Suatu hari, Tuhan memberi pengumuman: "Boneka
tanah liat mana yang bisa menyeberangi sungai yang ditunjuk, Dia akan
menganugrahinya sebuah hati emas yang tidak akan binasa selamanya, dan juga
keindahan surga."
Setelah pengumuman disampaikan, para boneka tanah
liat tidak ada yang memberi tanggapan dalam waktu yang lama. Akhirnya ada satu
boneka tanah liat yang mengajukan diri.
"Apakah kamu sudah gila? Jangankan menyeberangi
sungai, dicelupkan dalam air saja akan tamat riwayatmu."
"Kamu jangan bermimpi, kamu tahu bagaimana
rasanya kalau dagingmu sedikit demi sedikit lenyap?"
"Kamu akan jadi makanan empuk bagi ikan-ikan,
sampai tidak tersisa sehelai rambut pun."
Namun boneka tanah liat ini sudah bertekat untuk
menyeberangi sungai. Dia tidak ingin seumur hidup hanya menjadi boneka tanah
liat. Dia ingin memiliki hati emas yang tidak akan binasa selamanya, dan juga
keindahan surga. Namun dia tahu, jika ingin sampai ke surga, harus melewati
neraka terlebih dahulu. Neraka ini adalah sungai beraliran deras yang kelak
akan dia lewati.
Boneka tanah liat sampai di tepi sungai, ragu-ragu
sejenak, akhirnya menapakan kakinya masuk ke dalam air. Dalam sekejap, rasa
sakit yang tak tertahankan segera menyalimutinya, dia merasakan kakinya dengan
cepat melebur. Serasa rohnya setiap detik seperti pergi menjauhi tubuhnya.
"Cepat kembalilah! Jika tidak kau akan
binasa." Teriak air sungai.
Boneka tanah
liat tidak menjawab, hanya diam sambil menahan sakit dan berjalan maju, selangkah
demi selangkah.
Di saat itu, dia tiba-tiba mengerti, pilihannya
membuatnya tidak punya kesempatan untuk menyesal sekalipun. Jika dia kembali ke
tepi sungai, dia akan menjadi boneka tanah liat yang cacat; jika dia
berlambat-lambat di dalam air, akan mempercepat kebinasaannya sendiri. Namun
janji yang Tuhan berikan kepadanya terasa jauh dan sulit untuk dicapai.
Boneka tanah liat sendirian dan memaksakan diri untuk
berjalan. Sungai ini sungguh lebar, sepertinya menghabiskan seumur hidup
sekalipun tidak akan mungkin sampai ke tepinya. Dia memandang ke seberang
sungai, terlihat bunga-bunga yang indah, padang
rumput bagaikan permata hijau, dan kastil emas yang sangat besar dan megah. Itu
adalah surga. Manun sepertinya meskipun dia sudah menyerahkan segalanya, dia
tetap tidak akan mungkin dapat sampai ke sana.
Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk lahir di
surga, juga tidak memberinya sayap burung agar dia bisa terbang dengan bebas,
tapi apakah karena hal ini dia bisa
membenci Tuhan? Tuhan menghendaki dia menjadi boneka tanah liat, hai ini sudah
cukup baik, dia sendirilah yang melepaskan kehidupannya yang tenang. Boneka
tanah liat, sambil berpikir sambil terus berjalan maju, satu meter demi satu
meter….
Ikan-ikan mengigit tubuhnya dengan rakus, pasir yang
gembur membuatnya bergoyang-goyang hampir terjatuh. Tidak terhitung berapa kali,
dia diterjang gelombang sampai tidak dapat bernapas.
Boneka tanah liat sungguh ingin berbaring untuk
beristirahat sebentar, tapi dia tahu, begitu berbaring, selamanya dia tidak
akan bisa bangkit lagi, dia juga tidak memiliki kesempatan untuk bersedih, dia
hanya bisa bertahan, bertahan, dan bertahan.
Ajaibnya, setiap kali boneka tanah liat merasa
dirinya sendiri hampir mati, selalu ada sesuatu yang membuatnya bisa bertahan
lagi.
Entah sudah berapa lama…. Akhirnya sampai pada saat
yang membuat boneka tanah liat sungguh-sungguh putus asa. Di luar dugaan,
tiba-tiba dia mendapati dirinya sudah berada di tepi sungai
Dia seperti terlepas dari beban berat, bergembira
seperti orang gila. Dia ingin berjalan menuju padang rumput, namun takut Lumpur di tubuhnya
akan mengotori keindahan surga. dia menundukan kepala dan mulai mengamati
dirinya sendiri, dan mendapati hal yang mengembirakan. Air mengikisnya saat
menyeberangi sungai, dan membuat lumpur di tubuhnya lenyap……… Yang terlihat
sekarang adalah hati emas yang Tuhan taruh saat pertama kali menciptakan dia.
Seorang yang tidak bertobat dari dosanya, tidak akan
sampai ke hadapan Yesus. Karena Yesus datang ke dunia untuk memanggil orang
berdosa. Saya adalah orang berdosa " Tidak ada yang benar, seorangpun
tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang
mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak
ada yang berbuat baik, seorangpun tidak….. dan jalan damai tidak mereka kenal.
rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah,
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam
dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah
menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
Syukur kepada Tuhan! Dia memberi saya keberanian,
untuk membuat saya berani menemukan hatiku yang telah lama hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar