Rabu, 06 Maret 2013

Tiga Kali Berkunjung


Di akhir dinasti Han Timur (25-220 M) , pemerintahan sangat rusak, ditambah lagi bencana alam yang terus-menerus, serta perang yang berkepanjangan. Membuat kehidupan rakyat sangat menderita.  Banyak tokoh yang bertekad untuk meredahkan keadaan yang kacau balau tersebut. Karena itu, mereka mengumpulkan pasukan, dan menegakkan panjinya masing-masing. Di He Bei ada seorang yang bernama Liu Bei. Bersama saudara angkatnya Guan Yu dan Zhang Fei. Sangat ingin melakukan sebuah usaha besar.
Ia mendengar kabar ada seorang yang bernama Zhuge Liang, ia adalah seorang terpelajar yang sangat padai, dan juga ahli dalam mengatur pasukan. Karena itu ia mencari tahu tempat tinggal Zhuge Liang. Bersama Guan Yu dan Zhang Fei pergi menungang kuda serta membawa hadiah untuk menemui Zhuge Liang. Dia berharap, Zhuge Liang dapat membantunya.
Guan Yu berkata: ”Untuk apa engkau susah-susah pergi sendiri? Utus saja orang untuk menyuruhnya datang.”
“Jika ingin bertemu dan memohon bantuan, harus dengan hormat. Aku sendiri yang pergi, takutnya dia tidak bersedia bertemu.” Jawab Liu Bei.
Sesampainya mereka di rumah Zhuge Liang, seorang pelayan kecil membukakan pintu bagi mereka. Liu Bei menjelaskan maksud kedatangannya untuk bertemu dengan Zhuge Liang.
Anak itu berkata: ”Tuan pagi-pagi sekali sudah pergi, tidak tahu kapan baru pulang.” Mendengar itu Liu Bei sangat kecewa.
Zhang Fei berkata: ”Kalau memang tidak ada, kita kembali saja!” Tetapi Liu Bei enggan untuk meninggalkan tempat itu. Dia tetap menunggu, sampai Guan Yu dan Zhang Fei memaksanya berulang kali, baru dia mau kembali.
Liu Ben terus menerus menyuruh orang mencari tahu kapan Zhuge Liang kembali. Suatu hari, orang yang mencari tahu tentang Zhuge Liang kembali. Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, segera pergi ke sana dengan membawa hadiah. Saat itu sedang musim dingin, salju turun dengan lebat, Zhang Fei yang sudah tidak tahan, kemudian mengomel.
Liu Bei berkata: ”Dengan berbuat begini, baru bisa menunjukan kesungguhan maksud kita.” Mereka menerjang salju, sampai di depan rumah Zhuge Liang. Ketika mereka mengetuk pintu, masih pelayan kecil itu yang membukakan pintu.
Liu Bei bertanya: ”Apakah tuan Zhuge Liang ada di rumah?”
Anak itu menjawab: ”Dia ada di dalam sedang membaca buku.”
Liu Bei sangat senang, ia masuk ke dalam untuk melihat, sungguh di dalam ada seseorang yang sedang membaca buku. Dia takut menggangu, karena itu, dia duduk di luar menunggu. Sampai orang itu selesai membaca buku, baru dia masuk untuk bertemu. Di luar dugaan, orang itu bukanlah Zhuge Liang, tetapi adiknya. Sekali lagi Liu Bei kecewa. Dia meninggalkan sepucuk surat untuk Zhuge Liang. Di dalamnya ia menjelaskan, bahwa dia berharap Zhuge Liang mau membantunya untuk melepaskan rakyat dari penderitaan. Kemudian dia pergi.
Liu Bei sudah membulatkan hati. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menyerah. Setelah beberapa waktu, dia mendengar Zhuge Liang sudah kembali. Dia segera berangkat sekali lagi. Kali ini, anak itu memberi tahunya, Zhuge Liang sungguh-sungguh ada di rumah, sedang tidur. Liu Bei menyuruh anak itu supaya jangan membangunkannya, dan dia menunggu di luar. Zhang Fei yang sejak semula sudah tidak sabar, sekarang sudah tidak dapat tahan lagi, dia berteriak: ”Zhuge Liang ini adalah orang yang sangat sombong. Aku akan pergi mengambil obor, dan kita lihat, apakah dia masih bisa tidur!” Liu Bei segera menceganya.
Setelah menunggu setengah hari, akhirnya Zhuge Liang bangun. Mendengar ada orang yang mencarinya, dia berkata: ”Tunggu sebentar, saya akan ganti baju dulu.” Setelah menunggu setengah hari lagi, Zhuge Liang-pun keluar. Dia bertemu dengan Liu Bei, dan bercakap-cakap sebentar dengannya. Liu Bei menjelaskan bahwa dia sudah datang tiga kali. Ternyata, Zhuge Liang sudah tahu lebih dulu Liu Bei akan datang. Karena ingin menguji kesungguhan hati Liu Bei, dia sengaja beberapa kali tidak berada di rumah, dan menunjukan sikap sombong. Melihat Liu Bei begitu bersungguh-sungguh, Zhuge Liang berjanji membantu Liu Bei.
Mereka membicaraakan keadaan Negara saat itu. Menjelaskan keadaan yang kacau balau beberapa tahun ini. Dan lagi menganalisa cara penyelasaian, serta perkembangan dan perubahan untuk ke depannya. Liu Bei, kian mendengar, kian merasa kagum. Guan Yu dan Zhang Fei juga merasa Zhuge Liang adalah orang yang sangat hebat.
Akhirnya, Liu Bei di bawa bantuan Zhuge Liang, memenangkan banyak peperangan. Dan berhasil mendirikan negara Shu, salah satu dari ke tiga negara.
Dalam kehidupan kitapun juga sering mengalami keadaan yang serupa. Sering kali kita sudah berdoa dan berdoa kepada Allah supaya Ia melakukan sesuatu untuk kita. Namun sepertinya Allah begitu sulit untuk kita temui. Atau saat kita berada pada situasi yang tidak dapat kita mengerti. Kita berdoa dan bertanya kepada Allah. Namun tidak ada jawaban, Allah tetap diam.
Kemudian kita bertanya:
“Apakah Allah mendengar doa kita?”
“Apa Allah masih menjawab doa?”
“Kemana Allah di saat kita benar-benar membutuhkanNya?”
“Apa Allah peduli dengan keadaanku?”
“Kenapa Allah yang aku baca dalam Alkitab berbeda dengan yang aku alami sekarang? Allah dalam Alkitab adalah Allah yang selalu rindu mencari umatNya, namun, sekarang, saat aku paling membutuhkanNya, Dia justru menyembunyikan diri.”
“Apa mungkin Allah memang tidak mau atau tidak sanggup menolongku?”
Dan masih banyak lagi pertannyaan serupa akibat Allah ‘menyembunyikan’ diriNya.
Terkadang, Allah memang seperti sedang menyembunyikan diriNya untuk melihat kesungguhan dan ketekunan kita. Allah tidak ingin kita menjadi anak-anak yang manja. Ia melati ketekunan kita dengan seolah-olah menyembunyikan diriNya. Walaupun sebenarnya, Allah tidak pernah meninggalkan kita, bahkan tidak sedetikpun kita luput dari padanganNya. Akitab berkata, bahkan rambut di kepala kita semuanya dihitung oleh Allah.
Perasaan kalau Allah sedang menyembunyikan diriNya sebenarnya timbul dari ketidak mengertian dan ketidak sabaran kita. Jika saja kita memahami bagaimana pribadi Allah seperti yang Alkitab katakana, dan kita mempercayainya – dan bukan mempercayai perasaan kita sendiri tentang Allah – maka kita bisa yakin bahwa Allah selalu mempedulikan kita.
Ketidak sabaran kita juga membuat kita merasa Allah sedang menyembunyikan diri dari kita. Seandainya kita mau bersabar, dan menantikan Allah bertindak tepat pada waktunya, kita tidak akan menjadi frustasi karena Allah tidak segera menjawab doa-doa kita. Dan akhirnya kita merasa Allah sedang menyembunyikan diriNya dan tidak mempedulikan kita.
Apa pun saat ini yang menjadi doa-doa kita kepada Allah, dan belum mendapat jawabannya, sehingga kita merasa seolah-olah Allah sedang menyembunyikan diri. Tetaplah berdoa, karena mungkin saat ini Allah sedang menguji kesungguhan hati kita dan ketekunan kita. Ingatlah! Allah yang berjanji: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5) adalah Allah yang selalu setia terhadap janjiNya.


Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseu kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
(Matius 18:7)

Gagal Mempermainkan Wu Niang


Suatu hari, rumah makan kecil milik Wu Niang kedatangan 2 orang tuan muda. Begitu memasuki rumah makan, mereka langsung berteriak: “Kami minta 2 jenis makanan yang digoreng.”
Wu Niang bertanya: “Kedua tuan muda ingin makanan apa?”
Yang satu berkata: “Aku mau udang goreng yang besar, namun, aku tidak mau udang goreng yang badannya bengkok, aku mau udang goreng yang badannya lurus!” Yang lainnya berkata: “Aku mau air goreng.”
Wu Niang berpikir dalam hati: “Udang yang sudah digoreng bagaimana bisa tetap lurus? Sedangkan udang yang masih hidup saja badannya sudah bengkok! Air dan minyak tidak bisa bercampur, bagaimana mungkin digoreng? Ini jelas-jelas ingin mempersulit aku.”
Wu Niang bepikir dan berpikir, kemudian berkata: “Kedua jenis masakan ini bisa aku buatkan, tapi harganya sedikit mahal.”
Kedua tuan muda itu berkata: “Sebenarnya kamu tidak bisa membuatnya, karena itu, memberikan harga yang mahal untuk mengertak kami. Kami memiliki banyak uang, silakan kamu tentukan harganya!”
Wu Niang karena mau memberi pelajaran kepada kedua tuan muda ini, lalu meminta 50 Liang perak sebagai harganya, dan merekapun menyetujuinya.
Setelah Wu Niang mencuci bersih udang besar, dia lalu menusuknya satu per satu dengan bambu, kemudian baru mengorengnya dalam wajan, setelah matang, dia lalu mencabut bambunya,  udang itu bisa menjadi lurus. Wu Niang lalu mengambil pisau dan memotong es batu, membungkusnya dengan tepung, lalu mengorengnya dalam wajan.
Kedua jenis masakan ini sudah jadi. 2 orang tuan muda itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, mereka hanya bisa mengakuh kalah. Mereka masing-masing membayar setengah dari harga masakan itu. Mereka tidak memakan masakan itu, dan langsung pergi.
Banyak orang mengejar kepandaian, mereka menghabiskan banyak biaya dan tenaga untuk mengejar kepandaian. Orang berusaha untuk masuk sekolah-sekolah terkenal, mempelajari banyak hal untuk mendapatkan kepandaian.
Dunia saat ini adalah dunia yang mendewakan kepandaian. Dunia membuat lebel “orang pintar” dan “orang bodoh”, dan orang-orang yang memilik lebel “orang pintar” akan selalu mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari pada “orang bodoh”. Namun, ukuran orang pintar untuk dunia hanya diukur dari gelar, status sosial, dan semua yang bisa nampak dari luar.
Memang kita harus mengembangkan talenta yang Tuhan berikan dengan belajar dan berusaha sebaik-baiknya. Jika kita tidak berusaha untuk mengembangkan diri kita, sama dengan kita menyia-nyiakan potensi yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
Saya pernah mendapat sms dalam bahasa Mandarin yang berbunyi: Chongming bu yiding yu zhishang you guan….. (Kepandaian tidak pasti berhubungan dengan hikmat untuk bedagang). Orang yang pandai belum tentu berhikmat. Banyak orang yang pandai tapi tidak berhasil dalam hidupnya. Tetapi banyak juga orang yang tidak memiliki kepandaian yang lebih, namun berhasil hidupnya karena ia memiliki hikmat.
Hikmat tidak sama dengan kepandaian. Kepandaian bersifat “jasmani”, sedangkan hikmat lebih bersifat “rohahi”. Jika kepandaian diperoleh dengan berusaha – sesuatu yang alami – , namun hikmat sesungguhnya berasal dari pada Allah. Bahkan dalam Amsal dikatakan bahwa hikmat adalah Yesus sendiri (Amsal 8:30). Hikmat diperoleh dari hubungan dengan Allah yang adalah sumber hikmat itu sendiri.
Jika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, maka Roh Kudus yang akan mengajar dan membimbing kita. Dalam segala perkara, Dia akan selalu mangajar kita apa yang harus kita lakukan. Roh Kudus akan memberi tahu kita kapan dan bagaimana kita harus memulai. Sehingga kita menjadi orang yang berhikmat dalam apa yang kita kerjakan.
Seringkali apa yang Tuhan perintaahkan kelihatannya tidak masuk akal. Tetapi jika kita mempercayai pimpinanNya karena Dia adalah Allah yang mengetahui bahkan memegang masa depan kita, maka Tuhan akan membuat berhasil apa yang kita kerjakan.
Carilah Hikmat yang adalah Allah sendiri lebih dari pada mengejar segala sesuatu! Bukankah Firman Tuhan berkata carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu?

Karena hikmat lebih berharga dari pada pemata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.
(Amsal 8:11)

Cara Pemakamaman yang Dikehendaki Tuan Tanah


Seorang tuan tanah yang kaya, memiliki 3 orang anak laki-laki. Tuan tanah itu sakit, dan dari hari ke sehari sakitnya bertambah parah. Dia merasa dirinya tidak akan sembuh lagi. Tuan tanah itu harus mempercayakan usahanya kelak kepada ketiga anaknya.
Pertama-tama dia bertanya kepada anaknya yang tertua: “Aku takut, sakitku tidak akan sembuh lagi, setelah aku meninggal, bagaimana engkau akan menguburkan aku?” Anaknya yang besar menjawab: “Aku akan mengunakan peti mati terbaik, baju untuk orang mati yang terbaik, memanggil datang biksu……...” Sebelum dia selesai bicara, ayahnya marah kepadanya dan mengusirnya keluar.
Dia juga bertanya hal yang sama kepada anaknya yang ke 2. Anaknya yang ke 2 menjawab: “Aku pikir, upacara pemakaman yang sedikit sederhana lebih baik. Membeli peti mati dan baju yang biasa sudah cukup. Untuk apa memboroskan uang dan waktu?” Tuan tanah menggeleng-gelengkan kepala, dan berkata: “Kamu juga tidak bisa, pergilah!”
Terakhir, tuan tanah menanyakan kepada anak bungsunya pertanyaan yang sama. Anak bungsu yang tahu sifat ayahnya, berpikir dulu sebelum menjawab: “Anda seumur hidup hanya ingin mendapatkan uang, tidak ingin mengeluarkan uang. Setelah anda mati, saya juga ingin mendapat keuntungan darinya.”
Mendengar itu tuan tanah dengan cepat berkata: “Cepat katakan, mendapat keuntungan bagaimana?”
Anak ke 3 berkata: “Aku akan mengupas kulit anda dan menjualnya untuk di jadikan tambur. Memotong daging anda dan menjualnya kepada orang yang memelihara harimau.”
Tuan tanah kembali bertanya: “Bagaimana dengan tulangku yang tersisa?”
Anaknya menjawab: “Aku akan membakarnya menjadi pupuk untuk menyuburkan tanah.”
Setelah mendengar itu, tuan tanah tersenyum, dan berkata kepada anak bungsunya: “Anakku, rumah ini aku berikan padamu. Sekarang aku dapat meninggal dunia dengan tenang.”
Dari kecil kita sudah diperkenalkan dengan pepatah yang berbunyi “Hemat pangkal kaya.” Namun, banyak orang yang karena begitu berhemat, menjadi pelit, bahkan terhadap dirinya sendiri. Mereka bekerja dan bekerja untuk mengumpulkan uang, tetapi sangat saying untuk mengeluarkan uang walaupun itu untuk kepentingannya sendiri.
Memang, kita tidak boleh hidup boros dan berfoya-foya, sehinnga lebih besar pengeluaran daripada pemasukan kita. Dan akhirnya kita tidak bisa menabung, bahkan berhutang. Kita harus bisa membedakan antara kebuthan dan keinginan. Mana hal-hal yang memang kita butuhkan, atau itu hanya keinginan sesaat karena sedang tren, atau karena kita melihat orang lain memilikinya.
Amsal berkata: Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minun, ia sendiri akan diberi minum. (Amsal 11:24-25) Alkitab mengajarkan ada orang yang menyebar harta akan bertambah kaya. Bukan orang yang memboroskan harta yang akan bertambah kaya. Jika kita berani menyebar harta kita untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita, maka Tuhan akan memberkati kita. Jika kita menghemat secara luar bisa meskipun kita memiliki banyak kekayaan, itu menunjukan kita memiliki mentality kemiskinan.
Orang yang memiliki mentality kemiskinan, akan selalu merasa dia belum memiliki cukup banyak harta sehingga ia bisa menikmatinya, apalagi untuk dibagikan kepada orang lain. Orang yang memiliki mentality kemiskinan akan selalu berkata apa yang dimilikinya masih kurang.
Jadi, kita bisa menjadi orang kaya atau orang miskin bukan tergantung berapa banyak yang kita miliki, tetapi bagaimana mental yang kita miliki. Orang yang kaya adalah orang yang bisa menikmati dan mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan padanya. Telebih lagi, orang yang kaya adalah orang yang bisa memakai apa yang telah Tuhan berikan kepadanya untuk menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan, meskipun apa yang dimilikinya tidak sebanyak orang lain.


Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawa matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya.
(Pengkhotbah 6:1-2)

Selasa, 05 Maret 2013

Batu Giok untuk Sima Qian


Suatu hari, ada seseorang yang memberi hadiah kepada Sima Qian (145/135 Sm-?). - Sima Qian adalah seorang sejarahwan, sastrawan, dan pemikir pada zaman dinasti Han. - Anak perempuannya membuka dan melihat, langsung terkejut, “Ah!! Sungguh batu giok putih yang sangat indah.” Sembari mengambil batu giok tersebut, Sima Qian mengambil batu giok tersebut. Sambil mengamati, dia memuji,  “Sungguh-sungguh sebuah batu giok yang sangat berharga, tidak ada cacatnya sedikitpun.”
Anak perempuan Sima Qian berkata, “Ayah, engkau sungguh seperti batu giok ini. Begitu putih dan bersih. Kalau Engkau memakai batu giok ini, pasti sungguh sangat bagus.”
Sima Qian berkata, “Kamu salah, kalau aku menerima batu giok ini, aku tidak akan sama seperti batu giok ini, begitu putih dan bersih.”
Putrinya tidak mengerti apa yang Sima Qian maksudkan. Sima Qian berkata lagi, “Orang ini memberiku batu giok yang begini bagus, pasti karena mengharapkan aku membantunya melakukan sesuatu. Kalau aku demi batu giok ini membantunya melakukan sesuatu, bagaimana bisa dikatakan hatiku putih bersih? Kamu kembalikan saja batu giok ini.”
Putri Sima Qian sangat memahami sifat ayahnya. Dia segera membungkus kembali batu giok tersebut. Kemudian menyuruh orang untuk mengantarkannya kembali.
Mao Zedong, pemimpin partai Komunis China memiliki sebuah semboyan “Shijie shang meiyou wuyuanwugu de ai”. Yang artinya, di dunia ini tidak ada kasih yang tidak tanpa alasan. Dengan kata lain, jika ada seseorang melakukan perbuatan kasih kepada orang lain, itu dikarenakan orang tersebut memiliki maksud atau mamri di balik perbuatan baiknya.
Memang, dunia pada umumnya melakukan suatu kebaikan untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri. Bahkan walaupun balasan untuk kebaikannya diharapkan akan diterimanya sebagai pahala pada “kehidupan yang akan datang”, tapi tetap semuanya itu adalah demi keuntungan dirinya sendiri.
Berapa banyak kita melihat orang yang berbuat baik agar menerima balasan yang setimpal?
Saya mengenal seorang oma yang setiap hari Jumat harus berderma dengan memberikan uang kepada orang miskim. Setiap hari Jumat di depan rumahnya selalu berkumpul banyak “orang miskin” yang sudah mengetahui kebiasaannya itu, karena keluarga oma itu termasuk keluarga yang sangat kaya dan terpandang di daerahnya.
Ketika saya bertanya kenapa dia memiliki kebiasaan seperti itu, dia menjawab, jika ia tidak berderma setiap hari Jumat, ia tidak akan diberkati, bahkan akan terkena sial. Jadi dia berderma setiap hari Jumat untuk menolak sial bagi dia dan keluarganya. Ternyata suatu perbuatan baik didasari atas suatu motifasi yang tidak baik. Dia memberi bukan karena ingin memberkati orang yang kurang mampu, dia memberi agar dirinya tidak terkena sial.
Yesus memberi teladan yang sangat berbeda bagi kita. Yesus tidak saja memberikan segala yang terbaik bagi kita (Roma 8:32), tapi Ia juga menyerahkan nyawaNya bagi kita (Filipi 2:6-8). Terlebih lagi, Dia memberikan semua itu kepada kita karena kita sudah melakukan suatu perbuatan baik. Sebaliknya, Dia memberikan semua itu kepada kita oleh kasih karuniaNya, ketika kita masih dalam keadaan berdosa.
Sebenarnya kita tidak layak menerima apa pun dari Allah. Sebaliknya, yang pantas kita terima adalah hukuman. Namun, karena kasih Allah yang begitu besar, melalui percaya kepada Kristus kita tidak hanya tidak dihukum, tetapi juga menerima segala sesuatu yang terbaik dari Allah.
Jika Allah sudah demikian mengasihi kita, dan memberi teladan bagi kita, berlebihankah jika Allah menuntut kita melakukan hal sama bagi sesama kita, yaitu mengasihi dan memberi kepada sesama kita tanpa mengharapkan balasan apa pun. Pilihan ada di tangan kita, prinsip siapa yang akan kita pegang, prinsip Allah atau prinsip dunia?


Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
(Matius 5:42)

Berbagi Warisan


Dahulu, ada seorang bernama Tian Zhen. Dia adalah anak tertua. Keluarganya sangat kaya. Dia tinggal bersama orang tua dan dua adik laki-lakinya.
Ayah dan ibunya berturut-turut meninggal dunia, dalam waktu yang tidak jauh berbeda. Suatu saat, anak yang kedua dan ketiga berkelahi untuk berebut warisan. Tian Zhen sebagai anak tertua, tidak berdaya melerai kedua adiknya, dan terpaksa menyetujui maksud adik-adiknya. Mereka bertiga membagi rata sawah, rumah, uang, sampai alat-alat rumah tangga dan pertain milik orang tua mereka. Kemudian, sambil menunjuk pohon besar yang tumbuh di halaman rumah, Tian Zhen berkata: “Pohon besar ini ditanam oleh ayah dan ibu sendiri. Kita jangan membaginya, tetapi kita rawat bersama-sama, untuk kenangan kepada ayah dan ibu.” Anak kedua merasa perkataan kakaknya ada benarnya, tetapi anak ketiga berkeras membagi pohon itu menjadi tiga bagian.
Keesokan paginya, anak ketiga mengambil kapak. Saat hendak menebang pohon itu, di luar dugaan, tiba-tiba semua daun di pohon itu mengunuing, dan berjatuhan ke tanah. Pohan itu menjadi gundul seluruhnya. Dia terpaksa mengurungkan niatnya menebang pohon iti. Saat itu, Tian Zhen segera keluar untuk melihat apa yang terjadi, dia merasa sangat heran, dan berkata: “Kemarin pohon ini masih baik-baik saja. Bagitu mendengar, dia akan dipotong jadi tiga bagian, langsung menjadi seperti ini. Pohon saja masih punya perasaan, kita tiga bersaudara ternyata tidak lebih baik dari pohon ini!” Karena itu, tidak ada yang berani menebang pohon itu laagi.
Kemudian, pohon ini daunnya bersemi kembali, dan tumbuh subur seperti dulu. Mereka tiga bersaudara juga tidak lagi berbagi warisan, dan tinggal bersama dengan rukun.
Ketamakan bisa menyerang semua orang. Kita menjadi tamak tidak hanya ketika kita menginginkan hal-hal yang besar saja. Kita sudah menjadi tamak ketika kita mengingini sesuatu yang seharus bukan menjadi milik kita, meskipun itu adalah hal kecil. Jika kita meminjam sesuatu kepada orang lain, dan kita mengingininya menjadi milik kita, kita sudah jatuh dalam dosa ketamakan.
Dalam Alkitab, kita menjumpai seorang yang jatuh dalam ketamakan, yaitu Akhan. Saat Allah menyuruh banga Israel menyerang kota Yeriko, Allah memerintahkan kepada mereka agar jangan mengambil jarahan apa pun. (Yosua 6:18) Tetapi, Akhan melanggar perintah Tuhan dengan menyembunyikan beberapa barang jarahan. Akibatnya, bangsa Isreal kalah waktu berperang melawan kota Ai. Kemudia Akhan, seluruh keluarganya, dan semua miliknya dihukum mati.
Dosa ketamakan bisa berakibat sangat fatal, karena Allah sangat membenci orang yang tamak. Orang yang tamak bisa kehilangan belas kasihannya kepada sesamanya, karena keinginannya untuk memiliki sesuatu. Banyak orang yang karena tamak akan sesuatu – harta, kedudukan, dan bahkan rasa kehausan akan cinta –  melakukan sesuatu yang begitu kejam kepada sesamanya supaya dia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Ketamakan dapat membutakan seseorang.
Namun sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari kalau dirinya sudah jatuh pada dosa ketamakan. Mereka berpikir, apa yang mereka rasakan hanyalah sebuah keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang bisa menguntungkan mereka. Karena itu, Yesus memerintahkan kita untuk waspada terhadap segala jenis ketamakan. Kita harus memeriksa dan menjaga hati kita. Jika hati kita menginkan sesuatu, dan keinginan kita itu sangat besar, sehingga seolah-olah hidup dan kebahagiaan kita tergantung dari apa yang kita inginkan tersebut, berhati-hatilah! Mungkin kita sudah jatuh dalam dosa ketamakan.


Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” KataNya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlinpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
(Lukas 12:13-15)

Berbuah


John Sung

Bacaan Alkitab : Yohanes 15

Sangat sayang, kali ini tidak ada waktu menyelidiki seluruh Injil Yohanes, Injil Yohanes ini adalah kitab perjanjian surga. Injil Markus adalah sebuah kitab kesembuhan kerajaan Allah. Kitab perjanjian surga ini, adalah perjanjian yang diberikan Allah kepada kita.
Ayat 1, malam itu, Yesus di perjamuan terakhir pertama kali berbicara kepada para murid. Saat kecil saya suka membaca pasal ini, ayah saya sering menyuruh saya menghafalnya dengan bersuara, karena itu pasal ini paling terasa bagi saya. Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang benar, dan BapaKulah pengusahanya.” Ini adalah pohon yang khusus ditanam oleh Allah sejak dunia dijadikan. Di dunia ada sangat banyak “pohon” seperti Konfusius, Mensius, Sidarta gautama dan lain sebagainya. Namun mereka adalah “pohon” biasa, tetapi Yesus adalah “pohon” yang sepesial, tidak bisa dibandingkan dengan  “pohon” lain. Jika kita mendapat bagian pada hayat pohon ini, itu adalah berkat terbaik. Karena siapa yang mendapat bagian pada pohon itu, dia akan berbuah.
Ayat 2, Yesus berkata: "Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah." Allah menanam pohon ini sebenarnya tujuan yang paling utama adalah agar ranting dan pokok saling berhubungan, sehingga berbuah. Karena itu, jika ada ranting yang tidak berbuah akan dipotong. Pekerjaan Allah bukan hanya menanam, tapi juga membersihkan, tujuanNya, pertama menanam, berharap agar berbuah. Kedua membersihkan, juga berharap agar berbuah. Karena itu, kita harus mengerti pekerjaan dan tujuan Allah, adalah supaya berbuah.
Ayat 3, Yesus membicarakan begitu banyak kebenaran, adalah supaya kita menjadi bersih. Tujuan Yesus berkhotbah, adalah supaya kita berbuah. Tujuan pertemuan rohani melakukan pembinaan rohani, juga berharap agar saat saudara semua pulang bisa menghasilkan banyak buah.
Ayat 4, saat kita tinggal dalam Yesus, otomatis kita akan berbuah. Jika anda tidak tinggal di dalam Yesus, anda tidak akan dapat berbuah. Karena itu kita harus tinggal dalam Yesus supaya berbuah, ini juga adalah kewajiban kita sebagai orang percaya. Semua yang dilakukan Allah seperti menanam, membersihkan, menyirami dan lainnya, adalah supaya kita berbuah. Jika kita tidak melakukan kewajiban untuk berbuah, Tuhan akan memotong kita. Namun masih ada orang yang berkata: "Kewajiban kita adalah mendengar firman dan makan." Saya teringat, waktu masih ada di desa, pernah berkata kepada teman gereja bahwa ia tidak melakukan kewajibannya. Teman gereja saya malah berkata: "Aku juga berdoa, memberi persembahan, membaca Alkitab, ini sudah melakukan kewajiban!" Namun saya memberi tahu dia: "Kewajiban paling utama adalah berbuah!"
Ayat 5, jika seseorang tidak dapat berbuah, itu disebabkan karena apa? Tidak diragukan adalah karena ranting meninggalkan pokok. Kita adalah ranting, kita tidak berbuah karena meninggalkan Yesus. Karena itu, seseorang yang tidak berbuah menunjukan dia sudah meninggalkan Yesus. Yesus berkata: Seseorang yang berada di dalam Dia pasti berbuah; jika meninggalkan Dia, tidak akan dapat berbuat apa-apa. Ini adalah bahaya pertama meninggalkan Yesus.
Ayat 6, bahaya kedua meninggalkan Yesus adalah dibuang keluar. Seseorang yang tidak melekat pada Yesus, tidak memiliki hubungan dengan Yesus, dan akan dibuang keluar. Jika anda juga seperti ini, anda akan dibuang keluar. Bahaya ketiga meninggalkan Yesus adalah menjadi kering; yaitu berkhotbah tidak memiliki kuasa, secara rohani menjadi kering. Bahaya keempat meninggalkan Yesus adalah dibakar; seseorang yang meninggalkan Yesus akan menderita karena dibakar, meskipun dia belum dibuang ke neraka, namun sudah mencium bau api dan belerang, menanggung penderitaan yang akan datang.
Ayat 7, bahaya kelima meninggalkan Yesus, adalah berdoa tidak memiliki kuasa. Tentang rahasia doa Yesus berkata: "Kamu harus tinggal di dalam Aku, dan firmanKu tinggal di dalam kamu." Dengan begitu doamu akan dikabulkan. Setiap kali saya berdoa, sangat otomatis, tidak ada paksaan sedikipun; firman Allah secara otomatis mengalir keluar. Doa yang mampu menangkap firman Allah pasti akan berhasil. Banyak orang sebelum menghadiri kebaktian, tidak bisa berdoa, namun setelah menghadiri kebaktian, hatinya dipenuhi firman Allah, dia secara otomatis dapat berdoa, dan lagi doanya penuh dengan perkataan Roh Kudus, begitu penuh kuasa! Saat saya berkhotbah di Jinjing, ada seorang anak berdoa: "Tuhan, Engkau adalah Bapa surgawiku, Engkau tidak meninggalkanku." Perkataan ini begitu berkuasa! Karena itu seseorang yang tidak berbuah, tidak memiliki hubungan dengan Yesus, doanya juga tidak diterima oleh Allah, ini adalah doa yang tidak mempunyai kuasa, juga adalah bahaya kelima meninggalkan Yesus.
Ayat 8, hal pertama adalah memuliakan Allah. Anda harus memuliakan Allah, maka akan berbuah. Berbuah untuk memuliakan Allah, adalah murid Yesus yang baik.
Ayat 9-10, hal kedua adalah sebagai murid Yesus. Yesus berkata: "Jika kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya" Seseorang yang melakukan perintah Yesus akan dapat berbuah, Yesus juga secara khusus mengasihi dia. Jika tidak, akan seperti hamba yang jahat yang mengalih tanah untuk mengubur talentanya, pasti tidak dikasihi Yesus.
Ayat 11, hal ketiga adalah tinggal dalam Yesus dan berbuah, akan mendapat kepuasan dan sukacita. Yesus berkata: "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." Seorang saudara pernah berkata kepada saya, saat pertama kali dia pulang dari kebaktian penginjilan, hatinya sangat bahagia. Ini karena dia sudah mendengar firman Allah, dan berbuah di dalam Tuhan. Saya sendiri jika dalam pekerjaan tidak mendapatkan sukacita, pasti sudah lama mati; setiap hari pekerjaan saya sangat banyak, bangun pagi langsung berdoa, membaca Alkitab, kemudian berkhotbah, sehabis berkhotbah pulang ke rumah makan, dan membantuh keluarga berdoa. Sore kembali berkhotbah, malam penginjilan, menulis surat, membuat buku harian, jam 12 malam baru tidur, pekerjaan seperti ini sangat sulit, namun dalam hati saya sangat bahagia, setiap hari menyiapkan makanan rohani untuk kalian, membantu kalian bertumbuh, saya sangat bersukacita. Seseorang bersaksi juga mendapatkan sukacita. Meskipun pekerjaan saya banyak, namun tubuh tetap sehat, semua disebabkan karena dalam hati mendapat sukacita, jika anda berkhotbah dan tidak bisa mendapat sukacita, lebih baik tidak berkhotbah. Sukacita ini adalah upah saya berkhotbah. Ada seorang saudara berkata: "Tuan Sung! Malam itu anda berkhotbah tidak ada suara, namun saya bertobat pada malam itu." Oh, sangat memuliakan Tuhan! Banyak orang berkata: "Jika tidak dapat berbuah, harus bagaimana? Sudah melakukan kebaktian penginjilan, namun tidak ada orang menerima, masih ada cara apa?" mari membaca lagi, akan tahu.
Ayat 12, rahasia pertama, memiliki kasih, harus memiliki kasih sampai pada akhirnya, mengasihi sampai memberikan nyawa. Yesus berkata: "Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi." Ada seorang ibu, suaminya kembali dari merantau, dan sangat suka bermain kartu, namun dia sangat mempercayai Tuhan. Dia berkata kepada saya: "Tidak ada cara membuat suamiku bertobat." Saya berkata: "Anda tidak memiliki kasih." Dia berkata: "Setiap tengga malam suamiku pulang, aku tidak membukakan pintu untuknya; dia menyuruhku masak nasi, aku suruh pembantu yang memasak, setiap kali menyuruhnya bertobat, dia tidak suka mendengarnya." Saya berkata: "Kelak anda jangan seperti itu, anda bukakan pintu untuknya, memasak nasi untuknya, menyanyikan lagu pujian untuknya." Dia melakukan seperti ini, kemudian suaminya merasa terharu, dan bertobat kepada Tuhan. Karena itu, memiliki kasih baru dapat berbuah.
Ayat 13-15, rahasia kedua, memiliki kasih, harus memiliki kasih sampai pada akhirnya, mengasihi sampai memberikan nyawa. Yesus berkata: "Aku memberikan nyawaKu untuk kamu, Aku telah memberi tahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu, karena itu Aku menyebut kamu sahabat." Jika seseorang tidak memiliki kasih, dia tidak akan bersedia memberikan nyawanya bagi sahabatnya, berkhotbah pun juga tidak ada kekuatan, kalian harus bersusah payah berkhotbah baru berhasil. Umpamanya seseorang jatuh ke dalam air, anda menyuruhnya berdiri, dia dapat berdiri kah? Anda harus menariknya dengan tangan anda, dia baru dapat berdiri. Berkhotbah juga seperti itu, harus mengalirkan hayat anda ke dalam hayat orang lain, itu adalah memberikan hayat kita sendiri. Ada semacam mikro organisme yang sangat kecil, disebut amoba, cara berkembang biaknya adalah dari satu tubuh induk membelah menjadi dua, dua membelah lagi menjadi empat, empat membelah menjadi 8, ini adalah membagikan hayat. Karena itu anda harus berbuah, juga harus membagikan hayat. Paulus berkata: "Demi saudara-saudaraku sebangsa, aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus." Paulus adalah pengkhotbah yang terbelenggu, di hadapan orang banyak, bersaksi bagi Kristus, membagikan hayatnya. Seorang ibu yang melahirkan anak, juga membagi hayat tubuhnya, ada seorang ibu berkata kepada anaknya: "Nak! Aku melahirkanmu dengan satu tangan memegang peti mati, dan satu tangan menarikmu." Kalian sungguh-sungguh harus berbuah, memikul salib mengikut Yesus, menjadi seseorang yang memberikan nyawanya. Setiap saya berkhotbah, 4 hari pertama selalu menangis di dalam kamar, hal yang pribadi ini hanya Tuhan Yesus yang tahu. Saudara saudari terkasih, kita sekuat tenaga berkhotbah, memberikan hayat baru benar! Pohon anggur berbuah, yaitu dengan membagikan hayat ke dalam buah. Setiap kali saat saya berkhotbah, saya meletakan hayat saya ke dalam anugerah Allah, karena itu ada hati yang mengasihi, memberikan hayat bagi orang lain, ini adalah rahasia untuk berbuah.
Ayat 16-17, Yesus berkata: "Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan mengasilkan buah, Aku pasti menjaga supaya buahmu itu tetap." Saudara saudari terkasih! Segala sesuatu bisa gagal, namun berbuah tidak pernah gagal. Langit bumi bisa berubah, namun memberitakan firman pasti tidak pernah gagal! Suatu hari, tempat ibadah ini tidak ada lagi, dunia juga lenyap, kita juga meninggalkan dunia ini, namun buah yang kita hasilkan selamanya tidak pernah gagal, selamanya akan tetap berada di dalam Tuhan. Ada seorang pengkhotbah, dia bermimpi melihat Tuhan di atas takhta, banyak orang dating ingin menhadap kepada Tuhan. Ada seorang datang, memberikan sangat banyak harta kepada Tuhan, Tuhan berkata: "Aku tidak membutuhkan hartamu." Seorang pelukis, membawa datang banyak lukisan, Tuhan berkata: "Aku tidak lukisan yang kamu gambar." Seorang professor datang, membawa banyak buku, Tuhan berkata: "Ilmumu sedikitpun Aku tidak butuh." Seorang penyair datang, membawa banyak syair, Tuhan berkata: "Surga tidak memerlukan ini semua." Tidak ada seorang pun yang dapat memuaskan hati Tuhan, Terakhir datanglah seorang wanita tua, tubuhnya berlumuran darah segar, membawa 100 orang anak, melihat itu Tuhan segera meninggalkan takhtaNya, wanita tua berkata: "Aku tidak membawa persembahan apa-apa, hanya beberapa tahun memcucurkan darah memberitakan Injil untuk Tuhan, sebagai harga 100 buah ini." A! Saat itu para malaikat dan orang kudus bersukaria, Tuhan menjabat tangannya dan berkata: "HambaKu yang baik dan setia!" Apakah anda semua berpikir berbuah dapat gagal? Segala sesuatu bisa gagal, namun berbuah tidak pernah gagal. Setiap hari saya berdoa, Alkitab berkata: "Apa saja yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukanya untukmu." Saya tidak meminta yang lain, namun meminta Yesus menjaga buah. Shenyang menghasilkan 100 buah, Yingkou menghasilkan 190 buah, Guangzhou 870 buah lebih, setiap hari saya memohon Yesus menjaga mereka.
Untuk dapat berbuah harus ada 3 macam salib yang dipikul. Berbuah tentunya tidak bisa menghidar dari memikul salib, karena itu kita harus memikul salib agar dapat berbuah.
Ayat 18-19, salib yang pertama, yaitu dunia harus membencimu. Yesus berkata: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu." Saudara saudari terkasih, kalian berbuah, orang dunia akan membenci kalian, namun kalian jangan menaruhnya di hati, ini tidak ada pengaruhnya.
Ayat 20-21, salib yang kedua, yaitu menderita penganiayaan. Yesus berkata: "Jika mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firmanKu, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Dunia menganiaya kamu, karena meraka tidak mengenal Bapa." Saudara saudari terkasih, ini juga tidak ada pengaruhnya.
Ayat 22-25, salib yang ketiga, yaitu dunia tanpa alasan membencimu. Yesus berkata: "Sekiranya Aku tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak bedosa. Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengga-tengga mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun  mereka tanpa alasan membenci kamu, mereka tentu dianggap berdosa." Salib yang ketiga ini, adalah beban yang ditanggung oleh setiap orang Kristen yang berbuah.
Ayat 26-27, Yesus berkata: "Kalian jangan kuatir, Aku tidak menyuruh kalian seorang diri bersaksi, Aku akan mengutus Penghibur bekerja bersama kalian, karena itu kalian jangan takut, ada Penghibur yang memikul salib bersama dengan kalian." Berbuah adalah bersaksi, juga adalah memikul salib. Pohon anggur sangat ajaib, ranting yang berbuah akan melengkung ke bawah, sangat menderita, sebab menahan berat. Saya melihat seorang wanita sangat kurus, namun anaknya banyak; sebagian besar wanita yang gemuk anaknya sedikit; jika kalian melihat seorang wanita, pakaiannya compang-camping, bodynya kurus kecil, pasti anaknya banyak, ini sudah tentu. Semakin banyak seseorang berbuah, salib yang dia pikul juga semakin berat, semakin kamu menderita, Tuhan semakin memakaimu. Salib, salib! Selamanya adalah kemuliaanku! 8 tahun pertama saya di Amerika, selalu menjadi pekerja kasar, setiap malam pasti memikul batangan besi berjalan sejauh 1 km, 2 hari bekerja langsung sakit. Harus 1 minggu bekerja baru bisa mendapat upah, 2 hari tidak ada upah. Kemudian bekerja mencuci piring untuk orang, setiap kali memcuci sampai tangan menjadi bengkak. Saya bekerja sebagai pekerja kasar sampai mendapat gelar master, masih harus bekerja. Mereka orang Amerika melihat saya sama seperti budak kulit hitam, tidak diberi makan, juga tidak diberi upah, kemudian bekerja di lading, makin bekerja, makin menderita. Suatu hari Tuhan mengubah saya, menyuruh saya pergi memberitakan Injil, pergi memberitakan Injil di desa selama 3 tahun. Sejak saya lahir baru, saya ditahan 193 hari, penderitaan yang sulit dikatakan, saya sering tidak mengerti maksud Tuhan, sekarang saya tahu. Tuhan ingin saya menderita, untuk melatih saya. Saya memberitakan Injil di berbagai tempat di Cina, banyak kali diusir dan  diserang oleh orang, terkadang saya berkata: "Mengapa saya begini menderita?" Penghotbah lain begitu bahagia. A! Ini semua adalah maksud baik Tuhan, hendak melatih saya memikul salib. Salib, salib! Selamanya adalah kemuliaanku! Saudara saudari terkasih, apakah kalian bersedia berbuah? Apakah kalian bersedia memikul salib dan menghasilkan buah?

                                                     









PELAYANAN TUBUH


Watchman Nee

Pembacaan Alkitab:
1 Korintus 12:4-31

MELIHAT PEWAHYUAN TUBUH

Seorang Kristen, tidak hanya harus melihat dirinya adalah seorang percaya, lebih lagi harus melihat dirinya adalah suatu anggota dalam tubuh. Jika adalah suatu anggota, akan perlu ada anggota yang lain. Suatu anggota berdiri sendiri, tidak ada anggota lain, tidak akan bisa hidup; suatu anggota harus ada anggota lain baru bisa hidup. Banyak orang tahu denominasi salah, dan meninggalkan denominasi, namun seorang diri hanya tanpa denominasi tidaklah cukup, harus melihat tubuh, masuk ke dalam tubuh. Gereja bukan organisasi denominasi, namun tubuh Kristus yang hidup; setiap orang Kristen bukan bagian dari denominasi, namun anggota dalam tubuh Kristus. Kita harus melihat kita adalah anggota dalam tubuh, tidak bisa dipisahkan dengan anggota lainnya; kita tidak bisa sendirian, tidak bisa kekurangan anggota lain.

PELAYANAN ANGGOTA

Bagaimana tubuh Kristus dibangun? Yaitu melalui di antara anggota saling menyuplai. Sebab itu, selain kita harus melihat kita adalah suatu anggota, kita masih harus melihat, setiap anggota mempunyai peranannya. Setiap anggota dalam tubuh, memiliki kemampuanya yang khusus, ini adalah pelayanannya. Pelayanan adalah kata benda, kata kerjanya adalah melayani. Pelayanan anggota adalah apa yang anggota terima khusus dari Kristus, dan mengunakan yang diterima khusus ini untuk menyuplai tubuh, ini ialah pelayanan anggota. Tubuh adalah Kristus, maka pelayanan kita juga adalah Kristus. Setiap orang kepunyaan Tuhan mempunyai bagiannya, setiap orang kepunyaan Tuhan, di dalam Kristus menerima sesuatu yang khusus, kekhususan ini adalah spesialisasi pelayanannya. Bertugas secara maksimal melayani orang, berdasar pada Kristus yang di dalam orang percaya, mengunakan apa yang diterimanya di dalam Kristus untuk menyuplai tubuh, dan bukan memakai kebenaran yang dirinya mengerti untuk melayani orang lain. Kepenuhan pelayanan kita, yaitu berdasarkan kepenuhan Kristus di dalam kita. Berapa banyak kepenuhan Kristus di dalam kita, sebanyak itulah juga kepenuhan pelayanan kita. Dasar pelayanan kita, ada 2 fakta: pertama, Kristus yang kita terima, kedua, Kristus yang kita terima dari sisi yang berbeda dengan anggota lain. Jika kita hanya mengenal Kristus dari sisi yang sama, umum, bagaimana kita saling menyuplai? Apa yang akan kita gunakan untuk membangun? Ini adalah perkara penting untuk seluruh pelayanan.
Seorang percaya perlu memiliki pelayanan khususnya sendiri, bukan pelayanan yang umum. Seseorang harus menerima Kristus, yang tidak diterima oleh anggota lain, yaitu hal yang berbeda, agar saya bisa menutupi kekurangan anggota lain. Bicara soal pelayanan, harus memiliki pengenalan yang khusus terhadap Kristus, bukan pengenalan yang umum. Seperti organ dalam tubuh, masing-masing memiliki fungsi khusus. Mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, hidung bisa mencium, mereka masing-masing mempunyai fungsi, juga masing-masing ada bagiannya. Organ lain kadang bisa dipakai sebentar, namun bukan kegunaan khusus. Umpamanya kadang anda bisa mengambil benda mengunakan mulut, namun mulut bukan khusus untuk mengambil benda. Jika telinga tidak maksimal terhadap fungsi kususnya, seluruh tubuh tidak akan bisa mendengar, dengan begini akan menghambat pertumbuhan tubuh. Anda di hadapan Tuhan memiliki pelajaran khusus, pengenalan khusus, anda bisa menyuplai tubuh dengan apa yang tidak dimiliki anggota lain. Pengenalan anda yang khusus terhadap Kristus, pengenalan itu adalah pusat pelayanan anda. Pelayanan yang berpusat, baru bisa melayani tubuh, baru bisa membuat kemajuan pada tubuh. Maka, setiap anggota perlu selalu menuntut, menerima dari Tuhan apa yang tubuh belum pernah terima, kemudian membawanya ke dalam tubuh. Jika setiap anggota melayani sungguh-sungguh, berarti penambahan Kristus di dalam tubuh.

MENUNTUT PENGENALAN DAN PEMGALAMAN TERHADAP TUHAN

1 Korintus 12 berkata, masing-masing anggota harus menuntut masing-masing karunia dan pelayanan. Isi hati Allah ingin memilih anggota khusus untuk melakukan pelayanan khusus, mengunakan hayat yang mereka terima dari Tuhan dialirkan ke dalam seluruh tubuh, membuat mereka menambahkan bobot tubuh, memakai mereka menjadi saluran hayat tubuh. Hayat yang mereka terima dari Tuhan mengalir keluar, membuat ukuran dari tubuh Kristus bertambah. Allah melalui anggota menambah ukuran tubuh. Contohnya nyonya Gai En, nyonya Bin Luyi, saudara Shi Baike, dan lain-lain, mereka adalah anggota yang memiliki pengenalan khusus terhadap Kristus, Allah melalui mereka mengalirkan banyak kekayaan hayat kepada tubuh. Sebab itu, setiap anggota harus memiliki pelajaran dan pengenalan yang memiliki orientasi di hadapan Tuhan, agar memiliki pelayanan yang memiliki orientasi, untuk melayani tubuh. Tidak ada pelayanan, tidak bisa membicarakan karunia. Banyak orang menekankan pada karunia, sepertinya karunia yang membuat kita bisa melakukan pelayanan dengan maksimal. Namun pelayanan kita adalah Kristus, dan karunia kita hanyalah penopang untuk kita menjalankan pelayanan dengan maksimal. 2 orang mungkin mengunakan sendok yang sama untuk menyuapi anak kecil, namun apakah anak kecil mendapat makanan yang baik, tidak tergantung pada macam sendoknya, tapi tergantung apa yang ada di dalam sendok. Kita tidak membagikan karunia kepada jemaat, namun membagikan Kristus kepada jemaat; karunia hanyalah penopang Kristus yang kita bagikan. Yang kita bagikan pada tubuh adalah Kristus, yang diterima tubuh juga adalah Kristus, karena di dalam tubuh, Kristus adalah segalanya, juga di dalam segalanya.
Pelayanan yang memiliki orientasi adalah karena kita memiliki pengalaman yang khusus, juga penangulangan dan hajaran Roh Kudus, dan memiliki pengenalan yang khusus terhadap Kristus, kenudian kita memakai bagian pengenalan kita akan Kristus ini, untuk melayani jemaat. Karunia adalah kuasa yang saya terima dari Roh Kudus, mengunakan Kristus yang saya kenal untuk menyuplai jemaat. Semua masalah dalam pelanan kita adalah masalah hayat. Kita tidak memandang rendah karunia, namun, pelayanan yang mengatur karunia, bukan karunia yang mengatur pelayanan. Jika lebih dulu mempunyai karunia, hanya bisa berlari mengikuti karunia, tidak bisa memberi bantuan pada tubuh. Hari ini kekurangan pada tubuh adalah pelayanan, dan bukan karunia. Kita harus terlebih dulu menemukan pelayanan yang Allah bagikan untuk kita, baru mencari karunia, supaya kita bisa melakukan pelayana itu dengan maksimal.

PERTAMA HAYAT, KEMUDIAN PRINSIP

Pelayanan di dalam tubuh Kristus berdasarkan pada pengenalan akan Kristus, pengenalan ini datang dari pengalaman hayat Tuhan, bukan datang dari prinsip. Allah lebih dulu memberi kita hayat, kemudian baru memberi kita prinsip. Pertama adalah hayat, kemudian adalah prinsip. Alkitab memperlihatkan pada kita, suplai Abraham terhadap tubuh adalah menurut perjalanan iman. Namun Abraham bukan menerima pengajaran tentang prinsip iman, kemudian memberitakan prinsip inam; dia dibawa masuk ke dalam serangkaian keadaan, di sana dia belajar mempercayai dan bergantung pada Allah. Kesukarannya melewati api, bekerja di dalam dirinya, baru dapat menyuplai seluruh tubuh, menjadi kekayaan tubuh. Pertama memiliki kehidupan dan pelajaran iman, kemudian baru memiliki prinsip iman. Martin Luter bisa mengajarkan kepada gereja “orang benar akan hidup karena iman”? bukan bedasarkan meneliti pelajaran tentang Alkitab, kemudian memberitakan pengetahuan yang diperoleh dari penelitiannya, namun melalui banyak penderitaan, berlutut sampai lutut menjadi lecet, masih tidak bisa menerima pembenaran, sampai suatu hari, Allah mewahyukan padanya, membuat dia benar-benar melihat orang dibenarkan adalah karena iman. Setelah dia memiliki pengalaman ini, kemudian baru memiliki prinsip dibenarkan karena iman. Prinsip itu perlu, namun prinsip mengikuti di belakang pengalaman, bukan prinsip di depan pengalaman. Pertama hayat, kemudian prinsip; pertama pengalaman, kemudian pengajaran. Alkitab perjanjian baru pertama adalah Injil (kenyataan), kemudian adalah surat-surat (prinsip); pertama hayat Kristus, kemudian pengajaran Kristus. Kita sungguh-sungguh jangan membuang waktu menguji, menganalisa, meneliti prinsip, semua itu hanyalah sekam, sungguh akan menghadapi kesulitan, tidak akan berhasil. Allah yang menuntunmu melewatinya, itu baru berguna, itu baru bisa menyuplai orang. Hanya apa yang kita pelajari dalam pengalaman, baru bisa mengunakan cara yang hidup dibagikan kepada orang lain. Semua hajaran, semua penderitaan, semua ujian, semua itu adalah firman yang Allah organisasikan di dalam kita, untuk membuat kita memiliki sesuatu yang bisa menyuplai tubuh. Kita harus menjadi pekerja, untuk membangun tubuh Kristus, tidak perlu takut segala ujian, hajaran dan penanggulanggan.

1 KORINTUS 12

1 Korintus 12:4-30 di bagi menjadi 4 bagaian:
1. Judul 12:4-6 karunia, pelayanan, dan fungsi.
2. Karunia Roh Kudus 12:7-11 banyak menitik beratkan pada Roh Kudus.
3. Pelayanan Tuhan 12:12-27 banyak menitik beratkan pada Kristus
4. Pekerjaan Allah 12:28-30 banyak menitik beratkan pada Allah.
Pembukaan setiap bagian menunjukan cara pembagiannya lebih dulu, dan intinya adalah judul dari masing-masing bagian. Karunia ada hubungan dangan Roh Kudus, pelayanan ada hubungan dengan Kristus. Pelayanan datang melalui karunia Roh Kudus; karunia seperti bejana, untuk menyelesaikan pelayanan, sampai kepada tubuh Kristus. Tujuan karunia adalah membawa datang pelayanan, melalui pelayanan baru bisa membagikan kepada jemaat semua yang dipelajari, pengenalan, dan Kristus yang diterima. Kebangunan rohani hari-hari ini  kebanyakan adalah karunia, namun tidak ada pelayanan; seeorang jika sepanjang hari memakai karunia, tidak ada gunanya. Kita harus tahu, karunia adalah sampingan, pelayanan baru yang utama. Ada pelayanan, baru bisa melayani tubuh, membuat tubuh mengalami kemajuan.

ANTARA ANGGOTA SALING MENPENGARUHI

Di dalam tubuh Kristus, anggota bisa mempengaruhi anggota lain. Satu anggota tidak baik, akan mempengaruhi anggota lain juga tidak baik; terkadang anda sangat baik, karena anggota lain ada sisi yang tidak baik kemudian mempengaruhi anda. Setiap anggota bisa mempengaruhi orang lain. Maka kita tidak boleh hidup bergantung pada diri sendiri, kita harus berpegang teguh pada kepala, mencari hubungan. Allah ingin melalui tiap anggota, mengalirkan hayat ke dalam tubuh. Jika hayat berhenti pada anda, anda tidak bisa menyuplai orang lain dengan hayat, jemaat akan mengalami kerugian. Sesungguhnya tidak ada kekalahan individu yang tidak mencelakakan jemaat. Maka di dalam tubuh Kristus, satu anggota menderita, semua anggota menderita bersama. Setiap anggota bisa mempengaruhi anggota lainnya. Sebab itu, semua perbuatan kita, ada hubungannya dengan tubuh. Pengalaman baik kita, harus menyuplai tubuh; keadaan kita yang tidak baik, kita juga harus mengenalinya, itu bisa menpengarihi anggota lainnya.

DI DALAM KRISTUS, MENGALAMI TUBUH, UNTUK TUBUH

Hari ini semua yang kita miliki ada dalam tubuh, semua melalui tubuh, juga untuk tubuh. Tahun 1925, saudara Shi Baike di undang ke Inggris, bertemu dengan seorang saudari, di dalam penderitaan karena penyakitnya dia belajar banyak pelajaran, kemudian bisa menolong banyak orang. Dia sungguh-sungguh memiliki pelayanan hayat, orang yang menyuplaikan hayat. Apa yang dipelajarinya adalah di dalam tubuh, melalui tubuh, juga untuk tubuh. Inilah orang yang Allah cari hari ini. Semua standart hidup kita, adalah di dalam tubuh, melalui tubuh, untuk tubuh. Mohon Allah membuat kita meninggalkan individu, masuk dalam tubuh; mohon Allah membuat kita melihat tubuh, juga membuat kita karena mengenal Kristus, bisa memakai pelayanan kita untuk melayani tubuhNya.



KEKAYAAN TUBUH


Watchman Nee

Pembacaan Alkitab:
Ulangan 32:30
Mazmur 133
Efesus 1:23; 2:20, 22; 3:10, 18-19; 4:13; 6:11
1 Korintus 12:27
Matius 18:15-18

KEPENUHAN KRISTUS

Kekayaan Kristus sangat dalam dan luas, Dia adalah Tuhan yang memenuhi semua dan segala sesuatu, (Efesus 1:23) Dia memiliki kekayaan yang tidak terukur. (3:8) Allah tidak ingin hanya meninggalkan kekayaan ini pada diri Kristus, Allah ingin membuat kekayaan yang begitu dalam dan luas tidak terbatas ini, juga menjadi milik gereja, Dia ingin membuat gereja dipenuhi oleh segala hal dari Yang memenuhi semua dan segala sesuatu. (1:23) Gereja adalah wadah, untuk dipenuhi oleh hayat Kristus. Saluruh kekayaan Anak Allah diletakan di dalam jemaat; kekayaan Kristus, adalah kekayaan tubuh Kristus. Tidak ada satupun individu yang mampu memuat kekayaan itu, juga sekelompok besar individu juga tidak dapat. Untuk memuat kekayaan Kristus, diperlukan sebuah bejana yang korporat. Setiap pecahan dari gelas kaca yang pecah mungkin bisa ada setetes air di atasnya, namun untuk memuat 1 gelas air yang bisa diminum, dibutuhkan gelas yang utuh.
Gereja bukan setumpuk batu, bukan sekelompok individu yang tidak saling berkaitan, namun banyak batu yang rapi tersusun menjadi bangunan, maka mereka menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh. (2:21-22) Bait ini dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi. (ayat 20) dalam skala kecil, setiap orang percaya adalah bait Allah, namun hanya bait yang korporat baru bisa memuat seluruh kekayaan Allah.
Efesus 3:10 berkata, Allah melalui jemaat, bukan melalui individu, diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga. Efesus 3:18 berkata, Allah ingin kita, bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus. Kekayaan kasih Kristus sampai satu titik, perlu seluruh gereja untuk dipenuhinya. Kristus tidak hanya di dalam setiap anggota, Kristus juga di dalam tubuh. Semua anggota secara perorangan di dalam tubuh Kristus, tidak bisa dipenuhi dan memuat kekayaan Kristus. Kekayaan Kristus yang diterima oleh individu, hanyalah permukaannya; kekayaan Kristus yang diterima gereja, adalah keseluruhan isinya. Hanya seluruh tubuh Kristus, baru bisa dipenuhi untuk menyatakan kekayaan Kristus. Sebab itu, kita memerlukan tubuh, kita perlu berada di dalam tubuh, supaya kita bisa merasakan kekayaan Kristus di dalam tubuhNya. Efesus 4:13 berkata, kita semua, bukan individu, telah mencapai kasatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Pasal 6 berkata kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk melawan tentara kegelapan. Senjata perang bukan diberikan kepada orang percaya yang berdiri sendiri, tapi kepada seluruh tubuh. Seluruh perlengkapan senjata hanya bisa dikenahkan oleh seluruh tubuh, bukan dikenahkan oleh anggota yang berdiri sendiri. Prinsip peperangan rohani ada di sini – 1 orang mengejar 1000 orang, 2 orang membuat 10000 orang lari. (Ul 32:30) Dalam apa yang disebut sebagai jemaat, kehilangan 8000 tentara musuh, karena semua orang Kristen menjalani kehidupan yang terpisah-pisah, tidak berfungsi maksimal di dalam tubuh.
Menurut perhitungan matematika biasa, jika 1 orang mengusir 1000 orang, 2 orang harus mengusir 2000 baru benar; namun dalam perhitungan matematika rohani, 1 orang mengusir 1000, namun 2 orang bisa mengusir 10000. Kekuatan 2 orang yang bersatu, adalah 5 kali 2 orang yang berpisah. 2 adalah hitungan minimal dari korporat, jika 2 orang sendiri-sendiri mengusir, akan kehilangan 8000. di sini memperlihatkan pada kita sebuah prinsip, kekuatan korporat kuat dan besar, Allah mengharrgai korporat. Allah tidak peduli anda secara individu seberapa kuat, seberapa bertenaga, jika anda seorang diri, anda hanya bisa mengusir 1000, anda tidak bersatu dengan orang lain, paling banyak anda mengusir 1000. Namun anda 1 yang bersatu dengan orang lain, kekuatan anda akan berubah menjadi 5 kali lipat. Anda harus melihat, anda hanyalah anggota, terbatas, kurang, anda butuh anggota lain.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Maz 133:3) Kemana Tuhan memerintahkan berkat? Ke tempat saudara-saudara hidup rukun bersama. (ayat 1) Tubuh di bawah minyak urapan, hayat bisa dengan bebas mengalir dari kepala sampai ke seluruh anggota. Kristus bukan kepala dari pekumpulan atau organisasi manapun, Dia hanya kepala dari jemaatNya. Kepala hanya menjadi kepala tubuh. Selain kita berdiri pada posisi tubuh, kita tidak bisa berkata berada di bawah kuasa kepala Kristus; jika kita tidak bisa berkata kita sepenuhnya berada di bawah kuasa kepala, kita tidak akan bisa mengenal hayat yang mengalir keluar dari kepala. Di tenpat saudara-saudara bersatu di bawah minyak urapan, Allah memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya, suatu kekayaan, mengalir hayat yang tak pernah habis.

GEREJA LOKAL ADALAH PEMUNCULAN TUBUH KRISTUS DI SUATU TEMPAT

Mohon diperhatikan surat yang ditulis Paulus untuk sekelompok orang percaya di Korintus: Kamu semua adalah tubuh Kristus. (1 Kor 12:27) Tubuh Kristus bukan hanya universal, juga lokal; setiap gereja lokal, adalah pemunculan tubuh Kristus di tempat itu. Seluruh kekayaan Kristus diserahkan dalam gereja lokal. Kuasa kepala diserahkan gereja lokal yang adalah pemunculan tubuh Kristus di suatu tempat. Rasul dan penatua di gereja lokal, adalah anggota yang mewakili tubuh, namun mereka bukan tubuh. Di suatu tempat, bukan sebagian orang percaya, namun orang percaya seluruhnya, baru bisa membentuk gereja lokal. Di sisi lain, gereja bukan suatu anggota, namun adalah seluruh perwakilan tubuh di suatu tempat. Maka, kita menjamah gereja lokal, berarti menjamah tubuh; kita masuk pada hubungan gereja lokal, berarti masuk pada hubungan tubuh. Tubuh Kristus bukan abstrak, bukan sulit dijamah, tubuh Kristus muncul dalam gereja lokal. Maka setiap orang yang ingin hidup dalam realitas tubuh Kristus, harus di dalam gereja lokal, berhubungan dengan orang percaya setempat, dibangun di dalam gereja lokal, saling membangun bersama.

KEHENDAK ALLAH DINYATAKAN DALAM GEREJA LOKAL

Saat Kristus di bumi, Dia hanya 2 kali menyinggung tentang gereja, sekali di Matius 16, dan sekali di Matius 18. Pertama Dia bicara tentang gereja universal, kedua Dia bicara tentang gereja lokal. Mohon diperhatikan bagaimana Dia bicara tentang kuasa gereja lokal: Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. (18:17) Di ayat ini kita melihat, kuasa gereja adalah mewakili Kristus. Kristus sudah memberikan kuasaNya pada gereja, agar gereja bisa melaksanakan kehendak Allah di suatu tempat. Dalam Alkitab, ada 3 syarat supaya kita bisa menerima tuntunan di hadapan Allah: Pertama, firman Allah – Alkitab; kedua, Roh Kudus yang tinggal dalam kita; ketiga, gereja setempat. Syarat ketiga ini paling penting. Tuntunan Alkitab dan Roh Kudus adalah untuk pribadi, namun tuntunan gereja lokal, adalah untuk tubuh. Gereja lokal adalah pemunculan tubuh Kristus di suatu tempat, dia menpunyai kuasa kepala Kristus, karena itu mengetahui isi hati Kristus, isi hati ini selalu disampaikan kepada tubuh. Gereja lokal menyatakan kuasa kepala Kristus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Mat 18:18) Seorang yang melihat tubuh, adalah orang yang mendambahkan hubungan, menerima tuntunan jemaat. Kadang, peraturan gereja di desa lebih baik dengan peraturan gereja di kota. Peraturan ini bukan berasal dari kepandaian dan pengetahuan manusia, namun berasal dari mendambahkan kesatuan di dalam tubuh. Kita ingin mengenal kehendak Allah, mengenal jalan Allah, tidak hanya membaca Alkitab dan berdoa, masih harus berada dalam hubungan gereja lokal, menjalani kehidupan tubuh, menerina tuntunan Allah di dalam tubuh.

GEREJA LOKAL MENGUNAKAN KUASA TUBUH

Dalam gereja di suatu tempat, Allah mengangkat penatua sebagai kuasa perwakilan. Namun ini bukan berarti mereka adalah segalanya. Penatua tidak mencakup segalanya, penatua di dalam gereja, hanyalah sebagai diaken. Mereka berdiri di samping menuntun orang percaya, menahan yang tidak harus dilakukan, memberi dorongan pada apa yang harus dilakukan, agar seluruh tubuh dapat bergerak. Kisah rasul 12:5 berkata, Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Hari ini masalah besar di dunia, suasana politik negara, gereja juga perlu sungguh-sungguh berdoa pada Allah. Doa seperti ini mengunakan kuasa yang Allah berikan pada tubuh.
Hari ini gereja kehilangan banyak terang, karena orang percaya secara individu mencari terang, dan bukan ke tempat maha kudus mencari terang. Orang tidak melihat tubuh, dan kehilangan banyak berkat, ini adalah kerugian yang besar bagi gereja. Mohon Allah membuat kita melihat apa itu tubuh, agar kita hidup di dalam tubuh, menerima kekayaan tubuh. Kita di dalam tubuh, bisa banyak mengenal kehendak Allah, mengunakan kuasa tubuh, dan mengalami kekuatan tubuh.

Berlanjut ke : PELAYANAN TUBUH