Kamis, 10 Oktober 2013

Berlari Menuju Sukses



Ketika ayahnya yang tua dengan bersemangat, dan gemetaraan menyerahkan uang 4533 Yuan yang dipinjam dari mana-mana, saat itu pula dia jelas mengerti, selelah membayar uang sekolah dan biaya lain-lain sebesar 4100 Yuan,  biaya hidup yang dia miliki dan bebas untuk dia pakai di semester ini hanya tinggal 433 Yuan! Dia juga mengerti, ayahnya yang tua sudah berusaha dengan sekuat tenaga, dan tidak mungkin untuk memberi lebih banyak lagi kepadanya.

"Pa, jangan kuatir. Anakmu ini masih punya sepasang tangan dan sepasang kaki."

Sambil menahan kepedihan, dia tersenyum setelah menghibur ayahnya, kemudian berbalik menuju jalan di pegunungan yang berkelok-kelok. Dalam sekejap, air matanya mengalir.

Memakai sepasang sepatu karet yang masih agak baru, setelah berjalan 120 Mil melalui jalan di pegununguan, kemudian naik kendaraan yang menghabiskan biaya 68 Yuan, akhinya sampailah dia di universitas yang diimpi-impikannya. Sesampainya di sekolah, setelah dikurangi ongkos kendaraan, dan membayar uang sekolah, uang di tangannya hanya tersisa 365 Yuan yang menyedihkan. 300 Yuan lebih untuk 5 bulan, entah bagaimana harus mengaturnya agar bisa melewati semester ini?

Melihat teman-teman sekolahnya yang lehernya digantungkan MP3 dan memakai barang-barang keluaran terbaru lalu lalang di dekatnya, tersenyum dan menyapanya, dia juga ikut tersenyum, hanya saja tidak ada orang yang tahu, di dalam hatinya air mata sedang membanjir. Sehari hanya makan 2 kali, setiap kali dibatasi hanya 2 Yuan. Ini adalah rencana pengeluaran paling rendah yang dia tetapakan bagi dirinya sendiri, namun meskipun demikian, tidak mungkin bisa bertahan sampai akhir semester.

Berpikir, dan berpikir, dia menegakan hati, berlari ke toko Hand Phone, membeli sebuah Hand Phone bekas seharga  150 Yuan. Selain bisa untuk menelpon dan menerima telpon, Hand Phone ini hanya bisa untuk SMS. Hari berikutnya setiap orang di sekolah mempropagandakan iklan kecil yang ditulis dengan tangan yang ditempelkan rubrik iklan sekolah:

"Apakah anda butuh pelayanan sementara? Jika anda tidak ingin pergi membeli makanan, mengambil air, atau membayar telpon, saya akan melayani anda dalam waktu yang sangat singkat. Pelayanan di dalam sekolah, tiap kali 1 Yuan. Pelayanan di luar sekolah dalam jarak 1 Km, tiap kali 2 Yuan."

Begitu iklan itu dikeluarkan, Hand Phone-nya berubah menjadi "saluran" paling sibuk. Seorang kakak kelas tingkat 4 jurusan seni rupa yang pertama kali menelpon:

"Aku ini orangnya pemalas, tiap pagi malas bangun untuk membeli makanan, hal ini aku serahkan padamu!"

"Baiklah! Tiap pagi jam 7 saya akan mengantakan ke kamar anda tepat waktu."

Ada juga teman sekolah yang mengirim SMS:

"Bisakah kamu membantuku membeli sepasang sandal, dan diantar ke kamar 504? Nomer 41, harus tahan bau."

Dia adalah anak laki-laki yang pintar melihat kesempatan, belum lama masuk sekolah, dia sudah menemukan fenomena yang berarti. Di dalam sekolah, terutama murid tingkat 3 dan 4, "rumah siput", makin lama makin banyak.

Yang disebut "rumah siput" adalah murid-murid yang keadaan keluarganya cukup baik, sepanjang hari meringsut di dalam asrama membaca buku, dan main komputer, sampai makanan pun tidak mau turun ke lantai bawah untuk mengambilnya. Namun dia tumbuh besar di gunung, lubang dan jalan yang tidak rata di pegunungan telah memberinya sepasang "kaki yang cepat". Naik ke lantai 5 atau lantai 6 adalah hal yang dapat dilakukan dalam sekejap mata.

Sore itu, seorang senior menelpon, menyuruhnya pergi ke sebuah restoran cepat saji di luar sekolah, membeli makanan cepat saji seharga 15 Yuan. Dia menutup telpon, dan langsung berlari secepat angin. Dan kembali tidak sampai 10 menit. Ini sudah terlalu cepat! Senior itu mengeluarkan uang 20 Yuan, dan memberikan padanya. dia mengembalikan 3 Yuan. Karena dari awal sudah sepakat, keluar sekolah, biaya pelayanan 2 Yuan. Berbinis, tidak peduli besar atau kecil harus bonafid.

Kemudian karena keefisienan dan kebonafidannya, setiap kamar asalkan ada kebutuhan untuk membeli barang, selalu teringat kapadanya. Bisa memiliki bisnis yang begitu meledak, sungguh-sungguh di luar dugaannya. Terkadang, begitu selesai pelajaran, dan begitu membuka hand phone, di dalamyan penuh bertumpuk pesan berisi bermacam-macam permintaan pelayanan.

Suatu sore, turun hujan lebat, namun hand phone tidak kehilangan kesempatan untuk berbunyi, seorang wanita mengirim SMS. Wanita itu berkata, dia butuh sebuah payung, makin cepat makin baik. Begitu menerima pesan, dia segera berlari menerjang hujan. Saat dia yang basah kuyup terguyur hujan menyerahkan paying itu ke tangan si wanita, wanita itu sangat terharu, di luar dugaan memberinya sebuah pelukan yang hangat.

Itu adalah petama kalinya dia dipeluk oleh seorang gadis! Dia terus menerus mengucapkan terima kasih, tak tahan air matanya pun mengalir.

Seturut meningkatnya orang yang mengenalnya, bisnisnya kian lama kian baik, asalkan pelanggannya ada permintaan, dia akan menyediakan pelayanan yang tercepat dan terbaik.

Seperti hanya sekejap mata, semester pertama selesai di tengah-tengah tak henti-hentinya dia berlari. Liburan musim dingin dia pulang ke rumah, ayahnya yang tua masih bersedih karena biaya sekolahnya, namun dia menarik keluar1000 Yuan dan meletakannya ke tangan ayahnya:

"Pa, meskipun engkau tidak memberiku sebuah keluarga yang kaya, namun engkau memberiku sepasang kaki yang mahir berlari. Dengan sepasang kaki ini, aku pasti bisa berlari menyelesaikan perguruan tinggi, berlari sampai membuahkan hasil.."

Tahun berikutnya, dia tidak berjuang sendirian lagi, namun mengajak beberapa teman dengan keadaan keluarga yang tidak baik, bekerja melayani pelanggan di seluruh sekolah dan juga dari luar sekolah. Ruang lingkup pelayanannya juga tak henti-hentinya meluas. Pelan-pelan dari barang kebutuhan sehari-hari yang sederhana berkembang sampai ke suku cadang komputer dan barang elektronik.

Sampai selesai semester ini, dia tidak hanya membeli komputer, di internet juga memiliki jaringan pelanggan yang luas, dan dipilih oleh sebuah pusat perbelanjaan besar menjadi kepala pelayanan sekolah.

Berlari, berlari, dan tidak berhenti berlari, dia berlari sepanjang jalan menuju sukses. Dia berkata, perguruan tinggi tingkat 4, dia tidak hanya ingin menyelesaikan kulia dengan sangat baik, tapi juga ingin mendapatkan "tong emas pertama" yang akan dia pakai untuk membangun usahanya kelak.

Dia menetapkan "tong emas pertama" sejumlah 500,000 Yuan. Namanya He Jianan. Seorang yang berlari keluar dari pegunungan Xing An, langsung berlari masuk sampai menjadi siswa tingkat 3 universitas keguruan di propinsi.

Sekarang, meskipun sudah menjadi kepala pelayanan sekolah, namun dia tetaplah dia yang dulu, tetap bersahaja, rajin dan cekatan, demi mendapatkan biaya pelayanan 1 Yuan merebuskan 1 teko air panas untuk pelanggannya, dan lagi telap adalah anak laki-laki yang berlari seperti angin.

Jika itu adalah anda, apa yang akan anda lakukan?

Apakah anda akan seperti dia mulai untuk berlari?

Atau hanya bisa bersungut-sungut, tentang kehidupan sosial orang tua anda?


Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.
Ratapan 3:27


Tidak ada komentar:

Posting Komentar