Kamis, 10 Oktober 2013

Berlari Menuju Sukses



Ketika ayahnya yang tua dengan bersemangat, dan gemetaraan menyerahkan uang 4533 Yuan yang dipinjam dari mana-mana, saat itu pula dia jelas mengerti, selelah membayar uang sekolah dan biaya lain-lain sebesar 4100 Yuan,  biaya hidup yang dia miliki dan bebas untuk dia pakai di semester ini hanya tinggal 433 Yuan! Dia juga mengerti, ayahnya yang tua sudah berusaha dengan sekuat tenaga, dan tidak mungkin untuk memberi lebih banyak lagi kepadanya.

"Pa, jangan kuatir. Anakmu ini masih punya sepasang tangan dan sepasang kaki."

Sambil menahan kepedihan, dia tersenyum setelah menghibur ayahnya, kemudian berbalik menuju jalan di pegunungan yang berkelok-kelok. Dalam sekejap, air matanya mengalir.

Memakai sepasang sepatu karet yang masih agak baru, setelah berjalan 120 Mil melalui jalan di pegununguan, kemudian naik kendaraan yang menghabiskan biaya 68 Yuan, akhinya sampailah dia di universitas yang diimpi-impikannya. Sesampainya di sekolah, setelah dikurangi ongkos kendaraan, dan membayar uang sekolah, uang di tangannya hanya tersisa 365 Yuan yang menyedihkan. 300 Yuan lebih untuk 5 bulan, entah bagaimana harus mengaturnya agar bisa melewati semester ini?

Melihat teman-teman sekolahnya yang lehernya digantungkan MP3 dan memakai barang-barang keluaran terbaru lalu lalang di dekatnya, tersenyum dan menyapanya, dia juga ikut tersenyum, hanya saja tidak ada orang yang tahu, di dalam hatinya air mata sedang membanjir. Sehari hanya makan 2 kali, setiap kali dibatasi hanya 2 Yuan. Ini adalah rencana pengeluaran paling rendah yang dia tetapakan bagi dirinya sendiri, namun meskipun demikian, tidak mungkin bisa bertahan sampai akhir semester.

Berpikir, dan berpikir, dia menegakan hati, berlari ke toko Hand Phone, membeli sebuah Hand Phone bekas seharga  150 Yuan. Selain bisa untuk menelpon dan menerima telpon, Hand Phone ini hanya bisa untuk SMS. Hari berikutnya setiap orang di sekolah mempropagandakan iklan kecil yang ditulis dengan tangan yang ditempelkan rubrik iklan sekolah:

"Apakah anda butuh pelayanan sementara? Jika anda tidak ingin pergi membeli makanan, mengambil air, atau membayar telpon, saya akan melayani anda dalam waktu yang sangat singkat. Pelayanan di dalam sekolah, tiap kali 1 Yuan. Pelayanan di luar sekolah dalam jarak 1 Km, tiap kali 2 Yuan."

Begitu iklan itu dikeluarkan, Hand Phone-nya berubah menjadi "saluran" paling sibuk. Seorang kakak kelas tingkat 4 jurusan seni rupa yang pertama kali menelpon:

"Aku ini orangnya pemalas, tiap pagi malas bangun untuk membeli makanan, hal ini aku serahkan padamu!"

"Baiklah! Tiap pagi jam 7 saya akan mengantakan ke kamar anda tepat waktu."

Ada juga teman sekolah yang mengirim SMS:

"Bisakah kamu membantuku membeli sepasang sandal, dan diantar ke kamar 504? Nomer 41, harus tahan bau."

Dia adalah anak laki-laki yang pintar melihat kesempatan, belum lama masuk sekolah, dia sudah menemukan fenomena yang berarti. Di dalam sekolah, terutama murid tingkat 3 dan 4, "rumah siput", makin lama makin banyak.

Yang disebut "rumah siput" adalah murid-murid yang keadaan keluarganya cukup baik, sepanjang hari meringsut di dalam asrama membaca buku, dan main komputer, sampai makanan pun tidak mau turun ke lantai bawah untuk mengambilnya. Namun dia tumbuh besar di gunung, lubang dan jalan yang tidak rata di pegunungan telah memberinya sepasang "kaki yang cepat". Naik ke lantai 5 atau lantai 6 adalah hal yang dapat dilakukan dalam sekejap mata.

Sore itu, seorang senior menelpon, menyuruhnya pergi ke sebuah restoran cepat saji di luar sekolah, membeli makanan cepat saji seharga 15 Yuan. Dia menutup telpon, dan langsung berlari secepat angin. Dan kembali tidak sampai 10 menit. Ini sudah terlalu cepat! Senior itu mengeluarkan uang 20 Yuan, dan memberikan padanya. dia mengembalikan 3 Yuan. Karena dari awal sudah sepakat, keluar sekolah, biaya pelayanan 2 Yuan. Berbinis, tidak peduli besar atau kecil harus bonafid.

Kemudian karena keefisienan dan kebonafidannya, setiap kamar asalkan ada kebutuhan untuk membeli barang, selalu teringat kapadanya. Bisa memiliki bisnis yang begitu meledak, sungguh-sungguh di luar dugaannya. Terkadang, begitu selesai pelajaran, dan begitu membuka hand phone, di dalamyan penuh bertumpuk pesan berisi bermacam-macam permintaan pelayanan.

Suatu sore, turun hujan lebat, namun hand phone tidak kehilangan kesempatan untuk berbunyi, seorang wanita mengirim SMS. Wanita itu berkata, dia butuh sebuah payung, makin cepat makin baik. Begitu menerima pesan, dia segera berlari menerjang hujan. Saat dia yang basah kuyup terguyur hujan menyerahkan paying itu ke tangan si wanita, wanita itu sangat terharu, di luar dugaan memberinya sebuah pelukan yang hangat.

Itu adalah petama kalinya dia dipeluk oleh seorang gadis! Dia terus menerus mengucapkan terima kasih, tak tahan air matanya pun mengalir.

Seturut meningkatnya orang yang mengenalnya, bisnisnya kian lama kian baik, asalkan pelanggannya ada permintaan, dia akan menyediakan pelayanan yang tercepat dan terbaik.

Seperti hanya sekejap mata, semester pertama selesai di tengah-tengah tak henti-hentinya dia berlari. Liburan musim dingin dia pulang ke rumah, ayahnya yang tua masih bersedih karena biaya sekolahnya, namun dia menarik keluar1000 Yuan dan meletakannya ke tangan ayahnya:

"Pa, meskipun engkau tidak memberiku sebuah keluarga yang kaya, namun engkau memberiku sepasang kaki yang mahir berlari. Dengan sepasang kaki ini, aku pasti bisa berlari menyelesaikan perguruan tinggi, berlari sampai membuahkan hasil.."

Tahun berikutnya, dia tidak berjuang sendirian lagi, namun mengajak beberapa teman dengan keadaan keluarga yang tidak baik, bekerja melayani pelanggan di seluruh sekolah dan juga dari luar sekolah. Ruang lingkup pelayanannya juga tak henti-hentinya meluas. Pelan-pelan dari barang kebutuhan sehari-hari yang sederhana berkembang sampai ke suku cadang komputer dan barang elektronik.

Sampai selesai semester ini, dia tidak hanya membeli komputer, di internet juga memiliki jaringan pelanggan yang luas, dan dipilih oleh sebuah pusat perbelanjaan besar menjadi kepala pelayanan sekolah.

Berlari, berlari, dan tidak berhenti berlari, dia berlari sepanjang jalan menuju sukses. Dia berkata, perguruan tinggi tingkat 4, dia tidak hanya ingin menyelesaikan kulia dengan sangat baik, tapi juga ingin mendapatkan "tong emas pertama" yang akan dia pakai untuk membangun usahanya kelak.

Dia menetapkan "tong emas pertama" sejumlah 500,000 Yuan. Namanya He Jianan. Seorang yang berlari keluar dari pegunungan Xing An, langsung berlari masuk sampai menjadi siswa tingkat 3 universitas keguruan di propinsi.

Sekarang, meskipun sudah menjadi kepala pelayanan sekolah, namun dia tetaplah dia yang dulu, tetap bersahaja, rajin dan cekatan, demi mendapatkan biaya pelayanan 1 Yuan merebuskan 1 teko air panas untuk pelanggannya, dan lagi telap adalah anak laki-laki yang berlari seperti angin.

Jika itu adalah anda, apa yang akan anda lakukan?

Apakah anda akan seperti dia mulai untuk berlari?

Atau hanya bisa bersungut-sungut, tentang kehidupan sosial orang tua anda?


Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.
Ratapan 3:27


Selasa, 10 September 2013

Penjahat

John Sung


Lukas 23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"

Lukas 23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?

Lukas 23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."

Lukas 23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Lukas 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Bagian Alkitab yang akan dipelajari hanya 5 ayat, namun setiap kalimat sangat berharga.

Ayat ke 39, Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"

Seorang Juru Selamat yang penuh kasih dan sangat sempurna, digantung di atas kayu salib. Saat Dia berada di dunia begitu penuh dengan belas kasihan, siapa yang lebih sempurna dibandingkan Dia? Malam ini kita melihat Anak Allah dipakukan di atas kayu salib, tidak ada orang yang tahu. Saat itu Yesus memikul salib yang paling berat, berjalan menuju Golgota. Dia jatuh, ada seorang prajurit memukulNya, dia bangkit, memikul kembali salib yang berat dan kasar itu, dan berjalan maju. Penderitaan seperti ini tidak ada orang yang tahu, Anak Allah yang terkasih datang ke dunia, akhirnya Dia dibunuh, Dia memikul salib sambil berjalan maju. Beberapa wanita mengikuti, melihat Juru Selamat yang di mana-mana mengusir setan dan menyembuhkan penyakit, serta mulutNya tidak mengeluarkan kata-kata jahat sekarang dibawa pergi untuk disalibkan. Namun tidak ada siapa pun yang tahu Dia mati demi dosa kita.

Saat itu prajurit membawa Yesus ke atas bukit Golgota, memakukan tangan yang menyelamatkan orang itu ke kayu salib. Siapa yang tahu? Dua buah kaki yang berlari ke mana-mana menyelamatkan orang demi kebenaran juga di pakukan ke kayu salib dengan cara yang sama. Siapa yang tahu? Pikiran jahat yang belum pernah terpikirkan, hanya memikirkan memakaikan sebuah mahkota duri ke kepala orang yang telah menyelamatkan banyak orang. Siapa yang tahu? Banyak murid, sampai-sampai Yohanes yang terkasih dan orang-orang yang telah makan roti sampai kenyang, semuanya melarikan diri. Prajurit memakuNya, perwira menghina dan menyerangNya. Tidak ada orang tahu kenapa Tuhan dipaku, juga tidak ada orang berani mengaku Yesus adalah Juru Selamat, di antara penjahat yang dipakukan bersama-sama, ada seorang yang menghina Yesus, bagaikan burung yang mendekati kematian, kicauannya juga adalah kesedihan. Ada banyak orang hatinya keras, tidak bersedia percaya Yesus, namun saat mendekati kematian dia bertobat. Penjahat itu tidak hanya tidak bertobah, dia masih menghina Tuhan. Saudari yang mengasihi Tuhan berdiri jauh-jauh, orang banyak semuanya memaki Tuhan, siapa yang berani mengakui Tuhan? Tapi syukur kepada Tuhan, saat semua orang meninggalkian Dia, ada seorang penjahat bersedia mengakui Tuhan.

Ayat ke 40, Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?

Penjahat ini, bersaksi bagi Yesus di atas kayu salib, membela Yesus, dia menjawab dan menegor penjahat yang laninya. Jika kita melihat penjahat ini, kita akan merasa diri sendiri sungguh memalukan, kita sering menurut secara membabi buta, orang berkata tidak benar, kita juga ikut berkata tidak benar.  Waktu itu, tidak ada orang takut kepada Allah, tapi penjahat ini takut kepada Allah. Ya! Kita terlebih lagi sampai saat ini masih tidak takut kepada Allah, tidak peduli dosa apa pun akan dilakukan. Tuhan yang ajaib sudah mengubah penjahat ini, saat semua orang menentang Tuhan, dia dengan berani membela Tuhan. 

Ayat ke 41, Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."

Mulut kita menghisap rokok; mata kita melihat hal-hal yang tidak patut untuk dilihat; berbuat curang saat ujian; mata duitan; mendengar kata-kata yang tidak baik; membenci orang dalam hati; serakah; najis; kaki berjalan di jalan yang tidak benar; dirinya penuh dosa yang layak mendapatkan hukuman mati. Namun tidak ada orang yang tahu bahwa dirinya patut mendapatkan hukuman mati. Jika Roh Kudus menerangi, maka kita segera akan tahu. Berharap Roh Kudus bekerja, agar kita semua tahu bahwa diri kita layak mendapatkan hukuman mati.

"Tetapi orang ini (Yesus) tidak berbuat sesuatu yang salah," saat itu murid-murid sudah pergi, keluarga dan teman yang dikasihi Yesus tidak ada yang berani berbicara sepata kata pun untuk Yesus, hanya terdengar orang berkata, Yesus harus mati, tidak ada seorang pun berani untuk bersuara menentang ketidak adilan demi Yesus, hanya penjahat ini yang berani bersaksi demi Yesus. Kita melihat penjahat ini, akan merasa bahwa kita sungguh-sungguh patut mati. Dia lebih berani dibandingkan murid yang dikasihi Tuhan, dia sangat jelas mengenali Yesus sebagai Juru Selamat.

Ayat ke 42, Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Banyak murid yang mengikuti Yesus selama 3 tahun sudah pergi, mereka tidak berani mengakui Yesus sebagai Juru Selamat, penjahat ini hanya mendengar sepata kata doa Yesus, yaitu: "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.", dia di atas kayu salib, mengakui Yesus sebagai Tuhan, dia tahu Yesus akan bangkit, dia melihat Yesus akan menerima kerajaan, mana ada murid yang pernah memikirkan hal ini? Mereka hanya tahu kerajaan duniawi yang di depan mata, dan menginginkan Yesus memberi mereka kedudukan sebagai perdana mentri, satu di sebelah kanan, satu di sebelah kiri, tidak ada orang yang tahu Yesus akan datang kembali, hanya penjahat ini yang tahu Yesus adalah Juru Selamat, dipakukan di kayu salib untuk kita. Sampai di saat ini masih tidak ada orang yang percaya Yesus akan datang kembali, penjahat itu, di saat Yesus paling menderita, melihat apa yang orang lain tidak lihat, mempercayai apa yang orang lain tidak percayai. Orang sekarang harus melihat, baru bersedia percaya, namun penjahat itu tidak seperti ini, yang dia mohonkan, tidak lain adalah keselamatan jiwanya. Banyak orang memohonkan keselamatan tubuhnya, tapi dia hanya memohon 1 hal, yaitu memohon Yesus mengingatnya, bukan memohon Yesus saat itu juga untuk menyelamatkannya. Namun saat menerima kerajaan, mengingat dia. Menbaca ayat Alkitab ini, saya ingin menangis, karena kepercayaan saya tidak dapat menyamai penjahat itu. Tuhan dapat menyelamatkan orang yang sangat besar dosanya, tapi tidak ada orang yang tahu, hanya penjahat ini yang sudah mengetahuinya.

Di Jia Xing saya bertemu seseorang, dia berkata kepada saya :

"Dosaku terlalu berat, aku takut tidak dapat diselamatkan."

Saya bertanya kepadanya:

"Mengapa?"

Dia menjawab saya:

"Aku menbenci seseorang, dan pernah membakar tempat tinggalnya, dan menghanguskan sampai mati 87 orang."

Saya menjawab:

"Jika anda sungguh-sungguh bertobat, Tuhan tetap dapat menyelamatkan anda."

Di Tian Jin ada seorang komandan resimen, dia pernah membunuh banyak orang dengan pistol. Suatu kali dia naik angkong – sejenis becak yang ditarik oleh manusia – dan tidak membayar ongkos angkong, pernarik angkong itu mengejarnya untuk meminta uang, di lalu mengambil pistol, hendak menembak mati dia, meskipun  penarik angkong itu memohon dengan sangat, akhirnya dia tetap menembak matinya. Komandan resimen itu berkata:

"Dosaku terlalu berat, aku takut tidak dapat diselamatkan."

Saya berkata kepadanya:

"Jika anda bertobat, Tuhan tetap dapat menyelamatkan anda."

Sekarang, dia memberitakan Injil di Shan Dong, dan sudah tidak menjadi komandan resimen lagi.

Ayat ke 43,  Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Yesus berjanji kepada penjahat yang di atas kayu salib: "Hari ini kamu akan diselamatkan." Ini melampaui pemohonannya. Di saat hari raya Paskah, saat diadili, di jalan ke Gogota, di saat dipakukan, penjahat ini hanyalah seorang yang pantas mati, tapi sekarang dia sudah diselamatkan! Hari ini, ada sangat banyak jemaat yang sudah lama hanya mengetahui bahwa dirinya sudah dibabtis, namun tidak tahu sudah diselamatkan atau tidak. Ada orang berkata: "Kurang lebih sudah diselamatkan." Ada lagi orang berkata: "Aku pikir aku sudah diselamatkan." Kita bertahun-tahun mendengar firman, tapi masih tidak tahu dirinya sudah diselamatkan atau tidak. Penjahat itu hanya dalam satu hari menerima keselamatan. Yesus berkata kepadanya: "Kamu bersamaKu di dalam Firdaus." "Kamu bersama Aku" tiga kata ini menyatakan keintiman yang dalam! Yesus sepertinya berkata kepadanya: "Dosamu Aku tanggung, hidupKu Aku berikan kepadamu."

Di mulai dari Adam dan Hawa, pintu Firdaus tertutup, ada Kerub yang berjaga-jaga; tidak ada orang yang bisa masuk lagi, sekarang orang yang pertama masuk, bukan seorang doktor besar, bukan seorang guru besar,  namun seorang penjahat besar. 3 tahun Yesus memberitakan Injil di dunia, membawa seorang penjahat kembali, tidakkah ini ajaib?

Senin, 02 September 2013

90 Yuan Dibalas 5,000,000 Yuan



Sepuluh tahun yang lalu, aku ke kota ini untuk urusan bisnis. Selesai urusan bisnis, aku pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli hadiah bagi rekan sekantorku. Bisanya, saat berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, aku suka membawa uang logam, karena terkadang di dekat pusat perbelanjaan ada orang yang meminta-minta. Jika memberi mereka satu atau dua buah uang logam, hatiku akan merasa sedikit gembira. Hari ini juga begitu, dalam saku bajuku juga ada beberapa uang logam, karena itu aku membagikan beberapa puluh uang logam kepada segerombol pengemis kecil.

Di saat itu, aku melihat seorang anak laki-laki mengangkat tinggi selembar papan sambil melihatku. Tidak diragukan lagi, dia sedang ingin menarik perhatianku. Aku berjalan ke arahnya, terlihat dia berusia 13 atau 14 tahun. Pakaiannya sudah usang, namun sangat bersih. Rambutnya juga disisir rapi. Dia tidak seperti orang lain yang memegang kaleng untuk meminta-minta. Papannya di satu sisi bergambar seorang anak lelaki yang sedang menyemir sepatu, di sisi lainnya bertuliskan: "Aku ingin sebuah kotak semir sepatu."

Saat itu aku sedang melakukan infestasi bisnis, pokoknya masih ada waktu, aku lalu bertanya pada anak laki-laki itu, butuh uang berapa. Dia berkata 125 Yuan.

Aku mengangguk-anggukan kepala dan berkata kotak semir sepatu yang dia inginkan terlalu mahal. Anak laki-laki itu berkata tidak mahal, dan berkata dia sudah ke pasar grosir 4 kali dan sudah melhiat semuanya. Untuk membeli kotak, bangku kecil, minyak pembersih, sikat bulu yang lembut, dan beberapa macam semir sepatu, jika tidak ada 125 Yuan, maka keinginannya tidak akan tecapai. Anak laki-laki itu berbicara dengan sangat teratur.

Aku bertanya, sekarang di tangannya ada uang berapa. Anak itu tanpa berpikir berkata sudah ada 35 Yuan, masih kurang 90 Yuan. Aku dengan sungguh-sungguh melihat anak ini, untuk memastikan dia bukan penipu, lalu mengeluarkan dompet, dan mengambil 90 Yuan. Aku berkata: "Uang 90 Yuan ini aku berikan padamu, anggaplah sebagai infestasiku. Tapi ada satu syarat, mulai sejak saat kamu menerima uang ini, kita menjadi rekan kerja. Aku 5 hari berada di kota ini, dalam 5 hari kamu harus membayar lunas 90 Yuan kepadaku, dan aku juga menginginkan bunga 1 Yuan. Jika kamu setuju syarat ini, 90 Yuan ini aku berikan kepadamu."

Anak itu memandangku dengan bersemangat, dan setuju. Anak itu memberitahuku, dia kelas 6, setiap minggu dia hanya pergi ke sekolah 3 hari, beberapa hari lainnya dia mengembalakan sapi, kambing, dan membantu ibunya bercocok tanam, tapi nilainya tidak pernah turun dari peringkat 3 besar, karena itu dia yang terbaik. Aku bertanya, kenapa dia ingin membeli kotak semir sepatu. Dia berkata: "Karena keluargaku sangat miskin, aku ingin bekerja saat liburan musim panas, untuk membayar sekolah."

Aku dengan pandangan mata kagum melihat anak laki-laki ini, kemudian menemaninnya ke pasar grosir untuk membeli kotak dan peralatan yang lainnya untuk menyemir sepatu. Anak itu memikul kotak, siap untuk menggelar stan di depan gerbang pusat perbelanjaan. Aku mengoyang-goyang kepala berkata: "Sebagai rekan kerjamu, agar modalku bisa kembali, aku punya kewajiban mengingatkannmu untuk memilih tempat berdagang yang sesuai."

Di bagian dalam pusat perbelanjaan ada mesin penyemir sepatu gratis, banyak orang sudah tahu. Anak itu sungguh-sungguh berpikr dan bertanya: "Jika memilih di depan hotel di seberang sana bagaimana? Aku pikir di sini adalah kota pariwisata, setiap hari banyak orang masuk menginap di hotel itu, mereka lelah di perjalanan, hari ke 2 saat mereka keluar, pasti butuh untuk menbersikan sepatu" Memikirkan hal ini, aku lantas setuju dengannya.

Karena itu, anak itu berhenti di dekat pintu gerbang hotel. Dia menaruh kotak semir sepatunya sedikit jauh dari pintu gerbang hotel. Dia melihat ke kanan dan kiri tidak ada orang, kemudian berkata padaku: "Mengapa tidak sekarang saja membiarkan saya melunsi bunga anda yang 1 Yuan? Anda juga harus tahu kemampuan kerjaku."

Aku tersenyum, anak ini sungguh cerdik, dia ingin memyemir sepatuku, dan dengan pembayaran menyemir sepatu dia menurunkan bungaku yang 1  Yuan, aku mengagumi kecerdikannya, lalu duduk di atas bangku kecilnya. Aku berkata: "Jika kamu menyemirnya tidak baik, itu membuktikan kalau kamu berbohong, sedang aku telah memberikan infestasiku pada orang yang tidak jujur, dan membuktikan infestasiku gagal."

Anak itu mengelengkan kepala dengan keras, dan berkata dialah yang terbaik. Di rumah dia sudah berlatih menyemir sepatu selama 1 bulan. Perlu diketahui, di desa tidak banyak orang yang mempunyai sepatu kulit yang baik. Dia pergi dari satu rumah ke rumah lainnya, meminta mereka mengeluarkan sepatu kulitnya, kemudian menyemirnya dengan hati-hati sampai mengkilat.

Beberapa menit kemudian, aku melihat sepatu kulitku mengkilat bersinar. Aku merasa puas sambil mengangguk-anggukan kepala. Aku mengambil bulpoin merah dari dalam saku, menulis 2 huruf di pipi kiri dan kanannya : "Terbaik"  Kata "Terbaik"  dalam bahasa Mandarin hanya terdiri dari 2 huruf .– 

Anak itu sangat senang. Tepat di saat itu, sebuah mini bus yang memuat wisatawan datang, dia segera memikul kotak semir sepatunya dan berlari menghampiri, sambil menunjuk ke wajahnya berkata kepada wisatawan yang berturut-turut turun dari mini bus : "Ini adalah penghargaan dari pelanggan saya, apakah anda ingin mencoba? Saya akan mengubah sepatu andah menjadi kaca." Dengan begitu, anak itu menjadi sibuk menyemir sepatu.

Hari ke dua, aku datang ke hotel itu, terlihat anak laki-laki itu pagi-pagi sekali sudah mengelar stannya, dengan bersemangat dia memberi tahuku, kemari dia untung 50 Yuan, disimpan untukku 18 Yuan, untuk makan 3 Yuan, jadi keuntungan bersihnya 29 Yuan. Aku menepuk-nepuk kepalahnya, memuji yang dia lakukan sangat baik. Dia berkata, kemarin malam tidak tidur di terowongan, tapi di tempat penginapan umum, namun tidak membayar uang sewa tempat tidur sebesar 5 Yuan.

Aku ragu, bagaimana bisa tidak membayar uang sewa tempat tidur? Anak itu tersenyum dengan bangga, "saya membantu pemilik penginapan dan isterinya menyemir hampir 10 pasang sepatu, malam ini saya masih bisa menginap di sana tanpa membayar."

5 hari berlalu dengan cepat, aku sudah harus meninggalkan kota ini. Dalam 5 hari ini, anak itu setiap hari membayar aku 18 Yuan, sampai genap 90 Yuan. Anak laki-laki itu tahu aku adalah menejer dari sebuah perusahaan infestasi di Bei Jing, dia berkata, tunggu sampai lulus perguruan tinggi, dia akan pergi ke Bei Jing untuk mencariku. Dia mengulurkan tangan kecilnya yang hitam, aku juga mengulurkan tanganku, dua tangan dengan erat saling berjabatan.

♥♥♥♥♥

Waktu sangat singkat, akhirnya 10 tahun berlalu.

Aku meninggalkan perusahaan infestasi yang semula, membuka sebuah perusahaan perdagangan sendiri. Hari ini, aku di kantor sedang sibuk sampai kelabakan. Karena kecelakaan, perusahaan kehilangan sejumlah besar barang dagangan, perputaran dana mengalami kesulitan, tagihan hutang di mana-mana. Baru saja aku meletakan telpon, sekertarisku masuk, berkata ada anak muda yang membuat janji makan siang denganku, tanpa mengangkat kepala aku bertanya siapa, sekertarisku mengambil sebuah gantungan kunci, dan menaruhnya di atas mejaku, melihat gantungan kunci itu aku terbengong, di atasnya ada beruang kaca kecil, di dahi beruang kecil terukir 3 huruf, "Aku yang Terbaik".

Aku teringat, gantungan kunci ini adalah hadiah saat mendekati perpisahan dengan anak muda penyemir sepatu itu 10 tahun lalu.

Saat siang, aku masuk ke dalam hotel, di dekat tempat duduk yang disiapkan dengan baik berdiri seorang muda berpakaian busana barat yang sangat menarik. Sambil tersenymu, dia berjalan ke arahku kemudian membungkuk sebentar. Dari wajahnya, aku hanya sedikit menemukan bayangan anak penyemir sepatu 10 tahun lalu. Saat minum teh, dia mengluarkan selembar cek 5 juta Yuan, dan berkata : "Saya ingin berinfestasi di perusahaan anda, dalam 5 tahun, kembali modal beserta bunganya"

5 juta Yuan, sungguh seperti barah api mendapatkan salju!

Orang mudah itu dengan tersemyum berkata : "10 tahun lalu, anda sudah mengajari saya hidup dengan cara keredit". Mulai dari kotak semir sepatu itu, saya mengumpulkan sedikit demi sedikt. Sekarang saya sudah punya perusahaan sendiri, 5 juta ini saya infestasikan, saya berhak menuntut bunga lebih.

Aku mengangkat kepala, bertanya dia minta berapa, tanpa ekspresi dia menjawab : "1 Yuan."

Aku bersandar pada punggung kursi, di wajahku tersungging senyum, 90 Yuan dibalas 5 juta Yuan, tidak diragukan lagi ini adalah transaksi paling sukes sepanjang karir infestasiku.

SUKSES BUKAN HANYA ANDA MEMPUNYAI BERAPA?
YANG PALING PENTING ADALAH, ANDA MENOLONG ORANG LAIN BERAPA!
BERAPA ORANG YANG TERHARU DAN BERTUMBUH KARENA ANDA.


Kamis, 30 Mei 2013

Bai Juyi Memohon Petunjuk


Pada zaman dinasti Tang, ada seorang penyair bernama Gu Kuang. Suatu hari, saat dia sedang membaca buku di ruang belajar, orang di rumahnya memberi tahunya ada seorang anak muda yang ingin bertemu dengannya. Gu Kuang bertanya: “Siapa namanya?”

Orang itu menjawab: “Saya tidak bertanya. Dia berkata, dia datang kemari untuk meminta anda mengajarinya membuat syair.” Mendengar itu, Gu Kuang lalu menyuruh untuk mempersilakan anak muda itu masuk.

Ternyata orang yang ingin bertemu Gu Kuang itu masih sangat muda, wajahnya juga tampan. Dia masuk dan memberi hormat, kemudian berkata: “Saya Bai Juyi*, hendak mengikuti ujian di ibukota, hari ini kusus datang untuk mohon bimbingan. Mohon tuan bersedia mengajari saya.” Setelah berkata, ia menyerahkan beberapa syair pada Gu Kuang.

Gu Kuang menerima syair itu, dan bertanya: “Tahun ini berapa usiamu?”

Bai Juyi menjawab: “16 tahun”

Sambil bergurau Gu Kuang berkata: “Juyi, Juyi**, Zhang An mi gui, ju da bu yi.” Artinya, di kota Zhang An (Zhang An adalah ibu kota dinasti Tang) harga beras mahal, tidak mudah untuk tinggal di sana.

Setelah mendengar itu, Bai Juyi mengangguk: “Mohon tuan memberi petunjuk.”

Gu Kuang membuka syair itu, dan membaca bait pertama syair itu .Setelah membaca ini, hatinya sangat senang, dia berpikir: “Jangan dilihat usianya masih muda, syair yang ditulisnya sangat bagus.” Kemudian, dia berkata kepada Bai Juyi: “Api tidak akan membakar habis, setelah ditiup angin musim semi akan hidup kembali. Kalimat ini sangat bagus, kamu mengunakan rumput liar yang memiliki ketahanan hidup sangat  kokoh untuk menyatakan perasaan dari perpisahan. Ini sungguh indah.”

Bai Juyi yang mendengar pujian Gu Kuang, hatinya sangat gembira, dengan cepat dia berkata: “Terima kasih untuk dorongan yang tuan berikan.”

Kemudian, Gu Kuang tak henti-hentinya memperkenalkan kepandaian Bai Juyi kepada orang-orang terkenal di ibukota. Hal itu membuat Bai Juyi dengan cepat menjadi terkenal.

Kerendahan hati adalah salah satu faktor penting yang membuat seseorang bisa bertumbuh. Namun, sejak zaman dahulu, kerendahan hati sudah menjadi barang yang langka.

Tidak banyak orang yang secara jujur berani mengakui kekurangannya, apalagi mau untuk mengakui kelebihan orang lain, dan mau belajar dari kelebihan orang lain tersebut. Manusia cenderung menaruh harga diri mereka pada apa yang mereka miliki, kemampuan mereka, dan kelebihan-kelebihan mereka.

Manusia akan merasa harga dirinya akan berkurang jika ‘kelebihan’ yang mereka miliki tidak sebanyak orang lain. Namun, justru orang yang mau mengakui kekurangannya, dan mau mengakui kelebihan orang lain, serta bersedia berlajar dari orang lainlah yang akan bertumbuh.

Hal ini juga terjadi di dunia rohani. Banyak orang merasa dirinya lebih rohani dari pada orang lain. Kesombongan rohani seperti ini tidak hanya ada pada para pemimpin gereja saja – meskipun penyakit ini lebih banyak menyerang para pemimpin gereja – tetapi bisa juga ada pada diri setiap orang.

Seseorang bisa menganggap dirinya begitu rohani, sehingga dia merasa bahwa dialah yang paling mengenal Tuhan dan paling mengerti kehendak Tuhan. Akhirnya, dia merasa tidak perlu lagi meminta nasehat pada saudara-saudara seiman yang ada di sekitarnya. Karena ia menganggap kerohanian mereka belum ‘sedewasa’ kerohaniaannya.

Jika kita berani berkata jujur, sebenarnya tidak ada seorangpun yang sanggup mengerti segala sesuatu, sehingga tidak lagi memerlukan nasehat dari orang lain. Masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Sehingga kelebihan kita untuk membantu kekurangan orang lain. Begitu pula sebaliknya, kelebihan orang lain untuk membantu kekurangan kita.

Selama kita masih hidup di dunia, pengenalan kita akan Allah belumlah sempurna. Rasul besar seperti Paulus saja berkata, bahwa pengenalannya akan Allah selama dia masih ada di dunia ini adalah seperti melihat bayangan di dalam cermin yang belum sempurna. (I Korintus 13:12) Karena Allah begitu tidak terbatas, sedangkan kita masih dibatasi oleh tubuh jasmani. Jadi kita tidak mungkin dapat memahami Yang Tidak Terbatas dengan mengunakan yang terbatas. Masing-masing kita hanya dapat memahami ‘sebagian kecil’ saja dari pribadi Allah sejauh yang Ia wahyukan kepada kita. Oleh karena itu, seberapa dalam pun kerohanian kita, kita masih memerlukan nasehat dari orang lain. Supaya kita makin bertumbuh dalam pengenalan kita akan Allah.

Oleh sebab itu, hendaklah dalam segala hal kita berani untuk bersikap rendah hati. Berani mengakui kekurangan diri sendiri, dan berani mengakui kelebihan orang lain, serta tidak merasa malu untuk meminta nasehat kepada orang lain.


*Bai Juyi adalah penyair terkenal jaman dinasti Tang, hidup pada tahun 772-846 M
**Dalam karakter Mandarin nama Juyi terdiri dari huruf “Ju” (tinggal) dan hurur “Yi” (mudah).


Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlasana kalau penasehat banyak.
(Amsal 15:22)



Selasa, 23 April 2013

Duta yang Setia


Pada permulaan Dinasti Han, suku bangsa Xiong Nu dari utara sering memasuki perbatasan. Bangsa Xiong Nu adalah suku bangsa nomaden yang tinggal di padang rumput, mereka sering memasuki wilayah Han untuk merampas ternak dan hasil pertanian rakyat. Karena itu, Kaisar Han lalu mengutus seorang duta pada tahun 100 SM untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang Xiong Nu. Duta besar ini bernama Su Wu ( 140SM – 60 SM ).

            Tetapi, musuh tidak mau berdamai. Sebaliknya mereka menyuruh untuk Su Wu menyerah. Namun Su Wu tetap teguh dalam pendiriannya. Dia tidak mau menyerah kepada orang-orang Xiong Nu. Karena itu, mereka menahan Su Wu dan tidak membiarkannya kembali ke negaranya. Mereka menyuruhnya bekerja sebagai gembala kambing.

            Su Wu tinggal di daerah Xiong Nu selama 19 tahun. Seluruh rambut dan jenggotnya sudah menjadi putih. Tetapi Su Wu tetap tidak mau menyerah.

            Suatu hari, saat Raja Xiong Nu pergi berburu, dia melihat seorang tua berambut putih sedang menggembalakan kambing di padang rumput. Dia baru teringat kejadian 19 tahun yang lalu. Dia mendekati Su Wu sambil berkata, “ Aku sungguh kagum kepadamu, aku paling menghormati seorang pahlawan yang memiliki watak tidak kenal menyerah. Aku menyetujui permintaan perdamaianmu. Sekarang kamu bisa kembali ke negerimu.”

Karena ketekunan dan kesetiaan Su Wu, akhirnya raja Xiong Nu melepaskannya. Ia mengutus orang mengikuti Su Wu untuk kembali ke Kerajaan Han dan berdamai dengan Kerajaan Han.

Kita juga adalah duta-duta kerajaan Allah yang Ia utus ke dalam dunia ini untuk mendamaikan dunia dengan diriNya. Tugas kita sebagai duta kerajaan Allah tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus kita hadapi. Yesus berkata: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33)

Namun, banyak orang Kristen yang tidak sadar bahwa mereka adalah duta kerajaan Allah bagi dunia ini. Mereka hidup selayaknya mereka memang berasal dari dunia ini. Mereka hidup mengikuti cara-cara dunia. Kita melihat banyak orang Kristen yang memiliki standar yang sama dengan dunia, bahkan yang lebih parah, ada orang Kristen yang memiliki standar yang lebih rendah dari dunia. Cara mereka bekerja, bergaul, memilih jodoh, berbicara, bahkan berpakaian, semua mengikuti standar dunia. Mereka telah terseret oleh arus dunia ini.

Allah mengutus kita untuk menjadi terang dan garam bagi dunia. Kegelapan tidak berkuasa atas terang. Begitu terang hadir, kegelapan, segelap apa pun itu akan langsung lenyap. Begitu juga dengan garam. Garam akan memberi rasa dimanapun ia ditempatkan. Bukan makanan yang memberi rasa kepada garam. Tetapi garamlah yang memberi rasa pada makanan. Selezat apa pun suatu masakan, tanpa garam, tetap makanan itu tidak akan enak dimakan.

Kita harus tahu dan setia kepada tugas yang Allah berikan kepada kita, yaitu menjadi duta Allah. Jika kita setia, dan hidup kita berbeda dengan dunia, maka dunia akan mengenal Allah melalui kita. Alkitab berkata: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga.” (Matius 5:16)

Melalui kitalah dunia akan mengenal Allah. Juga karena kitalah dunia akan menolak Allah. Karena itu, biarlah kita menjadi duta yang setia, yang mendatangkan kesembuhan bagi dunia dimana Allah telah mengutus kita,  dengan membawa dunia untuk mengenal Allah yang benar. Dan mendamaikan dunia dengan Allah.

Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan.
( Amsal 13:17 )

Negeri Wanita


Pada zaman dinasti Tang, ada seorang cendekiawan bernama Tang Ao, bersama 2 orang temannya Lin Zhi Yang dan Duo Jiu Gong pergi mengarungi lautan untuk berdagang. Mereka sampai ke sebuah daratan, setelah berlabu, mereka mendapati di tempat ini yang bertanih, bekerja, berdagang semuanya wanita. Cara bicara mereka juga kasar dan keras, dan lagi mereka memakai pakaian lelaki. Tang Ao merasa sangat heran.

Mereka sampai di depan sebuah penginapan, seorang wanita dengan pakaian laki-laki keluar menyambut mereka, memperkenalkan diri sebagai pemilik penginapan itu. Dia berbalik memanggil orang untuk membantu. Yang keluar adalah seorang laki-laki dengan pakaian wanita. Meskipun perawakkannya tinggi besar, di wajahnya juga tumbuh kumis, tapi cara jalannya berlenggak-lenggok, suaranya juga halus. Wajahnya juga memakai make up dan lipstick! Tang Ao merasa dia sangat perlente.

Pelan-pelan, Tang Ao dan teman-temannya baru mengerti. Tempat ini bernama Negeri Wanita. Wanita yang mengatur masalah negara, yang bekerja di luar juga adalah wanita, sebaliknya lelaki mengurusi pekerjaan rumah tangga di dalam rumah. Tang Ao dan teman-temannya berdagang selama beberapa hari, ada orang berkata kepada mereka: “Perhiasan dan make up yang kalian jual sangat bagus. Raja kami ingin membelinya untuk para ‘wanita’ di dalam istana. Kalian harus pergi ke istana untuk membicarakan harga.”

Siapa mengira, begitu raja Negeri Wanita melihat mereka, langsung menyukai Lin Zhi Yang, dan lagi tanpa berunding, langsung mengurung Lin Zhi Yang untuk dijadikan ‘selir’. Segera sekelompok ‘wanita’ dalam istana datang menganti baju Lin Zhi Yang, menyematkan bunga, mengoleskan lipstick; ada orang yang melihatnya tidak memiliki lubang di telinga, segera mengambil jarum untuk menusuk kedua telinganya, dia kesakitan sampai berteriak; mereka mengambil kain untuk membungkus kedua kaki Lin Zhi Yang, sampai-sampai ia memerlukan bantuan untuk berjalan. Lin Zhi Yang merasa sangat menderita, dan membuka pembungkus kakinya. Raja yang mengetahuinya berkata: “Bagaimana bisa kamu tidak menaati peraturan? Kamu harus diberi pelajaran.” Dia kemudian memanggil orang untuk memukulnya. Tak peduli bagaimanapun Lin Zhi Yang meronta dan memohon, raja tetap memerintahkan orang untuk mengurungnya. Menyiapkannya untuk pernikahan yang diadakan beberapa hari lagi.

  Tang Ao dan Duo Jiu Gong kembali ke penginapan. Mereka berpikir keras, dan setelah berpikir sangat lama, mereka mendapatkan sebuah ide: Pengantin wanita, sebelum menikah tidak boleh tinggal di rumah suaminya, karena itu, mereka berkata kepada raja: “Sebelum pernikahan, Lin Zhi Yang harus kembali ke penginapan, menungguh sampai waktu pernikahan, anda baru mengutus orang untuk menjemputnya masuk istana.” Raja setuju melepaskan Lin Zhi Yang kembali, tetapi menyuruh orang berjaga-jaga di sekitar penginapan.

Mengunakan kesempatan di malam hari, Tang Ao dan Duo Jiu Gong mengendong Lin Zhi Yang yang tubuhnya penuh luka, melarikan diri dari penjagaan prajurit Negeri Wanita, tergesa-gesa meninggalkan penginapan dan naik ke atas kapal. Pergi dari Negeri Wanita yang aneh ini.

Alkitab berkata: Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. (Amsal 16:4) Begitu juga ketika Tuhan membentuk pria dan wanita. Allah memiliki tujuan yang unik dan kusus bagi pria dan wanita.

Allah menciptakan pria dengan kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga Allah menciptakan wanita dengan kelebihan dan kekurangannya. Meskipun Allah menempatkan pria dan wanita sejajar, namun bukan berarti sama. Ada hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh pria, dan tidak dapat digantikan oleh wanita. Sebaliknya, ada hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh wanita, namun tidak dapat dilakukan oleh pria. Secara anatomi yang kelihatan saja, Allah menciptakan pria dan wanita berbeda. Begitu juga dengan cara berpikir dan perasaannya.

Kedudukan pria tidak dapat digantikan oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Terutama di dalam keluarga. Dalam hubungan suami isteri. Allah telah menetapkan pria sebagai kepala keluarga, dan isteri sebagai penolong. Meskipun ada wanita yang sukses dan melebihi kesuksesan suaminya, namun di rumah, suaminya tetap adalah kepala. Dan dia tetap wajib menghormati suaminya.

Tetapi yang sering kali terjadi adalah, terbaliknya atau tidak dijalankannya dengan baik fungsi yang telah ditetapkan oleh Allah ini. Ketimpangan ini bisa terjadi akibat kesalahan pria atau wanita. Banyak pria yang enggan mengambil tanggung jawabnya sebagai kepala – menjadi kepala adalah tanggung jawab, namun banyak suami yang menganggapnya sebagai hak, dan mengunakannya untuk berlaku sesuka hatinya terhadap keluarganya – . Ia menyerahkan segala keputusan yang diambil dalam keluarga kepada isterinya. Sebaliknya banyak isteri-isteri yang berusaha untuk mendominasi suaminya. Dan dia sulit tunduk pada otoritas suaminya.

Bayangkan! Jika kita menukar letak kaki dan tangan kita. Kita tidak akan bisa berjalan dan berkerja dengan baik. Walaupun mungkin kita masih bisa berjalan dan bekerja dengan posisi tangan dan kaki yang ditukar, namun kita tidak mungkin melakukannya sebaik jika kaki dan tangan kita berada di tempat yang semestinya.

Jadi, biarlah tiap-tiap pria dan wanita tahu, di mana Allah menempatkan mereka. Dan mereka menjalankan fungsi mereka sebaik mungkin sesuai dengan yang telah Allah tetapkan. Maka, segala sesuatunya, terutama kehidupan berkeluarga akan berjalan dengan baik. Karena segala sesuatu yang Allah tetapkan adalah baik adanya.


Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh….. Bagaimanapun juga kamu masing-masing berlaku: Kasihanilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
 ( Efesus 5:22-23; 33 )

Mencari Kambing


Yang Zi adalah seorang terpelajar pada zaman China kuno. Suatu hari, tetangganya kehilangan seekor kambing, lalu meminta kepada banyak orang untuk membantunya mencari kambing itu. Mereka berpencar dan mencari ke berbagai arah, namun, meskipun sudah mencari sampai menghabiskan tenaga, kambing itu tidak juga ditemukan.

Yang Zi yang mengetahui masalah ini, lalu bertanya pada tetangganya: “Begini banyak orang mencari seekor kambing, bagaimana bisa masih tidak ketemu?”

Tetangganya menjawab: “Di sini banyak sekali jalan yang bercabang. Setiap jalan, memiliki persimpangan, membuat kami tidak bisa mengetahui, kambingnya lari ke jalan yang mana.”

Setelah Yang Zi mendengar ini, dia tampak risau. Muridnya bertanya padanya: “Yang hilang hanya seekor kambing, ini bukan masalah yang besar. Dan lagi, kambing itu bukan milik anda, mengapa anda begini risau?”

Ah! Yang Zi menghela napas: “Aku bukan risau karena seekor kambing. Tapi, dari masalah ini bisa ditarik suatu pelajaran. Kalau seorang yang sedang belajar, dia belajar ini sedikit, belajar itu sedikit, tidak ada tujuannya. Sama seperti mencari kambing di jalan yang bercabang, akhirnya juga tidak akan mendapatkan apa-apa.”

Beberapa orang gagal dan tidak memperoleh apa-apa bukan karena mereka memiliki kemampuan yang lebih rendah, atau kesempatan yang lebih sedikit dari orang lain. Beberapa orang gagal karena mereka tidak dapat mengatur prioritas mereka. Mereka tidak memiliki fokus terhadap apa yang mereka akan lakukan. Mereka melakukan atau belajar banyak hal secara bersamaan. Itu sebabnya mereka tidak bisa menjadi maksimal dalam apa pun yang mereka lakukan.

Orang yang tidak memiliki fokus dan prioritas, diakibatkan karena mereka tidak tahu apa tujuan mereka. Sebab itu, mereka melakukan banyak hal sekaligus.

Mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita sangatlah penting. Dengan mengetahui tujuan kita, kita bisa menentukan apa yang menjadi prioritas dan fokus kita. Sehingga kita bisa melakukannya dengan segenap kemampuan kita. Dan kita akan mencurahkan seluruh waktu, tenaga, dan pikiran kita pada hal tersebut. Dan apa pun yang dilakukan dengan segenap hati, hasilnya pasti akan lebih maksimal.

Untuk mengetahui tujuan hidup kita, kita harus tahu apa kelebihan dan kekurangan kita. Tuhan melengkapi kita dengan bakat, kepandaian, dan gairah yang kita miliki untuk sebuah tujuan.

Tuhan melengkapi burung dengan sayap, karena Tuhan memiliki tujuan bagi burung untuk terbang. Tuhan melengkapi ikan dengan insang, karena tujuan Tuhan adalah agar ikan bisa hidup di dalam air. Tuhan tidak memberi ikan sayap, karena bukan tujuan Tuhan agar ikan bisa terbang.

Kita harus tahu apa kelebihan kita. Hal apa yang membuat kita bergairah ketika kita melakukannya, dan kita tidak akan bosan untuk melakukannya, meskipun orang lain menganggapnya sebagai hal yang membosankan. Kita berfokus pada hal tersebut, karena itulah tujuan hidup kita. Dan untuk hal itulah Allah menciptakan kita.

Selain dengan mengetahui apa kekurangan dan kelebihan kita. Yang terpenting untuk mengetahui apa tujuan hidup kita adalah, kita harus bertanya dan memohon pimpinan Tuhan. Alkitab berkata, Ia adalah Penasehat Ajaib. (Yesaya 9:5) Tuhan akan memimpin kita, sehingga dapat mengetahui apa kehendak Tuhan secara spesifik bagi kita.

Karena kita diciptakan untuk mengenapi kehendak Allah bagi kita, maka apa pun yang kita kerjakan, pelajari, bahkan katakan, hendaklah kita bertanya terlebih dulu kepada Tuhan. Supaya dalam apa pun yang kita lakukan, bisa membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.


Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang saja memukul.
  ( I Korintus 9:26 )