Selasa, 31 Januari 2012

Persepuluhan yang Dikembalikan


Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
( Maleakhi 3:10 )

Sebagian besar orang Kristen pasti pernah menndengar ayat firman Tuhan di atas. Ayat tersebut sering dikutip ketika seorang hamba Tuhan berkhotbah tentang memberi persembahan, khususnya persembahan persepuluhan. Namun, seberapa banyak orang Kristen yang berani mempercayai ayat tersebut, bahwa ketika kita mengembalikan persembahan persepuluhan kita kepada Tuhan, maka Tuhan akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat bagi kita sampai berkelimpahan. Karena itu, tidak sedikit orang Kristen yang enggan untuk mengembalikan persembahan persepuluhan mereka yang menjadi hak Tuhan dengan berbagai alasan. Tetapi sesungguhnya alasan keengganan mereka untuk mengembalikan persembahan persepuluhan adalah ketidak percayaan mereka akan janji Tuhan. Mereka kuatir, apa benar Tuhan akan memberkati mereka jika mereka sudah taat untuk mengembalikan perpuluhan. Jangan-jangan setelah mengembalikan perpuluhan, mereka justru akan mengalami kesulitan keuangan. Mempersembahkan 10% dari seluruh pendapatan kita memang bukanlah suatu hal yang mudah, karena itu diperlukan iman kepada janji Allah untuk kita dapat menaati perintah Allah tersebut.
Allah pernah membawa saya untuk belajar taat dalam hal mengembalikan persepuluhan, meskipun saat itu sepertinya keadaan saya tidak memungkinkan untuk mengembalikan perpuluhan. Namun setelah saya belajar untuk tetap taat untuk mengembalikan perpuluhan meski dalam kondisi yang sulit, Allah membuktikan diriNya setia, dan firmanNya memang dapat dipercayai. Allah "mengembalikan" persepuluhan yang saya persembahkan bahkan sebelum saya mempersembahkannya. Dan Allah "mengembalikan" lebih banyak dari jumlah persembahan persepuluhan yang seharusnya saya kembalikan.
Karena kelumpuhan yang saya derita sejak tahun 1997, menyebabkan saya hampir tidak pernah untuk keluar rumah selama bertahun-tahun, bahkan hanya untuk pergi ke gereja sekalipun. Namun puji Tuhan, pada tahun 2006 saya menghadiri acara Festifal Kuasa Allah yang diadakan di PTC, Surabaya. Meskipun saat itu Tuhan belum menyembuhkan saya, namun, di saat itu saya bisa berkenalan dengan Yuni, salah seorang anggota Profesional Muda Gereja Mawar Sharon Surabaya. Yuni kemudian mengatur agar saya bisa mengikuti ibadah di gereja setiap hari Sabtu dan juga bergabung dalam kelompok cell. Jadi, meskipun saya belum menerima mujizat kesembuhan dari Tuhan, Tuhan sudah membuat mujizat dengan mengerakan hati teman-teman cell grup saya untuk setiap kali datang dan memjemput saya untuk pergi ke gereja atau cell grup, meskipun untuk membawa saya keluar rumah, dengan kondisi saya yang hampir lumpuh total bukanlah hal yang mudah. Namun, teman-teman cell grup saya selalu datang menjemput saya dengan senang hati.
Karena saya hampir tidak pernah keluar rumah selama bertahun-tahun, maka saya hampir tidak mempunyai pakaian untuk pergi. Dan pada saat saya harus keluar rumah satu minggu dua kali yaitu untuk ke gereja dan ke cell grup, saya jadi binggung karena saya tidak tahu harus pakai baju apa untuk pergi ke gereja. Pakaian pergi yang saya miliki saat itu kira-kira hanya 5 potong. Dan terus terang saya merasa malu pergi ke gereja dengan selalu memakai baju yang sama. Namun saya juga tidak mempunyai cukup uang untuk membeli baju yang baru.
Selama ini, sebelum bergabung dengan Gereja Mawar Sharon, saya selalu menyisihkan 10% dari setiap berkat yang saya terima. Jika sudah terkumpul agak banyak, saya akan mengirimkannya ke sebuah badan penginjilan. Karena saat itu saya belum bergabung dengan gereja lokal mana pun, maka begitulah cara saya untuk belajar taat dalam hal mengembalikan perpuluhan.
Waktu saya sedang bergumul untuk membeli pakaian untuk ke gereja, satu-satunya uang yang saya miliki adalah uang perpuluhan yang sudah terkumpul, namun belum saya kirimkan ke badan penginjilan tersebut. Saya bergumul, apakah saya akan memakai uang perpuluhan tersebut untuk membeli baju baru, atau saya tetap mengembalikannya kepada Tuhan. Setelah bergumul beberapa saat, akhirnya saya memutuskan untuk tetap mengembalikan perpuluhan. Saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan, aku mau taat. Meskipun aku Cuma punya 1 baju untuk pergi, aku akan tetap mengembalikan perpuluhan. Apa lagi sekarang, aku bukan cuma punya 1 baju, tapi beberapa baju. Jadi aku harus tetap mengembalikan perpuluhan."
Setelah itu, supaya saya jangan berubah pikiran lagi, saya segera mengambil uang itu dan memasukannya ke dalam tas Alkitab saya untuk saya bawa ke gereja nantinya. Karena sekarang saya sudah berjemaat di sebuah gereja, saya tahu kalau saya harus mengembalikan perpuluhan saya ke gereja tempat saya berjemaat.
Kira-kira 1 jam setelah saya memasukan uang itu ke dalam tas Alkitab saya, saya mendapat telpon dari ce Linda. Ce Linda adalah salah seorang anggota Gereja Mawar Sharon, yang juga saya kenal sewaktu saya menghadiri Festifal Kuasa Allah. di telpon ce Linda berkata: "Ly, sekarang cece ada di toko, mau beliin baju buat kamu. Kamu lebih suka kemeja apa kaos?" Saya hampir tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Ternyata Tuhan sungguh ajaib. Saya segera menjawab kalau saya lebih suka kemeja, dan ce Linda segera menutup telponnya. Saya tidak menceritakan pergumulan saya tentang baju itu kepada ce Linda ( atau siapa pun ) karena saya tidak mau orang jadi kasihan kepada saya. Dan sampai saya menulis cerita ini saat ini, ce Linda tidak pernah tahu bahwa Tuhan sudah memakainya untuk melakukan mujizat untuk saya. Namun, biarlah jika ce Linda membuka blog ini, dia akan tahu cerita di balik kemeja yang dia belikan untuk saya.
Setelah menutup telpon dari ce Linda, saya tidak bisa menahan tangis karena rasa syukur saya kepada Tuhan. Saya tidak bisa mengerti dengan apa yang Tuhan sudah perbuat. Dia Allah yang tidak pernah berhutang kepada anak-anakNya. Dan Dia selalu menepati apa yang Dia firnamkan.
Keesokan harinya, ce Linda menyuruh pegawainya untuk mengantarkan kemeja itu ke tempat saya. Dan waktu saya lihat harga yang tertera pada lebelnya, ternyata harga baju itu melebihi jumlah uang perpuluhan saya. Saya tidak tahu, jika saat itu saya tidak jadi mengembalikan perpuluhan, dan memakai uangnya untuk membeli baju baru, apakah Tuhan tetap akan mengerakan hati ce Linda untuk membelikan saya baju baru. Namun, satu hal yang saya percayai, Allah selalu memperhitungkan ketaatan kita, dan Dia selalu menepati apa yang Dia firmankan. Kalau Dia berfirman jika kita taat mengembalikan persepuluhan, maka Dia akan membukakan bagi kita tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepada kita sampai berkelimpahan, maka Dia akan melakukan tepat seperti apa yang Dia firmankan, dan pertolonganNya tidak akan pernah terlambat.
Memang seharusnya sikap kita dalam menaati setiap firman Tuhan, termasuk dalam hal mengembalikan perpuluhan adalah karena kita mengasihi Tuhan dan ingin menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak boleh memilki sikap, menaati firman Tuhan supaya Tuhan memberkati kita. Karena Tuhan sudah memberikan yang terbaik bagi kita, yaitu nyawaNya sendiri untuk menebus dosa kita, maka sudah sepatunyalah kita membalas kasihNya dengan menaati segala firmanNya. Yesus berkata: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu." ( Yohanes 14:15 ) Tuhan mau kita menaatiNya karena kita mengasihiNya, dan bukan karena kita mengharapkan imbalan dari Dia. Namun, Allah akan selalu membuktikan bahwa Dia setia, dan janjiNya Ya dan Amin. Akan selalu ada berkat di balik sebuah ketaatan.