Jumat, 17 Januari 2014

Menemukan Kembali Hati yang Telah Lama Hilang

Suatu hari, Tuhan memberi pengumuman: "Boneka tanah liat mana yang bisa menyeberangi sungai yang ditunjuk, Dia akan menganugrahinya sebuah hati emas yang tidak akan binasa selamanya, dan juga keindahan surga."

Setelah pengumuman disampaikan, para boneka tanah liat tidak ada yang memberi tanggapan dalam waktu yang lama. Akhirnya ada satu boneka tanah liat yang mengajukan diri.

"Apakah kamu sudah gila? Jangankan menyeberangi sungai, dicelupkan dalam air saja akan tamat riwayatmu."

"Kamu jangan bermimpi, kamu tahu bagaimana rasanya kalau dagingmu sedikit demi sedikit lenyap?"

"Kamu akan jadi makanan empuk bagi ikan-ikan, sampai tidak tersisa sehelai rambut pun."

Namun boneka tanah liat ini sudah bertekat untuk menyeberangi sungai. Dia tidak ingin seumur hidup hanya menjadi boneka tanah liat. Dia ingin memiliki hati emas yang tidak akan binasa selamanya, dan juga keindahan surga. Namun dia tahu, jika ingin sampai ke surga, harus melewati neraka terlebih dahulu. Neraka ini adalah sungai beraliran deras yang kelak akan dia lewati.

Boneka tanah liat sampai di tepi sungai, ragu-ragu sejenak, akhirnya menapakan kakinya masuk ke dalam air. Dalam sekejap, rasa sakit yang tak tertahankan segera menyalimutinya, dia merasakan kakinya dengan cepat melebur. Serasa rohnya setiap detik seperti pergi menjauhi tubuhnya.

"Cepat kembalilah! Jika tidak kau akan binasa." Teriak air sungai.

 Boneka tanah liat tidak menjawab, hanya diam sambil menahan sakit dan berjalan maju, selangkah demi selangkah.

Di saat itu, dia tiba-tiba mengerti, pilihannya membuatnya tidak punya kesempatan untuk menyesal sekalipun. Jika dia kembali ke tepi sungai, dia akan menjadi boneka tanah liat yang cacat; jika dia berlambat-lambat di dalam air, akan mempercepat kebinasaannya sendiri. Namun janji yang Tuhan berikan kepadanya terasa jauh dan sulit untuk dicapai.

Boneka tanah liat sendirian dan memaksakan diri untuk berjalan. Sungai ini sungguh lebar, sepertinya menghabiskan seumur hidup sekalipun tidak akan mungkin sampai ke tepinya. Dia memandang ke seberang sungai, terlihat bunga-bunga yang indah, padang rumput bagaikan permata hijau, dan kastil emas yang sangat besar dan megah. Itu adalah surga. Manun sepertinya meskipun dia sudah menyerahkan segalanya, dia tetap tidak akan mungkin dapat sampai ke sana.

Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk lahir di surga, juga tidak memberinya sayap burung agar dia bisa terbang dengan bebas, tapi apakah karena hal ini dia  bisa membenci Tuhan? Tuhan menghendaki dia menjadi boneka tanah liat, hai ini sudah cukup baik, dia sendirilah yang melepaskan kehidupannya yang tenang. Boneka tanah liat, sambil berpikir sambil terus berjalan maju, satu meter demi satu meter….

Ikan-ikan mengigit tubuhnya dengan rakus, pasir yang gembur membuatnya bergoyang-goyang hampir terjatuh. Tidak terhitung berapa kali, dia diterjang gelombang sampai tidak dapat bernapas.

Boneka tanah liat sungguh ingin berbaring untuk beristirahat sebentar, tapi dia tahu, begitu berbaring, selamanya dia tidak akan bisa bangkit lagi, dia juga tidak memiliki kesempatan untuk bersedih, dia hanya bisa bertahan, bertahan, dan bertahan.

Ajaibnya, setiap kali boneka tanah liat merasa dirinya sendiri hampir mati, selalu ada sesuatu yang membuatnya bisa bertahan lagi.

Entah sudah berapa lama…. Akhirnya sampai pada saat yang membuat boneka tanah liat sungguh-sungguh putus asa. Di luar dugaan, tiba-tiba dia mendapati dirinya sudah berada di tepi sungai

Dia seperti terlepas dari beban berat, bergembira seperti orang gila. Dia ingin berjalan menuju padang rumput, namun takut Lumpur di tubuhnya akan mengotori keindahan surga. dia menundukan kepala dan mulai mengamati dirinya sendiri, dan mendapati hal yang mengembirakan. Air mengikisnya saat menyeberangi sungai, dan membuat lumpur di tubuhnya lenyap……… Yang terlihat sekarang adalah hati emas yang Tuhan taruh saat pertama kali menciptakan dia.

Seorang yang tidak bertobat dari dosanya, tidak akan sampai ke hadapan Yesus. Karena Yesus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa. Saya adalah orang berdosa " Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak….. dan jalan damai tidak mereka kenal. rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Syukur kepada Tuhan! Dia memberi saya keberanian, untuk membuat saya berani menemukan hatiku yang telah lama hilang