Selasa, 23 April 2013

Duta yang Setia


Pada permulaan Dinasti Han, suku bangsa Xiong Nu dari utara sering memasuki perbatasan. Bangsa Xiong Nu adalah suku bangsa nomaden yang tinggal di padang rumput, mereka sering memasuki wilayah Han untuk merampas ternak dan hasil pertanian rakyat. Karena itu, Kaisar Han lalu mengutus seorang duta pada tahun 100 SM untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang Xiong Nu. Duta besar ini bernama Su Wu ( 140SM – 60 SM ).

            Tetapi, musuh tidak mau berdamai. Sebaliknya mereka menyuruh untuk Su Wu menyerah. Namun Su Wu tetap teguh dalam pendiriannya. Dia tidak mau menyerah kepada orang-orang Xiong Nu. Karena itu, mereka menahan Su Wu dan tidak membiarkannya kembali ke negaranya. Mereka menyuruhnya bekerja sebagai gembala kambing.

            Su Wu tinggal di daerah Xiong Nu selama 19 tahun. Seluruh rambut dan jenggotnya sudah menjadi putih. Tetapi Su Wu tetap tidak mau menyerah.

            Suatu hari, saat Raja Xiong Nu pergi berburu, dia melihat seorang tua berambut putih sedang menggembalakan kambing di padang rumput. Dia baru teringat kejadian 19 tahun yang lalu. Dia mendekati Su Wu sambil berkata, “ Aku sungguh kagum kepadamu, aku paling menghormati seorang pahlawan yang memiliki watak tidak kenal menyerah. Aku menyetujui permintaan perdamaianmu. Sekarang kamu bisa kembali ke negerimu.”

Karena ketekunan dan kesetiaan Su Wu, akhirnya raja Xiong Nu melepaskannya. Ia mengutus orang mengikuti Su Wu untuk kembali ke Kerajaan Han dan berdamai dengan Kerajaan Han.

Kita juga adalah duta-duta kerajaan Allah yang Ia utus ke dalam dunia ini untuk mendamaikan dunia dengan diriNya. Tugas kita sebagai duta kerajaan Allah tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus kita hadapi. Yesus berkata: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33)

Namun, banyak orang Kristen yang tidak sadar bahwa mereka adalah duta kerajaan Allah bagi dunia ini. Mereka hidup selayaknya mereka memang berasal dari dunia ini. Mereka hidup mengikuti cara-cara dunia. Kita melihat banyak orang Kristen yang memiliki standar yang sama dengan dunia, bahkan yang lebih parah, ada orang Kristen yang memiliki standar yang lebih rendah dari dunia. Cara mereka bekerja, bergaul, memilih jodoh, berbicara, bahkan berpakaian, semua mengikuti standar dunia. Mereka telah terseret oleh arus dunia ini.

Allah mengutus kita untuk menjadi terang dan garam bagi dunia. Kegelapan tidak berkuasa atas terang. Begitu terang hadir, kegelapan, segelap apa pun itu akan langsung lenyap. Begitu juga dengan garam. Garam akan memberi rasa dimanapun ia ditempatkan. Bukan makanan yang memberi rasa kepada garam. Tetapi garamlah yang memberi rasa pada makanan. Selezat apa pun suatu masakan, tanpa garam, tetap makanan itu tidak akan enak dimakan.

Kita harus tahu dan setia kepada tugas yang Allah berikan kepada kita, yaitu menjadi duta Allah. Jika kita setia, dan hidup kita berbeda dengan dunia, maka dunia akan mengenal Allah melalui kita. Alkitab berkata: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga.” (Matius 5:16)

Melalui kitalah dunia akan mengenal Allah. Juga karena kitalah dunia akan menolak Allah. Karena itu, biarlah kita menjadi duta yang setia, yang mendatangkan kesembuhan bagi dunia dimana Allah telah mengutus kita,  dengan membawa dunia untuk mengenal Allah yang benar. Dan mendamaikan dunia dengan Allah.

Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan.
( Amsal 13:17 )

Negeri Wanita


Pada zaman dinasti Tang, ada seorang cendekiawan bernama Tang Ao, bersama 2 orang temannya Lin Zhi Yang dan Duo Jiu Gong pergi mengarungi lautan untuk berdagang. Mereka sampai ke sebuah daratan, setelah berlabu, mereka mendapati di tempat ini yang bertanih, bekerja, berdagang semuanya wanita. Cara bicara mereka juga kasar dan keras, dan lagi mereka memakai pakaian lelaki. Tang Ao merasa sangat heran.

Mereka sampai di depan sebuah penginapan, seorang wanita dengan pakaian laki-laki keluar menyambut mereka, memperkenalkan diri sebagai pemilik penginapan itu. Dia berbalik memanggil orang untuk membantu. Yang keluar adalah seorang laki-laki dengan pakaian wanita. Meskipun perawakkannya tinggi besar, di wajahnya juga tumbuh kumis, tapi cara jalannya berlenggak-lenggok, suaranya juga halus. Wajahnya juga memakai make up dan lipstick! Tang Ao merasa dia sangat perlente.

Pelan-pelan, Tang Ao dan teman-temannya baru mengerti. Tempat ini bernama Negeri Wanita. Wanita yang mengatur masalah negara, yang bekerja di luar juga adalah wanita, sebaliknya lelaki mengurusi pekerjaan rumah tangga di dalam rumah. Tang Ao dan teman-temannya berdagang selama beberapa hari, ada orang berkata kepada mereka: “Perhiasan dan make up yang kalian jual sangat bagus. Raja kami ingin membelinya untuk para ‘wanita’ di dalam istana. Kalian harus pergi ke istana untuk membicarakan harga.”

Siapa mengira, begitu raja Negeri Wanita melihat mereka, langsung menyukai Lin Zhi Yang, dan lagi tanpa berunding, langsung mengurung Lin Zhi Yang untuk dijadikan ‘selir’. Segera sekelompok ‘wanita’ dalam istana datang menganti baju Lin Zhi Yang, menyematkan bunga, mengoleskan lipstick; ada orang yang melihatnya tidak memiliki lubang di telinga, segera mengambil jarum untuk menusuk kedua telinganya, dia kesakitan sampai berteriak; mereka mengambil kain untuk membungkus kedua kaki Lin Zhi Yang, sampai-sampai ia memerlukan bantuan untuk berjalan. Lin Zhi Yang merasa sangat menderita, dan membuka pembungkus kakinya. Raja yang mengetahuinya berkata: “Bagaimana bisa kamu tidak menaati peraturan? Kamu harus diberi pelajaran.” Dia kemudian memanggil orang untuk memukulnya. Tak peduli bagaimanapun Lin Zhi Yang meronta dan memohon, raja tetap memerintahkan orang untuk mengurungnya. Menyiapkannya untuk pernikahan yang diadakan beberapa hari lagi.

  Tang Ao dan Duo Jiu Gong kembali ke penginapan. Mereka berpikir keras, dan setelah berpikir sangat lama, mereka mendapatkan sebuah ide: Pengantin wanita, sebelum menikah tidak boleh tinggal di rumah suaminya, karena itu, mereka berkata kepada raja: “Sebelum pernikahan, Lin Zhi Yang harus kembali ke penginapan, menungguh sampai waktu pernikahan, anda baru mengutus orang untuk menjemputnya masuk istana.” Raja setuju melepaskan Lin Zhi Yang kembali, tetapi menyuruh orang berjaga-jaga di sekitar penginapan.

Mengunakan kesempatan di malam hari, Tang Ao dan Duo Jiu Gong mengendong Lin Zhi Yang yang tubuhnya penuh luka, melarikan diri dari penjagaan prajurit Negeri Wanita, tergesa-gesa meninggalkan penginapan dan naik ke atas kapal. Pergi dari Negeri Wanita yang aneh ini.

Alkitab berkata: Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. (Amsal 16:4) Begitu juga ketika Tuhan membentuk pria dan wanita. Allah memiliki tujuan yang unik dan kusus bagi pria dan wanita.

Allah menciptakan pria dengan kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga Allah menciptakan wanita dengan kelebihan dan kekurangannya. Meskipun Allah menempatkan pria dan wanita sejajar, namun bukan berarti sama. Ada hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh pria, dan tidak dapat digantikan oleh wanita. Sebaliknya, ada hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh wanita, namun tidak dapat dilakukan oleh pria. Secara anatomi yang kelihatan saja, Allah menciptakan pria dan wanita berbeda. Begitu juga dengan cara berpikir dan perasaannya.

Kedudukan pria tidak dapat digantikan oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Terutama di dalam keluarga. Dalam hubungan suami isteri. Allah telah menetapkan pria sebagai kepala keluarga, dan isteri sebagai penolong. Meskipun ada wanita yang sukses dan melebihi kesuksesan suaminya, namun di rumah, suaminya tetap adalah kepala. Dan dia tetap wajib menghormati suaminya.

Tetapi yang sering kali terjadi adalah, terbaliknya atau tidak dijalankannya dengan baik fungsi yang telah ditetapkan oleh Allah ini. Ketimpangan ini bisa terjadi akibat kesalahan pria atau wanita. Banyak pria yang enggan mengambil tanggung jawabnya sebagai kepala – menjadi kepala adalah tanggung jawab, namun banyak suami yang menganggapnya sebagai hak, dan mengunakannya untuk berlaku sesuka hatinya terhadap keluarganya – . Ia menyerahkan segala keputusan yang diambil dalam keluarga kepada isterinya. Sebaliknya banyak isteri-isteri yang berusaha untuk mendominasi suaminya. Dan dia sulit tunduk pada otoritas suaminya.

Bayangkan! Jika kita menukar letak kaki dan tangan kita. Kita tidak akan bisa berjalan dan berkerja dengan baik. Walaupun mungkin kita masih bisa berjalan dan bekerja dengan posisi tangan dan kaki yang ditukar, namun kita tidak mungkin melakukannya sebaik jika kaki dan tangan kita berada di tempat yang semestinya.

Jadi, biarlah tiap-tiap pria dan wanita tahu, di mana Allah menempatkan mereka. Dan mereka menjalankan fungsi mereka sebaik mungkin sesuai dengan yang telah Allah tetapkan. Maka, segala sesuatunya, terutama kehidupan berkeluarga akan berjalan dengan baik. Karena segala sesuatu yang Allah tetapkan adalah baik adanya.


Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh….. Bagaimanapun juga kamu masing-masing berlaku: Kasihanilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
 ( Efesus 5:22-23; 33 )

Mencari Kambing


Yang Zi adalah seorang terpelajar pada zaman China kuno. Suatu hari, tetangganya kehilangan seekor kambing, lalu meminta kepada banyak orang untuk membantunya mencari kambing itu. Mereka berpencar dan mencari ke berbagai arah, namun, meskipun sudah mencari sampai menghabiskan tenaga, kambing itu tidak juga ditemukan.

Yang Zi yang mengetahui masalah ini, lalu bertanya pada tetangganya: “Begini banyak orang mencari seekor kambing, bagaimana bisa masih tidak ketemu?”

Tetangganya menjawab: “Di sini banyak sekali jalan yang bercabang. Setiap jalan, memiliki persimpangan, membuat kami tidak bisa mengetahui, kambingnya lari ke jalan yang mana.”

Setelah Yang Zi mendengar ini, dia tampak risau. Muridnya bertanya padanya: “Yang hilang hanya seekor kambing, ini bukan masalah yang besar. Dan lagi, kambing itu bukan milik anda, mengapa anda begini risau?”

Ah! Yang Zi menghela napas: “Aku bukan risau karena seekor kambing. Tapi, dari masalah ini bisa ditarik suatu pelajaran. Kalau seorang yang sedang belajar, dia belajar ini sedikit, belajar itu sedikit, tidak ada tujuannya. Sama seperti mencari kambing di jalan yang bercabang, akhirnya juga tidak akan mendapatkan apa-apa.”

Beberapa orang gagal dan tidak memperoleh apa-apa bukan karena mereka memiliki kemampuan yang lebih rendah, atau kesempatan yang lebih sedikit dari orang lain. Beberapa orang gagal karena mereka tidak dapat mengatur prioritas mereka. Mereka tidak memiliki fokus terhadap apa yang mereka akan lakukan. Mereka melakukan atau belajar banyak hal secara bersamaan. Itu sebabnya mereka tidak bisa menjadi maksimal dalam apa pun yang mereka lakukan.

Orang yang tidak memiliki fokus dan prioritas, diakibatkan karena mereka tidak tahu apa tujuan mereka. Sebab itu, mereka melakukan banyak hal sekaligus.

Mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita sangatlah penting. Dengan mengetahui tujuan kita, kita bisa menentukan apa yang menjadi prioritas dan fokus kita. Sehingga kita bisa melakukannya dengan segenap kemampuan kita. Dan kita akan mencurahkan seluruh waktu, tenaga, dan pikiran kita pada hal tersebut. Dan apa pun yang dilakukan dengan segenap hati, hasilnya pasti akan lebih maksimal.

Untuk mengetahui tujuan hidup kita, kita harus tahu apa kelebihan dan kekurangan kita. Tuhan melengkapi kita dengan bakat, kepandaian, dan gairah yang kita miliki untuk sebuah tujuan.

Tuhan melengkapi burung dengan sayap, karena Tuhan memiliki tujuan bagi burung untuk terbang. Tuhan melengkapi ikan dengan insang, karena tujuan Tuhan adalah agar ikan bisa hidup di dalam air. Tuhan tidak memberi ikan sayap, karena bukan tujuan Tuhan agar ikan bisa terbang.

Kita harus tahu apa kelebihan kita. Hal apa yang membuat kita bergairah ketika kita melakukannya, dan kita tidak akan bosan untuk melakukannya, meskipun orang lain menganggapnya sebagai hal yang membosankan. Kita berfokus pada hal tersebut, karena itulah tujuan hidup kita. Dan untuk hal itulah Allah menciptakan kita.

Selain dengan mengetahui apa kekurangan dan kelebihan kita. Yang terpenting untuk mengetahui apa tujuan hidup kita adalah, kita harus bertanya dan memohon pimpinan Tuhan. Alkitab berkata, Ia adalah Penasehat Ajaib. (Yesaya 9:5) Tuhan akan memimpin kita, sehingga dapat mengetahui apa kehendak Tuhan secara spesifik bagi kita.

Karena kita diciptakan untuk mengenapi kehendak Allah bagi kita, maka apa pun yang kita kerjakan, pelajari, bahkan katakan, hendaklah kita bertanya terlebih dulu kepada Tuhan. Supaya dalam apa pun yang kita lakukan, bisa membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.


Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang saja memukul.
  ( I Korintus 9:26 )

Sabtu, 20 April 2013

Tuhan Mengatur Dengan Tidak Tepat?


Seorang cendekiawan yang berilmu tinggi dan memiliki banyak murid. Suatu hari berjalan-jalan di taman, dan karena lelah, ia duduk beristirahat di bawah sebatang pohon ara untuk mencari angin.

Orang itu tiba-tiba melihat semangka yang tumbuh di tanah. Semangka itu sangat besar, namun tumbuh pada batang yang lunak dan kecil. Dia mengangkat kepala, melihat pada pohon ara itu. Batangnya kasar dan besar, namun buah yang tumbuh padanya sangat kecil. Cendekiawan itu melihat kepada semangka, dan melihat pada buah ara lagi. Hatinya tiba-tiba berpikir: “Menurut pendapatku, semangka baru cocok jika tumbuh pada pohan ara” Dia berkata kepada dirinya sendiri: “Ranting pohon ara sangat keras, bagaimana bisa mengeluarkan buah yang begitu kecil? Menurut pendapatku, seharusnya buah ara tunbuh pada ranting yang kecil dan lunak” Pokoknya, di merasa, Tuhan mengatur tidak dengan sesuai. Meletakan terbalik antara semangka dan pohon ara.

Cendekiawan itu lama duduk di bawah pohon ara sambil berpikir, tiba-tiba sebuah buah ara jatuh, dan tepat mengenai hidung sang cendekiawan, ujung hidungnya langsung memerah. Saat itu, dia dalam sekejab mengerti. Dia berkata: “Aku sudah tahu, segala hal di alam ini, masing-masing berada di tempatnya, dan masing-masing ada fungsinya. Sungguh tidak akan ada kesalahan. Seandainya menurut pemikiranku, semangka seharusnya tumbuh pada dahan pohon ara, wajahku akan langsung hancur, atau aku akan pingsan, dan bahkan tertimpah semangka! Untunglah buah ara kecil, sekarang aku hanya terluka sedikit saja.”

“Apakah Tuhan mengatur dengan tidak tepat?” Adalah pertanyaan yang sering diungkapkan oleh banyak orang, baik secara langsung maupun tidak. Ketika seseorang bertanya:

“Kenapa aku lahir di keluarga seperti ini? Aku ingin punya orang tua yang lebih memperhatikanku.”

“Kenapa bentuk fisiku seperti ini? Seandainya aku punya rambut yang lurus.”

“Kenapa aku tidak memiliki bakat musik? Kalau saja aku bisa bermain musik.”

Dan masih banyak lagi pertanyaan, yang pada intinya adalah menanyakan apakah Tuhan sedang membuat sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Tuhan adalah Allah yang besar. Hikmat Allah melampaui segala pikiran manusia. Sebaliknya, kita adalah manusia yang sangat terbatas. Seorang ilmuan paling cerdas sekalipun, tidak akan dapat mengetahui seluruh rahasia alam semesta. Begitu banyak hal di dunia ini yang tidak dapat dimengerti oleh manusia.

Sering kali, di tenggah keterbatasan kita, kita menilai bahwa sesuatu yang sedang atau telah Allah lakukan tidaklah tepat. Kita hanya bisa memahami sesuatu dengan pikiran kita yang terbatas, kemudian dengan mudah kita mengatakan bahwa Allah sedang membuat kesalahan. Atau seharusnya Allah tidak berbuat seperti itu, seperti inilah yang seharusnya Allah buat.

Namun, di dalam ke maha tahuanNya, Allah telah mengatur dan menempatkan segala sesuatu dengan tepat. Allah tidak pernah berbuat kesalahan atas apa pun. Entah bagaimana pun Ia membentuk kita, di mana pun Ia menempatkan kita, mengatur segala hal yang terjadi atas kita, dan juga yang terjadi di seluruh alam semesta ini. Dalam kesemuanya itu Allah tidak pernah berbuat kesalahan. Semua yang di perbuatnya sungguh tepat dan amat baik.

Saat kita merasakan dan berpikir “Apakah Tuhan sedang mengatur dengan tidak tepat?” Marilah kita merenungkan kembali apa yang rasul Paulus katakan:

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
Atau siapakah yang pernah menjadi penasehatNya?
( Roma 11:33-34 )

Jika kita setuju dengan apa yang Paulus katakan, maka kita tidak akan pernah lagi bertanya: “Apakah Allah mengatur dengan tidak tepat?”


Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
(Kejadian 1:31-2:1)

Nan Guo yang Curang


Saat kecil, Nan Guo adalah anak yang sangat pintar, sehingga orang-orang menjulukinya sebagai “Anak Dewa.” Namun, lama kelamaan, Nan Guo menjadi orang yang sangat malas. Dan akhirnya, setelah dia dewasa, hidupnya sangat miskin.

Raja negeri Qi sangat menyukai musik, tetapi dia tidak suka mendengar satu orang saja yang bermain musik solo, dia hanya suka mendengar sangat banyak orang memainkan musik bersama-sama. Karena itu dia berencana mengumpulkan suatu grup musik besar yang terdiri dari 300 orang di dalam istananya.

Begitu berita ini tersebar, banyak pemain musik yang datang menemui Raja, mereka berharap agar bisa dipilih sebagai anggota dari grup musik yang dibuat oleh Raja. Waktu itu Nan Guo juga datang melamar dengan membawa alat musik. Raja yang sedang tergesa-gesa untuk mengumpulkan 300 orang pemusik, mendengar Nan Guo juga bisa bermain musik, hanya mengujinya sebentar saja lalu sudah menerimanya bergabung.

Sebenarnya Nan Guo tidak bisa bermain musik. Dia berbaur di dalam grup musik yang setiap kali melakukan pertunjukkan, dan dia berpura-pura juga sedang memainkan alat musik. Raja karena sangat asyik mendengarkan, terlena dalam alunan musik, tidak merasakan hal itu, dan membiarkan dia bergabung dalam grup musik itu selama beberapa tahun.

Kemudian Raja itu meninggal dunia, dan anaknya menggantikannya sebagai Raja. Raja yang baru juga suka mendengarkan musik, namun dia tidak suka musik yang dimainkan secara bersama-sama, dia meminta setiap orang di dalam grup musik secara bergiliran memainkan sebuah lagu untuknya. Hal ini sangat mengejutkan bagi Nan Guo karena dia sebenarnya tidak bisa bermain musik. Dan karena dia tidak ingin menerima penghinaan dari banyak orang, dia lalu pergi secara diam-diam pada tenggah malam.

Banyak orang yang merasa sudah cukup puas dengan dirinya. Mereka tidak ingin belajar lebih lagi untuk mengembangkan dirinya. Bahkan parahnya, saya menjumpai begitu banyak orang yang sama sekali tidak peduli dirinya berkembang atau tidak. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk hal-hal yang menyenangkan mereka, daripada bersusah-susah belajar untuk mengembangkan diri mereka.

Sebenarnya, orang-orang yang demikian adalah orang-orang yang paling kasihan. Mereka telah menyia-nyiakan potensi yang telah Allah berikan kepada mereka. Sebenarnya mereka bisa memberikan sesuatu yang lebih baik dari diri mereka, yang berguna bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Namun mereka lebih memilih untuk mengubur potensi mereka, daripada bersusah payah untuk mengalih dan mengembangkannya.

Ada ungkapan yang berkata, tempat yang paling kaya adalah pemakaman, karena di sana terkubur banyak potensi yang tidak pernah digunakan oleh pemiliknya. Yang jika digunakan mungkin akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Yesus berkata: “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan di ambil daripadanya.” (Matius 13:12) Ini sepertinya tidak adil, tetapi Allah membenci orang yang malas. Di mata Allah, kemalasan adalah kejahatan. Dan Allah akan menghukum orang-orang yang malas. Sebaliknya, Allah mengasihi orang-orang yang rajin dan mau mengembangkan potensi yang Ia berikan pada mereka. Dan Allah akan menambahkan apa yang mereka miliki.

Dalam buku John C. Maxwell yang berjudul The Choice Is Yours, saya membaca sebuah ungkapan yang sangat bagus yang ditulis oleh Bill Purvis yang berbunyi: “Jika Anda lakukan apa yang Anda bisa lakukan, dengan apa yang Anda miliki, di tempat Anda berada, maka Tuhan tak akan meninggalkan Anda di tempat itu dan Ia akan menambah apa yang Anda miliki.”

Tepat sekali ungkapan tersebut, karena kasih karunia Allah akan dicurahkan kepada mereka yang rajin dan mau mengembangkan diri mereka. Dan Allah akan mengangkat mereka untuk menjadi kepala, dan bukan ekor.


Pernahkah engkau melihat orang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.
(Amsal 22:29)


Jumat, 19 April 2013

Melenyapkan Tiga Malapetaka


Ada seorang yang bernama Zhou Chu. Saat mudah, karena merasa dirinya kuat, sering berlaku semena-mena, menindas orang lain, sehingga membuat orang-orang tidak tahan lagi akan perbuatannya. Kebetulan, waktu itu, di dalam sungai ada seekor naga yang sering menimbulkan angin dan gelombang. Sedangkan di atas gunung, ada seekor harimau buas yang sering memangsah manusia. Orang-orang di tempat itu sangat menderita, tetapi mereka tidak berdaya menghadapinya. Oleh karena itu, orang-orang menempatkan Zhou Chu, naga dan macan menjadi satu, dan menyebutnya sebagai “Tiga Malapetaka”.

Suatu hari, Zhou Chu mendengar tentang perihal naga dan macan dari penduduk di sana. Kemudian dia berpikir: ”Biasanya orang-orang berkata aku hanya bisa menindas orang lain. Mana mereka tahu kalau sebenarnya aku adalah pahlawan yang gagah perkasa? Kalau aku bisa membunuh naga dan macan itu, dan melenyapkan 2 malapetaka bagi orang-orang, mereka akan berterima kasih kepadaku.” Kemudian Zhou Chu pertama-tama pergi ke gunung. Dia menyelusuri gunung dan lembah, dan akhirnya menemukan harimau itu.  Dia bertarung sangat lama dengan harimau itu, dan berhasil membunuhnya. Zhou Chu berkata: ”Baiklah, sekarang hanya tinggal satu malapetaka.”

Kenudian dia pergi ke sungai untuk mencari naga. Naga itu terkadang naik kepermukaan sungai, terkadang masuk ke dasar sungai, sangat sulit ditemukan. Zhou Chu mengikuti jejak naga itu, dan akhirnya menenuhkannya, serta bertarung dengannya. Selama tiga hari tiga malam Zhou Chu tidak keluar dari dalam air. Orang-orang mengira Zhou Chu sudah mati. Mereka sangat senang, dan berkata: ”Oh, alangka baiknya, tiga malapetaka sudah tidak ada lagi. Mulai sekarang, kita bisa hidup dengan tenang.”

Tidak disangkah, tiga hari kemudian, Zhou Chu keluar dari dalam air. Ternyata, setelah bertarung dengan susah payah selama tiga hari tiga malam, dia berhasil membunuh naga itu. Orang-orang yang melihatnya, bukan hanya tidak berterima kasih kepadanya, sebaliknya justru lari ketakutan: ”Ah, ternyata Zhou Chu tidak mati, ini sungguh buruk. Tiga malapetaka, masih tersisa satu malapetaka.” Zhou Chu yang melihat sikap orang-orang terhadapnya, merasa sangat sedih, dia berpikir: ”Aku sudah menolong mereka melenyapkan dua malapetaka besar, tapi mereka masih berharap aku mati. Sepertinya, di hati orang-orang, aku adalah malapetaka, sama seperti macan dan naga itu. Ah, dulu aku sungguh tidak baik terhadap mereka. Aku sangat ingin berubah, tapi takutnya tidak berhasil.” Kemudian dia menumui seorang yang bijaksana: ”Aku sungguh ingin berubah, tetepi waktu sudah begitu lama berlalu. Aku takut seumur hidup tidak bisa menyelesaikan apa pun.”

Orang bijaksana itu menjawab: ”Orang dulu berkata, kalau pagi hari mendapatkan kebenaran yang sejati, jika malam mati tidak akan menyesal. Yang ditakutkan adalah seseorang tidak mempunyai tekad yang luhur, kalau mempunyai tekad, tidak perlu takut waktu siang atau waktu malam. Dan lagi, kamu masih mudah, jalan di depanmu masih jauh, jangan takut tidak bisa menyelesaikan sesuatu yang besar.”

Setelah Zhou Chu mendengar ini, dia sangat terinspirasi. Sejak saat itu dia bertekad untuk berubah, tidak lagi melakukan hal-hal buruk. Akhirnya ia menjadi seorang berguna bagi masyarakat.

Ada peribahasa yang berkata: “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.” Menang manusia pada umumnya akan lebih mudah mengingat kesalahan, dan melupakan kebaikan orang lain.

Jika seseorang melakukan suatu kesalahan, akan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Sebaliknya, tidak di perlukan waktu yang lama untuk melupakan semua kebaikan seseorang, Ketika seseorang melakukan satu kesalahan saja, maka semua perbuatan baiknya yang ‘banyak’ akan segera terlupakan.

Nama baik adalah salah satu hal terpenting yang harus dimiliki oleh seseorang. Salah satu syarat yang ditetepkan oleh Rasul Paulus agar seseorang layak menjadi penilik jemaat adalah mempunyai nama baik. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat iblis. (I Timotius 3:7) Nama baik dibutuhkan supaya kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Meskipun ada kalanya, reputasi yang dimiliki oleh seseorang tidak benar-benar menunjukan siapa orang itu sebenarnya. Contohnya, bagi orang Yahudi yang iri hati kepada Yesus. Mereka selalu mencari-cari kesalahan Yesus, Yesus sama sekali tidak memiliki nama baik dalam pandangan mereka. Bagi mereka, Yesus adalah penjahat dan penghujat Allah yang berhasil mereka jatuhi hukuman mati.

Nama baik seseorang memang tidak menjamin orang yang memilikinya benar-benar baik. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki nama baik belum tentu adalah orang yang bener-benar jahat. Nama baik bisa sangat subyektif, tergantung pada siapa yang menilainya. Bagi seseorang mungkin dia adalah orang baik, namun belum tentu bagi orang lain.

Di sekeliling kita, pasti ada saja orang-orang yang iri dan membenci kita. Entah kita sadari atau tidak. Orang-orang ini pasti akan selalu berusaha untuk mencari kesalahan dan kelemahan kita. Karena itu, biarlah kita tetap menjaga hidup kita benar di hadapan Tuhan dan sesama. Agar jika ada orang yang berusaha mencari-cari kesalahan kita, mereka tidak mendapatkan kesalahan apa pun pada kita.

Seperti yang terjadi pada Daniel. Ketika para pejabat raja Darius mencari-cari dakwaan terhadap Daniel, meraka tidak mendapati satu kesalahanpun. Sebab Daniel adalah orang yang benar dan setia,

Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
( Daniel 6:4 )  

Kita adalah suratan Kristus yang terbuka, yang dibaca oleh semua orang. Biarlah kita selalu menjaga hidup kita, supaya nama Tuhan dimuliakan melalui nama baik yang kita miliki. Ketika orang berkata terhadap kita: “Orang yang baik itu adalah orang Kristen.” 

Nama baik memang sulit di dapatkan. Begitu dia hilang, mungkin seumur hidup tidak akan pernah kembali lagi.


 Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal.
( Penghotbah 7:1 )

Tuhan, Aku Ingin CD


Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

( Filipi 4:6 )

Ayat di atas benar-benar menjadi kenyataan dalam hidup saya. Bahwa Tuhan bukan hanya mengerti segala keperluan kita, namun Dia juga mengerti segala keinginan kita. Dan karena kasihNya yang begitu besar kepada kita, ada kalanya Dia juga memberikan apa yang menjadi keinginan kita, meskipun mungkin kelihatannya keinginan kita itu adalah hal yang sepele.

Sekitar tahun 2002, Radio Sangkakala Surabaya pernah mengundang tim dari Breakthrough Missions Singapore untuk bersaksi dan berbicara tentang pelayanan mereka. Breakthrough Missions Singapore adalah sebuah oraganisasi Kristen yang melayani dalam bidang rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Di akhir acara, mereka menyanyikan lagu-lagu pujian dalam bahasa Mandarin ciptaan mereka sendiri. Dan begitu mendengarnya, saya langsung jatuh cinta dengan lagu-lagu tersebut.

Sejak saat itu, lagu-lagu pujian dari Breakthrough Missions Singapore terkadang diputar di acara Sangkakala Mandarin yang disiarkan setiap hari pukul 13.00 – 14.00. dan terkadang saya menelpon ke acara tersebut untuk memesan pujian berbahasa Mandarin.

Saya sangat ingin memiliki kaset dari lagu-lagu tersebut, agar saya bisa memutarnya kapan pun saya inginkan. Namun saya tidak tahu di mana saya bisa mendapatkan kaset dari Breakthrough Missions Singapore tersebut. Karena saya begitu menginginkan kaset itu, maka setiap kali keponakan dari suster kepala yayasan tempat saya tinggal pergi ke mall, saya selalu minta tolong untuk menanyakan kaset tersebut apabila dia melewati toko rohani Kristen. Karena hanya dia satu-satunya orang yang bisa saya mintai tolong waktu itu.Tetapi tidak ada satu toko pun yang menjual kaset itu.

Dua tahun berlalu, dan saya belum mendapatkan kaset yang saya inginkan. Suatu hari, saya mendangar khotbah dari Pdt. Petrus Agung. Di dalam khotbah itu beliau bercerita, suatu saat beliau membutuhkan uang untuk membeli rumah, namun beliau tidak tahu dari mana bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Beliau hanya bisa berdoa kepada Tuhan, dan membentangkan surat yang tertera harga rumah itu di hadapan Tuhan. Sama seperti yang raja Hizkia lakukan ketika dia tidak berdaya untuk berperang melawan raja Asyur. Hizkia datang ke rumah Tuhan, berdoa serta membentangkan surat hinaan dari raja Asyur di hadapan Tuhan.

Akhirnya saya meniru apa yang raja Hizkia dan Pdt. Petrus Agung lakukan. Saya berdoa, "Tuhan, Aku Ingin CD," Mohon Tuhan memberi saya kaset Breakthrough Missions Singapore. Tak lupa saya menuliskan judul dari lagu-lagunya pada selembar kertas dan membentangkannya di hadapan Tuhan. Saya tetap meletakan kertas tersebut dalam keadaan terbuka di atas lemari saya untuk mengingatkan Tuhan sampai Tuhan memberikan kaset yang saya inginkan.

Suatu siang, saya menelpon untuk memesan lagu pada acara Sangkakala Mandarin. Hari itu telpon saya tidak langsung diterima oleh penyiarnya, karena ce Lidya, sang penyiar masih menyampaikan firman Tuhan. Telpon saya diterima oleh Christin yang bertindak sebagai oprator.

Sambil menunggu untuk berbicara dengan ce Lidya, saya iseng bertanya kepada Christin, apakah kaset Breakthrough Missions bisa dibeli di Indonesia?

"Aku punya satu. kamu mau tah?" Jawab Christin

Langsung saya bilang, kalau memang sudah lama saya menginginkan kaset itu.

"Kamu dapat dari mana?" Tanya saya kepada Christin lagi.

"Dulu, waktu orang-orang dari Breakthrough Missions datang ke Sangkakala, mereka menitipkan CD lagu mereka untuk dijual di Sangkakala. Kebetulan penjualannya aku yang pegang. Aku kira CDnya sudah habis, jadi uang penjualannya sudah aku setor ke orang Breakthrough Missions. Ternyata waktu aku bongkar-bongkar, masih ada sisa satu." Cerita Christin

"Berarti Tuhan sudah sediakan untuk aku." Kata saya senang.

"Memang Tuhan sediakan untuk kamu." Jawab Christin sambil tertawa.

"Berapa harganya?" Tanya saya.

"Harganya 50.000. Nanti kamu sendiri ya yang ambil ke sini?" Tanya Christin.

Akhirnya saya terpaksa menjelaskan keadaan saya yang sebenarnya kepada Christin. Saya tidak berani berjanji kapan CDnya akan diambil. Karena saya tidak tahu siapa yang bisa saya mintai tolong untuk mengambil CD di Sangkakala.

Christin bertanya di mana alamat saya. Setelah saya sebutkan alamat saya, di luar dugaan, ternyata dia bersedia mengantarkan CD itu ke tempat saya. Karena sekalian dia harus mengantar hadiah untuk pemenang Sangkakala Kid di daerah Pondok Candra. Sebab, dari Sangkakala ke Pondok Candra memang melewati daerah tempat tinggal saya.

Saya sangat berterima kasih kepada Christin untuk kebaikkannya. Saya juga harus berterima kasih kepada ce Lidya yang berkhotbah sangat lama, sehingga saya bisa ngobrol dulu dengan Christin. Terutama saya sangat bersyukur untuk kasih Tuhan atas diri saya. Namun, tidak berhenti sampai di sini saja Tuhan menunjukan kasihNya kepada saya. Tuhan benar-benar menghadiahkan CD itu untuk saya.

Waktu itu, uang yang ada pada saya hanya tinggal Rp. 50,000. Tepat sesuai dengan harga CD itu. Namun sayangnya itu adalah uang perpuluhan yang belum saya transfer ke sebuah lembaga pengInjilan tempat biasanya saya mengembalikan perpuluhan sebelum saya bergabung dengan gereja Mawar Sharon.

Saya berkata kepada Tuhan : "Tuhan, aku pinjam dulu ya uangMu." Sambil mengeluarkan uang itu dari dalam botol tempat saya mengumpulkan uang persembahan perpuluhan saya. Saya masukan uang itu dalam buku untuk saya berikan kepada Christin saat Christin datang membawa CD.

Beberapa hari kemudian Christin datang bersama dengan temannya. Ternyata Christin lebih cantik dari yang selama ini saya bayangkan. Biasanya saya hanya mendengar suara Christin, namun kali ini saya bisa bertemu langsung dengan orangnya.

Setelah ngobrol sebentar, Christin menyerahkan CD kepada saya. Saat saya akan membayar, Christin menolak.

"CDnya buat kamu saja. Tidak usah bayar." Kata Christin.

Christin segerah berpamitan, karena dia masih harus ke Pondok Candra untuk mengantarkarkan hadiah.

Setelah Christin pergi, saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan, terima kasih. Aku tidak jadi pinjam uangMu." Dan saya mengembalikan uang itu ke dalam botol.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan untuk segala kebaikan yang telah Tuhan lakukan dalam hidup saya. Meskipun saat ini Tuhan membawa saya untuk melewati jalanan yang terjal dan berbatu, dengan mengijinkan saya mengalami sakit penyakit dan semua kesulitan yang harus saya lalui. Namun, di tenggah semuanya itu, Tuhan tetap menunjukan penyertaan dan kasihNya kepada saya.

Dan saya percaya, kelak saya akan melihat kemuliaan Tuhan yang lebih besar lagi dinyatakan dalam hidup saya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.