan. Setiap Yuannya didapat dari menjual telur ayam dan sayuran. Saat sungguh-sungguh tidak cukup, terpaksa harus meminjam 20 – 30 Yuan. Namun, ibu, ayah, dan adik laki-lakiku hampir-hampir tidak pernah makan sayur, hanya sedikit sayuran yang tidak ditumis dengan minyak, tapi mencampurnya dengan kua acar dan dimakan. Entah berapa tahun mereka makan makanan seperti ini.

Demi supaya aku tidak kelaparan, setiap bulan ibu harus berjalan kaki 10 mil lebih membawa untukku banyak mie instant. Setiap akhir bulan, ibu selalu membawa sebuah bungkusan besar yang mengembung, dengan susah payah datang ke Tianjin untuk menjengukku. Bungkusan itu selain berisi mie instant, juga kertas-kertas bekas yang ibu minta dari sebuah percetakan yang berada sejauh 6 mil dari rumah (yang aku gunakan sebagai kertas hitung), serta sebotol besar kecap pedas, asinan, dan sebuah pisau cukur. (Tukang cukur di Tianjin paling murah 5 Yuan, ibu ingin aku menghematnya untuk membeli Mantao).

Aku adalah satu-satunya siswa di SMA Tianjin yang tidak mampu membeli makanan di kantin, meskipun hanya sayuran. Aku hanya bisa membeli 2 buah Mantao, kembali ke asrama meremdam mie instant, dan mencampur kecap pedas dan asinan untuk dimakan; aku juga adalah satu-satunya siswa yang tidak mampu mengunakan kertas tulis, aku hanya bisa mengunakan kertas bekas yang satu sisinya ada cetakan huruf untuk membuat naskah; dan lagi, aku adalah satu-satunya siswa yang tidak mampu mengunakan sabun, saat mencuci baju, selalu pargi ke kantin untuk meminta sedikit bubuk soda. Namun, aku tidak pernah merasa rendah diri, aku merasa ibu adalah pahlawan yang menderita, yang berperang melawan nasib buruk, menjadi kehormatan terbesar bagi diriku, anaknya!

Saat baru masuk SMA Tianjin, pelajaran Bahasa Inggris membuatku bingung. Saat ibu datang, aku menceritakan kepadanya tentang ketakutanku kepada Bahasa Inggris dan kekuatiranku tidak dapat mengejar, siapa menyangka dia menjawab dengan senyum di wajahnya: " Ibu hanya tahu kau adalah anak yang paling bekerja keras, ibu tidak suka kau berkata sukar, karena begitu kau bekerja keras maka tidak ada yang sukar. " Aku mengingat perkataan ibu ini. Aku sedikit gagap, ada orang yang memberi tahuku, untuk bisa berbahasa Inggris, pertama-tama harus melatih lidah mendengar perkataan sendiri, karena itu aku sering mengambil sebutir batu dan memasukannya ke dalam mulut, kemudian berusaha menghafalkan bahasa Inggris.

Lidah dan batu terus bergesekan, terkadang darah ikut mengalir dari sudut bibir, tapi aku tetap bertahan. Setenggah tahun berlalu, batu kecil itu sudah menjadi bulat karena terus bergesekan, lidahku juga sudah menjadi rata karena terus bergesekan, nilai Bahasa Inggrisku masuk 3 besar di seluruh kelas. Aku sungguh berterima kasih kepada ibu, kata-katanya mendorong aku secara ajaib untuk melampaui hambatan besar dalam belajar.

Tahun 1996, aku mengikuti lomba Olimpiade ilmu pengetahuan Nasional untuk wilayah Tianjin. Memenangkan hadiah pertama untuk Fisika dan hadiah kedua untuk Matematika, dan akan mewakili Tianjin untuk pergi ke Hangzhou mengikuti kompetisi Fisika Nasional. Merebut juara satu Nasional untuk ibu, kemudian mengikuti Olimpiade Fisika Internasional. Aku tidak bisa menekan gejolak dalam hatiku, segera menulis surat untuk ibu untuk memberitahukan kabar gembira ini dan harapanku.

Akhirnya aku hanya mendapatkan juara kedua. Aku menyandarkan kepala di tempat tidur, tidak makan dan tidak minum, meskipun ini sudah menjadi prestasi terbaik dari semua peserta yang berasal dari kota Tianjin. Namun, untuk dikabarkan kepada ibu yang sudah bersusah payah, sungguh tidak cukup! Sekembali ke sekolah, para guru membantuku menganalisa penyebab kekalahan: Aku selalu ingin mengembangkan kemampuanku pada semua bidang Matematika, Fisika, dan Kimia. Terlalu banyak tujuan, dan menyebabkan energi terbagi-bagi. Jika sekarang aku memusatkan perhatian kepada Matematika, tentu akan berhasil.

Januari 1997, akhirnya aku menjadi peserta dalam kompetisi Matematika Nasional, dengan nilai yang penuh merebut juara pertama, dan masuk dalam tim pelatihan Nasional, juga dalam 10 kali ujian aku menjadi juara. Menurut peraturan, aku harus menanggung sendiri biaya untuk pergi ke Argentina untuk mengikuti kompetisi. Setelah menyerahkan biaya pendaftaran, aku mengemasi buku-buku yang harus disiapkan dan kecap pedas buatan ibu, persiapan untuk bekerja selesai sudah.

Wali kelas dan guru Matematika melihat aku masih tetap memakai baju pemberian orang lain, baju yang warna dan ukurannya tidak sesuai, lantas membuka lemariku, menunjuk kemeja, celana, jaket panjang, T-shirt yang di tambal, baju dalam, dan berkata: " Jinpeng, ini semua bajumu? " Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan dengan cepat berkata: "Guru, saya tidak takut kehilangan muka, ibu selalu berkata [Jika dalam perutmu ada kitab syair, saat bernapaspun akan keluar kebanggaan] Dengan memakai baju-baju itu, saya tidak takut meski harus menghadap Presiden Amerika Clinton. "

27 Juli, kompetisi resmi dimulai. Dari jam 08.30 pagi sampai jam 14.00 sore, kami mengerjakan soal ujian selama lima setenggah jam penuh. Hari kedua, saat pengumuman pemenang, yang pertama kali diumumkan adalah pemenang medali perunggu, aku tidak berharap namaku disebutkan; kemudian diumumkan pemenang medali perak; terakhir………. Diumumkan pemenang medali emas, yaitu aku!!!!! Aku gembira sampai menangis, dalam hati aku berseru: " Ibu, anakmu berhasil. "

Berita aku dan teman sekolahku yang lain yang berbagi medali emas dan perak pada Olimpiade Matematika Internasional ke 38, malam itu juga disiarkan oleh China National Radio dan Radio of China. 1 Agustus, saat kami kembali membawa prestasi, Asosiasi Ilmu Pengetahuan China dan Perhimpunan Matematika China mengadakan upacara penyambutan besar-besaran untuk kami. Saat itu, aku ingin pulang, aku ingin secepat mungkin bertemu ibu, aku ingin dengan tanganku sendiri mengantungkan medali emas yang berkilauan ini di lehernya.

Hari itu juga, jam 10 malam lebih, dengan meraba kegelapan, aku akhirnya sampai di rumah yang selalu aku rindukan. Ayahlah yang membukakan pintu, namun yang langsung aku tarik kedalam pelukanku, tetap adalah ibuku tercinta. Di bawah bintang yang gemerlapan, ibu menariku dan memeluku dengan erat………. Aku mengeluarkan medali emas, dan mengalungkannya di lehernya, dia menangis karena bahagia!

12 Agustus, pada pertemuan di dalam aula SMA Tianjin, ibu duduk di panggung krhormatan bersama pejabat Dewan Pendidikan Kota dan para dosen Matematika ternama. Hari itu, aku mengatakan pernyataan ini: " Saya ingin berterima kasih kepada seseorang dengan seluruh hidup saya, yaitu ibu yang telah memeliharaku tumbuh dewasa. Dia adalah wanita petani biasa, namun prinsip hidup yang dia ajarkan kepada saya, menginspirasi sepanjang hidup saya.

Saat SMA kelas 1, saya ingin membeli Kamus Lengkap Mandarin Inggris untuk belajar bahasa Inggris, ibu tidak punya uang, tapi dia berjanji akan mencarikan jalan. Setelah sarapan, demi untuk membeli sebuah kamus, ibu meminjam sebuah gerobak, memuat sawi putih, bersama saya menariknya sejauh 40 mil lebih untuk dijual di kota kabupaten. Sampai di kota kabupaten hari sudah hampir siang, paginya saya dan ibu hanya minum 2 magkuk bubur jagung, saat itu perut saya lapar sampai berbunyi, jengkelnya tidak segera ada pembeli yang membelinya, tapi ibu masih dengan sabar tawar mwnawar, akhirnya sepakat dengan 1 sen per pon.

210 pon sawi putih, seharusnya dibayar 21 Yuan, namun pembelinya Cuma membayar 20 Yuan. Setelah ada uang, saya ingin makan nasi dulu, tapi ibu berkata harus membeli kamus dulu! Ini adalah hal yang tepat. Kami pergi ke toko buku dan bertanya harganya, 18,25 Yuan, setelah membeli kamus hanya tersisa 1,75 Yuan. Ibu hanya memberi saya 7,5 sen untuk membeli 2 buah biscuit, dan berkata, sisanya yang 1 Yuan akan ditabung untuk biaya sekolah saya. Meskipun sudah makan 2 buah biscuit, sampai saat saya dan ibu bejalan pulang sejauh 40 mil lebih, saya sudah kelaparan sampai kepala saya pusing.

Di saat itu saya baru teringat, saya ternyata lupa untuk memberikan 1 biskuit untuk ibu. Dia kelaparan seharian, menarik gerobak sejauh 40 mil lebih. Saya menyesal, dan memukul telinga saya. Namun ibu berkata, "Ibu tidak berpendidikan, tapi ibu ingat saat kecil guru pernah membacakan perkataan Maxim Gorky…. Kemiskinan adalah sebuah universitas terbaik! Kau harus berhasil melewati universitas ini, dengan begitu universtas Tianjin atau Beijing bisa kau pilih sesukamu."

Saat ibu mengatakan itu, dia tidak melihat kepada saya, tapi melihat jalan di kejauhan, sepertinya jalan itu sungguh-sungguh akan sampai ke Tianjin atau Beijing. Mendengar itu perut saya tidak merasa lapar lagi, kaki saya juga tidak pegal lagi……….. Jika dikatakan bahwa kemiskinan adalah sebuah universitas terbaik, saya juga ingin berkata, ibu saya yang adalah petani, merupakan guru terbaik dalam hidap saya."

Entah berapa banyak para penonton yang menangis. Aku membalikan badan, menghadap pada ibuku yang rambutnya mulai memutih, dan membungkuk dalam-dalam………. Jika Anda semua masih menganggap bahwa kemiskinan bukanlah universitas terbaik, jika begitu seharusnya universitas terbaik adalah seorang ibu hebat yang sedang Anda semua lihat!

Catatan : Penulis Rusia Maxim Gorky pernah berkata: "Kemiskinan adalah sebuah universitas  terbaik, jika kau bisa menyelesaikan semua kredit semester di sini, maka di masa depan, masih adakah hal lain yang tidak bisa kau lampaui dan diterobos?"

Selasa, 20 Mei 2014

Asal Mula Hari Ibu



Setiap tahun di bulan Mei pada hari Minggu kedua, orang-orang akan selalu membeli bunga untuk dikirimkan kepada ibunya, untuk merayakan Hari Ibu. Ini adalah hari yang indah. Hari yang membuat orang merasa hangat dan gembira. Hari Ibu tahun ini akan segera tiba, namun, apakah Anda mengerti makna sesungguhnya dari Hari Ibu?

Menurut kebiasaan, Hari Ibu adalah untuk mengenang ibu, dan berdoa untuk ibu. Dimulai di abad ini, dan berasal dari sebuah perayaan Kristen. Untuk mengenang ibu Anna M. Jarvis yang meninggal pada 9 Mei 1905, dan diperingati pada hari Minggu. Pada tahun 1913 Kongres AS mengesahkan undang-undang untuk menetapkan setiap tahun pada hari Minggu kedua bulan Mei sebagai Hari Ibu. Perayaan ini kemudian berlahan-lahan berkembang menjadi perayaan di seluruh dunia.

Diceritakan sebagai berikut: pada tahun 1876 , saat Amerika Serikat masih berduka di tengah Perang Saudara. Nyonya Anna Jarvis berkhotbah di gereja dengan topik mengenang para pejuang Amerika, setelah dia berbicara tentang kisah para pahlawan yang mengorbankan dirinya dalam pertempuran, dia berdoa dan berkata: " Semoga di suatu tempat, dan suatu waktu, akan ada orang yang mengadakan Hari Ibu, untuk memperingati dan menghormati para ibu di Amerika dan di seluruh dunia. " Nyonya Jarvis melayani di gerejanya selama lebih dari 25 tahun, saat dia meninggal pada usia 72 tahun, putrinya Anna yang berusia 41 tahun, bertekat untuk mengadakan Hari Ibu, untuk mewujudkan doa dan harapan ibunya beberapa tahun yang lalu. Pertama-tama Anna menulis surat kepada banyak tokoh ternama, memohon agar mereka mendukung untuk diadakannya Hari Ibu, untuk mengembangkan sikap bakti pada para ibu. Pada mulanya reaksi yang diterimanya sangat dingin, namun dia tidak patah semangat, dan terus berseru kepada berbagai kalangan.

12 Mei 1907 , Gereja Methodist Andrea memenuhi undangan Anna untuk mengadakan sebuah kebaktian bagi para ibu. Tahun berikutnya, acara ini diadakan di Philadelphia, responnya sangat meria, dan akhirnya mendapat dukungan gubernur Virginia, dan pada tahun 1910 diumumkan penetapan Hari Ibu di negara bagian tersebut.

Tahun 1911, kegiatan perayaan Hari Ibu telah berkembang sangat luas, tidak hanya meliputi setiap negara bagian di Amerika Serikat , bahkan Kanada , Meksiko dan beberapa negara di Amerika Selatan juga mulai merayakan perayaan ini. Masyarakat Amerika Serikat juga membuat selebaran pengumuman Hari Ibu dengan mengunakan puluhan teks yang berbeda dan disebarkan ke berbagai negara, untuk meningkatkan perngaruhnya. Sejak saat itu, dalam beberapa tahun, pergerakan perayaan Hari Ibu meluas dengan sangat cepat.

Pada tahun 1912 , Amerika Serikat secara khusus mendirikan Asosiasi Hari Ibu Internasional.

Mei 1913 , DPR Amerika Serikat dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan bahwa Presiden dan Kabinet , DPR dan Senat , dan semua pejabat pemerintah federal harus selalu memakai bunga anyelir putih di saat Hari Ibu.

Pada tahun 1914 , Kongres Amerika Serikat resmi menyebut Minggu kedua bulan Mei sebagai Hari Ibu, dan meminta presiden mengeluarkan deklarasi, menyerukan agar seluruh pejabat pemerintah mengibarkan bendera nasional pada semua tempat umum. Tak lama kemudian , Presiden Wilson menyatakan kepada seluruh masyarakat agar juga mengibarkan bendera pada tempat tinggalnya masing-masing, untuk menyatakan kasih dan penghormatan mereka terhadap para ibu di seluruh Amerika. Sejak saat itu, Presiden Amerika Serikat setiap tahunnya akan mengeluarkan sebuah deklarasi dengan isi yang sama.

Sejak saat itu, Hari Ibu berkembang ke berbagai negara.

Senin, 19 Mei 2014

Saya Bukan Orang Kudus, Tetapi Orang Berdosa yang Sering Bertobat



•Ketika kita memperingati kebesaran dan prestasi Mandela, saya masih ingat Mandela pernah berkata : " Jangan mengukur saya dengan kesuksesan, tapi lihatlah apakah setelah jatuh saya dapat bangkit kembali. " Mandela adalah seorang yang besar, namun dia bukanlah orang yang sempurna, dan dia sangat menyadari hal ini. Dia menekankan di dalam biografinya " Saya bukan orang kudus, tetapi orang berdosa yang sering bertobat  "

•Dipenjara dalam jangka waktu yang panjang membuat dia memiliki kesempatan untuk menguji jiwanya sendiri, menguji kembali hati dan pikirannya. Dia mulai kembali kepada iman Kristennya. Dikatakan bahwa, suatu kali di tahun 1970 di dalam penjara di Robben Island, dia melihat khotbah Pendeta Billy Graham di sebuah acara televisi, sehingga Mandela sangat terharu, dan membuatnya kembali mempersembahkan dirinya kepada Yesus Kristus.

•Mandela mengatakan : " Kemuliaan kebesaran manusia sesungguhnya bukan karena selamanya dia tidak pernah jatuh, namun sesudah jatuh dia akan selalu dapat bangkit kembali." Karena anugerah Tuhan, 95 tahun sudah dengan setia dia menjalankan prinsip emas ini. 

Malam 5 Desember 2013, Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengumumkan di televisi : " Negara kita telah kehilangan putra terbaiknya, Bapak Republik Afrika Selatan, Yang terhormat Madiba, Nelson Mandela, malam hari ini jam 20.50 telah menghembuskan napas terakhirnya, dan masuk ke dalam sejarah. " Jika kita ingin mewakili sebuah Negara dengan sebuah wajah, begitulah, Mandela adalah wajah Afrika Selatan. Topik memorial harian New York Times selama 6 hari adalah: " Meninggalnya Mandela membuat Afrika Selatan kehilangan pusat moral." Kemungkinan besar di dunia ini tidak akan bisa dijumpai politisi  seperti ini lagi.

Memang benar, Presiden Zuma sendiri adalah orang yang terus-menerus diganggu oleh rumor korupsi. Beberapa tahun terakhir ini, di Afrika Selatan, masalah kesenjangan antara kaya dan miskin, korupsi, pengangguran, pendididikan, dan isu-isu lain terus saja memburuk. 3 Desember tahun ini "Transparency International" mengumumkan "Indeks Persepsi Korupsi", Afrika Selatan berada pada peringkat ke 72, indeks 42. Setelah mendengar berita kematian Mandela, rakyat Afrika Selatan berduka, dan menangis. Mereka bertanya : " Kau telah pergi, bagaimana dengan kami? " Afrika Selatan tanpa Mandela, kelak akan menuju ke mana? di mana mereka akan menemukan kembali pemegang kendali moral?

Beberapa orang mengkritik, Mandela dalam 5 tahun masa pemerintahannya belum berhasil membawa peningkatan ekonomi negara. Pernyataan semacam ini, sama dengan mengharapkan Sun Zhongshan dalam satu gerakan dapat membawa China masuk dalam moderenisasi negara. Itu dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap realitas. Yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu Negara adalah visi memandang jauh ke depan, menetapkan arah, serta pemimpin yang pantang menyerah, dan bukan kepala pelaksana perusahaan. Dan Mandela sudah melakukannya.

Coba bayangkan, mayoritas seseorang yang ditindas dalam jangka waktu yang lama, tiba-tiba mendapat kebebasan dari tekanan tangan besi si penindas, namun di luar dugaan tidak membalas dengan kebencian, tidak memukul jatuh musuh, tidak berbalik mendiskriminasikan penindasnya, namun saling menerima dengan pengampunan dan sikap murah hati, ini adalah sebuah keajaiban dalam sejarah. Seorang "pengkhianat negara" yang dilepaskan dari dalam penjara, dan setelah terpilih menjadi presiden, ia tidak korupsi, pikirannya tidak digelapkan oleh kekuasaan, tidak memlakukan pemujaan kepada diri sendiri, namun mampu menjadi pemimpin spiritual yang memotivasi bagi orang-orang, ini adalah keajaiban yang lainnya.

Ketika kita mengenang kebesaran dan prestasi Mandela, masih teringat semasa hidupnya dia pernah berkata : " Jangan mengukur saya dengan kesuksesan, tapi lihatlah apakah setelah jatuh saya dapat bangkit kembali. " Sebenarnya, Mandela bukanlah orang kudus, jika demikian, kekuatan dan pandangan apa yang mendorongnya sehingga menjadi pribadi yang dikagumi oleh banyak orang?

Si Penindas dan yang tertindas, sama-sama membutuhkan kebebasan jiwa

Mandela bukanlah orang yang sering menyebut-nyebut agama dan kepercayaan dengan bibirnya. Saat kecil dia bersekolah di sekolah Kristen, dari kecil dia sudah beriman Kristen, di gereja Metodis. Namun Mandela memberikan seluruh pikiran dan energinya untuk meningkatkan kesejahtraan warga negaranya sendiri, dan bersaing untuk mengungguli rezim kulit putih.

Sebenarnya apa yang mempengaruhi pemikiran revolusionernya? Dalam proses kepemimpinan "African National Congress of South Africa" (ANC) untuk melawan rezim kulit putih, ia mengungkapkan kekagumannya kepada "Mahatma Gandhi" dan "protes non-kekerasan."  Oleh Pendeta Martin Luther King. Ia juga mendukung Marxisme dan materialisme dialektik. Setelah cara tanpa kekerasannya gagal, ia sangat mengagumi Che Guevara, Fidel Castro dan revolusi Kuba. Dan dengan demikian mendirikan sebuah organisasi bersenjata ANC "Umkhonto", dan mulai bekerja sama dengan Partai Komunis Internasional.

Namun, tidak peduli perlawanan tanpa kekerasan, atau pelawanan bersenjata, semuanya itu bukan pusat pemikirannya.dia sendiri pernah menjelaskan, baginya, anti kekerasan Gandhi hanyalah sebuah cara, sebuah tindakan untuk sementara waktu, dan bukanya prinsip kudus yang tidak dapat dilanggar. Dimikian pula, sebelum dipenjara pada tahun 1964, dia secara khusus menulis sebuah artikel panjang, yang menjelaskan bahwa dirinya tidak mempercayai Komunisme, kerja samanya dengan Partai Komunis Internasional hanyalah sebuah tindakan revolusi. Karena Komunisme menekankan perjuangan social, sebaliknya ANC memegang perinsip Keharmonisan social.

Namun, dipenjara dalam jangka waktu yang panjang membuat dia memiliki kesempatan untuk menguji jiwanya sendiri, menguji kembali hati dan pikirannya. Dia mulai kembali kepada iman Kristennya. Dikatakan bahwa, suatu kali di tahun 1970 di dalam penjara di Robben Island, dia melihat khotbah Pendeta Billy Graham di sebuah acara televisi, sehingga Mandela sangat terharu, dan membuatnya kembali mempersembahkan dirinya kepada Yesus Kristus.

Iman dalam Kristus bukan hanya memberi dia kekuatan dari dalam, terlebih lagi, telah membentuk pandangannya, membuat dia sejak saat itu, setiap kali bisa memilih pengampunan dan kasih, dan menolak kepahitan dan kebencian : " Di waktu yang panjang dalam kesendirian di dalam penjara, kerinduanku untuk rakyatku agar mendapat kebebasan berubah menjadi untuk semua orang, termasuk orang kulit putih dan orang kulit hitam, semuanya rindu untuk mendapatkan kebebasan. Si Penindas dan yang tertindas sama-sama membutukan kebebasan jiwa. " Ini adalah kerinduan hati yang sungguh mulia!

Sangat jelas sekali, ini adalah inspirasi yang didapatnya dari Yesus Kristus tentang "mengasihi musuhmu" dan "mengasihi sesamamu". Karena itu dia baru dapat berkata : "Kebebasan bukan hanya bagaimana memutuskan belenggu, namun kebebasan adalah bagaimana menghormati orang lain, dan memajukan kebebasan hidup orang lain. " Ketika dia berkata : " Kebencian adalah seperti kita meminum racun, dan berharap musuh kita yang mati keracunan." Saya berpikir, dia memiliki pengalaman pribadi yang sangat mendalam. Tapi, sangat sedikit orang yang bisa seperti dia, dapat keluar dari kebencian, karena mereka tidak cukup memiliki kekuatan dari dalam dan tenaga pendorong.

Dikatakan bahwa, saat Mandela kecil, suatu kali gurunya pernah membuat sebuah titik hitam kecil di atas selembar kain putih yang besar, dan bertanya apa yang mereka lihat. Semuanya menjawab "sebuah titik hitam kecil". Namun gurunya berkata : "Tidak! Ini adalah selembar kain putih yang besar! Titik hitam hanyalah sebuah titik kecil yang tidak berarti di atas kain putih ini." Kisah ini mempengaruhi Mandela seumur hidupnya, sejak saat itu, dia selalu melihat sisi yang baik dari segala sesuatu, dan tidak memusatkan perhatian pada titik hitam yang tidak berarti! Dia mampu melihat situasi secara menyeluruh, dan tidak pernah membiarkan sedikit kebaikan atau seddikit kebencian menurunkan cara pandangnya, hal itu sangat mungkin berhubungan dengan pengalaman ini.

Saya bukanlah orang kudus, saya hanyalah orang berdosa yang tidak henti-hentinya bertobat

Kepribadian Mandela yang optimis dan kuat, sering kali memberikan keberanian kepada orang lain dengan menaklukan ketakutan di dalam dirinya sendiri. Tujuannya adalah meneguhkan praktek sesusi realitas, dan bukan mempertahankan idiologi. Efek politik dapat menjadi kendala yang signifikan bagi dirinya sendiri, ia bahkan mengubah kebijakan ( Contohnya, pada tahun 1985, di dalam penjara ia mulai mempelopori dialog dengan orang kulit putih, perubahan yang tiba-tiba ini membuat anggota partainya tidak bisa mengerti, bahkan tidak bisa memaafkannya. ) Dia memiliki sebuah kemampuan, dapat mengangkat kemalangang pribadi seseorang ke tingkat administrasi politik untuk ditangani, dan dengan begitu bisa mencairkan dendam pribadi. Dia adalah orang besar, tapi dia bukan orang sempurna, dalam hal ini dia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang dirinya. Di dalam biografinya dia menekankan, saya bukan orang kudus, tetapi orang berdosa yang sering bertobat.

Perkataan ini sebenarnya sedikitpun tidak merendahkan diri sendiri, ini bukan hanya karena cara hidupnya di masa muda, juga bukan hanya karena dia menghadapi penyesalan keluarga yang mendalam. Di saat muda dia suka berselingkuh, kurang lebih pernah menikah 3 kali. Dia pernah memukul isterinya, dan memiliki anak di luar nikah, hidupnya sangat tidak senonoh. Sebagai seorang politisi, di satu sisi dia memang memiliki iman dan keyakinan pribadi, namun di sisi lain dia juga memiliki ambisi politik dan mengunakan tipu daya politik. Dalam hal ini, penulis "Majalah Time", Editor Richard Stengel, yang telah bekerja sama dengannya selama bertahun-tahun, paling memahaminya.

Stengel bukan hanya mengenal Mandela sebagai seorang politisi di depan publik, tapi dia juga mengenal Mandela secara pribadi. Dia menggambarkan Mandela memiliki kecenderungan untuk menjadi pahlawan yang disembah, juga rentan terhadap penyesatan. Jiwa Mandela memiliki luka yang sangat besar, penuh penginaan terhadap orang-orang yang pernah menindasnya, namun dia memiliki kasadaran politik yang tinggi, ia tidak pernah memperlihatkan luka-lukanya kepada orang lain. Stengel menganggap: Meskipun Mandela memiliki kekurangan, tapi ini tidak bisa menutupi kebesarannya.

Mandela pernah berkata: " Dengan bertempur melawan musuh saya belajar satu hal, kecuali dangan saya merubah diri sendiri, saya tidak akan bisa merubah orang lain. "

Saat muda, Mandela pernah pergi meninjau London. Di lantai dasar Katedral Westminster, ia membaca prasasti yang ditinggalkan oleh beberapa uskup tanpa nama. Dikatakan bahwa, prasasti ini membawa pengaruh sangat besar bagi Mandela:

Ketika aku masih muda dan bodoh, imajinasiku tidak pernah dibatasi, aku bermimpi untuk mengubah dunia.
Setelah aku berpengalaman, aku mendapati bahwa aku tidak bisa mengubah dunia, aku mempersempit sedikit pandanganku, dan memutuskan hanya mengubah negaraku, namun ini juga tidak dapat tercapai.
Setelah memasuki usia senja, keinginan terakhirku hanyalah mengubah keluargaku. Namun, ini juga tidak mungkin.
Sekarang aku terbaring sekarat di tempat tidur, tiba-tiba aku menyadari: Jika aku mulai hanya dengan mengubah diri sendiri, kemudian menjadi sebuah teladan, aku mungkin bisa mengubah keluargaku. Dengan bantuan dan dukungan keluarga, aku mungkin bisa melakukan beberapa hal bagi negara, siapa tahu? Aku bahkan mungkin bisa mengubah dunia ini!

Mandela mengatakan : " Kemuliaan kebesaran manusia sesungguhnya bukan karena selamanya dia tidak pernah jatuh, namun sesudah jatuh dia akan selalu dapat bangkit kembali." Karena anugerah Tuhan, 95 tahun sudah dengan setia dia menjalankan prinsip emas ini.  Mungkin, ini adalah langkah pertama kita untuk mengubah diri sendiri? Jika semua politisi memiliki kelapangan dada dan wawasan seperti ini, maka setengah masalah telah terselesaikan.

Mandela bukan hanya wajah dari Afrika Selatan, dia juga adalah obyek kekaguman bagi seluruh dunia. Pada tahun 2009, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 18 Juli, hari di mana ia dilahirkan, sebagai "Hari Mandela.". Saya berharap, ini tidak hanya merupakan kehormatan pribadi, juga tidak hanya kemuliaan Afrika Selatan, terlebih lagi ini adalah pernyataan dari seluruh dunia yang mengejar keadilan, keharmonisan dan toleransi antar etnis, serta pengampunan. Saat memperingati hari kematiannya, kesenjangan global antara kaya dan miskin, diperburuk oleh ketidakadilan sosial saat ini, dan dampak lainnya akan lebih signifikan. Mungkin, dia sungguh-sungguh bisa membuat orang lebih memikirkan orang lain? Mungkin, dia sungguh-sungguh bisa mengubah dunia ini?

Akhirnya, marilah kita mengingat perkataan Mandela: " Tidak ada orang yang begitu lahir langsung membenci orang lain, mungkin karena warna kulit, atau latar belakang, atau kepercayaan dan agama orang lain. Kebencian manusia didapatkan dari belajar. Jika manusia bisa belajar membenci, berarti mereka juga bisa diajar untuk mengasihi, karena kasih lebih alami untuk merefleksikan hati manusia."