Di suatu pagi yang cerah,
seorang nenek berambut putih keriting sedang duduk di halaman rumah tuanya yang
ditanami banyak bunga-bunga indah. Di pangkuannya tampak sebuah boneka kain
yang hampir jadi.
Sang nenek sedang menjahit baju
boneka itu yang berwarna merah dengan sangat hati-hati dan penuh kasih sayang.
Setelah baju itu jadi, sang nenek segera memakaikannya pada boneka kainnya.
Boneka itu tampak cantik,
dengan wajah bulat, matanya terbuat dari dua buah kancing hitam yang mengkilat,
serta rambutnya terbuat dari benang wol berwarna hitam yang dikonde menjadi 2,
ditambah dengan baju merah yang indah membuat boneka kain itu terlihat sangat
cantik.
Sang nenek memandang boneka
hasil buatannya itu sambil tersenyum. Ia membayangkan cucu perempuannya yang
berusia 10 tahun akan sangat gembira menerima boneka itu sebagai hadiah ulang
tahunnya yang ke 10 minggu depan.
Satu minggu berlalu, dan
hari ulang tahun cucunya pun tiba. Sang nenek membungkus boneka kain dengan
kertas kado merah muda yang indah. Dengan bersemangat, sang nenek berangkat ke
pesta ulang tahun cucunya.
Pesta ulang tahun itu sangat
meria. Banyak sekali tamu yang hadir dan kue-kue yang disediakan. Sang nenek
mencium cucunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun, sambil memberikan hadiah
untuk cucunya. Si gadis cilik dengan tersenyum menerima hadiah dari sang nenek.
Setelah pesta ulang tahun
usai, si gadis cilik membuka satu per satu kado-kado yang diterimanya. Dia amat
senang, karena mendapat banyak kado yang berisi mainan yang bagus-bagus.
Terakhir, ia membuka hadiah
dari sang nenek. Ia sangat kecewa, karena ternyata isinya adalah boneka kain
buatan nenek sendiri, dan bukan mainan yang bagus seperti isi kado-kado
lainnya.
Si gadis cilik meletakan
boneka kain itu di rak yang paling bawah dalam lemari tempat menyimpan mainannya.
dia tidak pernah bermain dengan si boneka kain. Dia lebih suka bermain dengan
mainannya yang bagus dan mahal dari pada bermain dengan si boneka kain.
Si boneka kain amat sedih.
Dia hanya bisa diam sendirian di dalam lemari yang gelap. Boneka kain selalu
menangis jika ia teringat pada sang nenek. Ia sangat rindu akan kasih sayang
dan belaian lembut sang nenek. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia
hanyalah boneka kain yang tidak bisa bergerak dan berbicara seperti manusia.
Waktu pun berlalu. Karena
mainan si gadis cilik semakin banyak, lemari itu tidak cukup lagi untuk menaruh
semua mainannya. Akhirnya, semua mainan yang sudah tidak dia sukai dipindahkan
ke dalam gudang, termasuk si boneka kain.
Gudang itu adalah tempat
yang gelap dan berdebu. Boneka kain semakin sedih, karena sekarang ia menjadi
kotor. Bajunya yang berwarna merah menjadi kotor dan kusam. Kini boneka kain
bukan lagi sebuah boneka yang cantik, tetapi sebuah boneka yang kotor dan
berdebu.
Suatu hari, boneka kain
dikejutkan oleh sebuah suara yang bergetar"
" Bolehkah aku tidur di atas tubuhmu,
karena aku sangat kedinginan?"
Ternyata suara itu adalah
suara seekor tikus yang sedang mengigil kedinginan, karena seluruh tubuhnya
basah kuyup.
Melihat tikus yang
kedinginan itu, si boneka dengan senang hati segera menyuruh tikus untuk naik
ke atas tubuhnya yang terbuat dari kain yang empuk, agar si tikus tidak
kedinginan lagi.
Tikus bercerita:
"Aku basah, karena tadi
aku jatuh ke dalam selokan, karena ada manusia yang mengejar dan berusaha
memukulku sewaktu aku mencari makanan di luar sana."
Boneka kain sangat senang
mendengar cerita tikus. Ia merasa, sekarang ia memiliki teman yang akan selalu
bercerita kepadanya tentang apa yang terjadi di luar sana. Boneka kain tidak kesepihan seperti
dulu lagi. Dan ia pun menjadi sahabat si tukus.
Namun, meskipun sekarang
boneka kain memiliki tikus sebagai sahabatnya, ia tetap merindukan sang nenek.
Baginya, tidak ada yang bisa mengantikan kasih sayang sang nenek.
Setiap malam, tikus akan
keluar untuk mencari makan, dan kembali pada pagi hari untuk tidur di atas
boneka kain sambil menceritakan apa yang telah dilihatnya di luar sana. Dan boneka kain akan
terus bertanya, apakah tikus melihat nenek di luar sana.
"Tadi malam ada
perayaan yang ramai, dan banyak sisa makanan yang ditinggalkan oleh manusia.
Karena itu aku bisa mendapat banyak makanan." Kata tikus kepada boneka
kain.
"Apakah kamu melihat
nenek di antara orang-orang dalam perayaan itu? " Tanya boneka kain kepada
tikus.
"Tidak, aku tidak
melihat nenek. Karena tidak ada orang berambut putih dalam perayaan itu."
Jawab tikus.
Suatu malam, tikus pergi
mencari makan seperti biasa. Dan tak lupa boneka kain berpesan kalau-kalau
tikus melihat sang nenek.
Saat pagi tiba, seperti
biasa, boneka kain menunggu tikus kembali. Namun hari itu ada yang aneh. Tikus
tidak kembali juga seperti biasanya. Bahkan setelah hari menjadi siang, tikus
belum juga kembali.
Boneka kain menunggu dan
terus menunggu. Sampai ke esokan hari pun, tikus tetap tidak kembali. Boneka
kain merasa sangat sedih karena kehilangan sahabatnya. Ia bertanya, apa yang
terjadi dengan si tikus? Kenapa ia meninggalkanku begitu saja?
Bonaka kain tidak tahu,
kalau tikus sudah tertangkap waktu mencari makan di sebuah rumah malam itu.
Pemilik rumah sudah membunuh si tikus. Karena itu, tikus tidak pernah kembali
kepada boneka kain.
Kembali boneka kain
sendirian dan kesepian di dalam gudang, tanpa tikus sahabatnya. Tapi boneka
kain tetap berharap, suatu hari ia bisa bertenu sang nenek yang sangat
menyayanginya.
Hari berganti tahun. Sudah
tahun-tahun boneka kain berada di dalam gudang. Sampai suatu pagi, si gadis
cilik pemiliknya dulu, yang sekarang sudah dewasa mengeluarkannya dari gudang bersama
semua barang-barang lainnya.
Dia ingin menyumbangkan
semua mainan dan baju bekasnya ke panti asuhan. Dia mengangkat boneka kain yang
tergeletak di lantai gudang dan kotor. Membersikan debunya sekedarnya. Dan
memasukannya ke dalam kardus bersama mainan lainnya.
Saat tiba di panti asuhun,
semua mainan dan baju dibagikan kepada anak-anak panti asuhan.
Anak-anak sangat senang
menerima baju dan mainan-mainan itu. Tapi tidak ada seorangpun yang mau dengan
si boneka kain, karena dia kotor dan jelek.
Boneka kain diletakan begitu
saja di sudut teras panti asuhan, dan tidak ada seorang pun yang mau bermain
dengannya. Harapan boneka kain untuk bertemu sang nenek semakin tipis. Karena
sekarang boneka kain berada semakin jauh dari rumah sang nenek.
Boneka kain menangis:
"Nenek, di mana engkau ? Apakah aku bisa bertemu nenek lagi?"
♥♥♥♥
Sementara itu, sang nenek
yang sudah bertambah tua, tidak bisa tinggal sendirian di rumah lagi. Sang
nenek kemudian dipindahkan ke sebuah panti jompo.
Di dekat panti jompo ada
sebuah gereja dan sebuah panti asuhan. Setiap pagi, sang nenek akan pergi ke
gereja untuk berdoa seorang diri.
"Tuhan, aku merasa
kesepihan. Meskipun di panti jompo ada banyak orang, tapi aku kesepihan karena
jauh dari rumah dan keluargakuku. Tuhan, tolong beri aku teman." Doa sang
nenek kepada Tuhan.
Sepulang dari gereja hari itu,
sang nenek singgah ke panti asuhan, melihat anak-anak yang sedang bermain untuk
menghibur hatinya.
Di kejahuan, di sudut teras
panti asuhan, sang nenek melihat sebuah boneka berbaju merah yang sudah rusak.
Sang nenek merasa kenal dengan boneka itu, dan kemudian berjalan untuk
mendekatinya.
Ternyata benar. Itu adalah
boneka kain yang dibuatnya untuk hadiah ulang tahun bagi cucu perempuannya
bertahun-tahun lalu. Sang nenek amat senang bisa bertemu boneka kain itu lagi.
Sang nenek segera mengambil boneka itu dan memeluknya.
Boneka kain tidak bisa
percaya orang yang sedang memeluknya adalah sang nenek. Suatu mujizat besar
bagi boneka kain karena akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan sang nenek.
Sang nenek sekarang memang
tampak jauh lebih tua. Tapi boneka kain tetap bisa mengenali, itu adalah sang
nenek yang telah membuatnya dengan penuh kasih sayang.
Sang nenek membawa boneka
kain kembali ke panti jompo. Mencucinya sampai bersih, dan menjahit
bagian-bagian yang telah sobek dengan hati-hati. Kini boneka kain tampak bersih
dan cantik kembali.
Sang nenek bersyukur kepada
Tuhan, karena sekarang ada boneka kain yang menemaninya, dan bisa membuatnya
ingat akan rumahnya, tempat dia dulu membuat boneka kain itu.
Boneka kain juga sangat
senang. Sekarang dia bisa kembali ke pelukan sang nenek. Semua penderitaan,
kesedihan, kesepihan telah berlalu. Sekarang yang ada hanya kebahagiaan bersama
dengan sang nenek untuk selamanya.